Barangkali manusia bisa disebut sebagai makhluk tukang complain. Yang diberi warna rambut hitam pengennya punya rambut pirang. Yang kriting pengen lurus sedangkan yang lurus pengen kriting. Yang gemuk pengen lebih kurus, yang kurus pengen lebih gemuk. Yang miskin pengen kaya raya. Yang bergelimang harta pengen hidup sederhana asal bahagia. Kalo hujan pengen cuaca cerah, kalo lama enggak hujan juga mengeluh. Persis seperti gambaran orang Israel yang terus menerus mengeluh selama perjalanannya menuju ke Kanaan.
Kalo dipikir-pikir, bukankah seharusnya mereka menjadi bangsa yang paling berbahagia karena bisa melihat penyertaan Tuhan dengan cara yang ajaib setiap hari ?
Mereka melihat dengan mata kepala sendiri tiang awan dan tiang api memimpin barisan mereka. Mereka melihat laut Teberau terbelah, memcicipi roti dari Sorga, mendapatkan air saat kehausan, makan buah korma saat kelelahan, bahkan makan daging di tengah padang gurun!
Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tidak pernah rusak selama perjalanan panjang itu. Kebayang nggak sih.. kalo kasutnya rusak ?
Berulang kali bahkan Tuhan Allah sendiri menemui mereka di tengah perkemahan atau di atas gunung yang ditujuk Tuhan. Mereka memiliki Tuhan sang empunya langit dan bumi, bukankah itu sudah lebih dari cukup ?
Tapi yang dilakukan mereka adalah persis seperti yang kita lakukan setiap hari. Mengomel, mengeluh, menggerutu ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita. Secara mata mereka melihat penyertaan Tuhan, namun tidak mempu melihat kebaikan Tuhan.
Sadarkah kita bahwa complaining itu dosa ? Menggerutu, mengeluh, protes dan mengomel adalah bentuk pemberontakan kita atas kehendak Allah. Bilangan 14:11.
Ketika kita mengeluh, hal itu sama dengan menghasut, menolak, bahkan melawan Tuhan.
Itulah sebabnya, hukuman bagi si tukang complain tidak tanggung-tanggung. Tuhan melakukan kepada mereka tepat seperti apa yang mereka keluhkan.
So, masih berani anggap enteng complaining ?
Kalo dipikir-pikir, bukankah seharusnya mereka menjadi bangsa yang paling berbahagia karena bisa melihat penyertaan Tuhan dengan cara yang ajaib setiap hari ?
Mereka melihat dengan mata kepala sendiri tiang awan dan tiang api memimpin barisan mereka. Mereka melihat laut Teberau terbelah, memcicipi roti dari Sorga, mendapatkan air saat kehausan, makan buah korma saat kelelahan, bahkan makan daging di tengah padang gurun!
Tuhan membuat pakaian dan kasut mereka tidak pernah rusak selama perjalanan panjang itu. Kebayang nggak sih.. kalo kasutnya rusak ?
Berulang kali bahkan Tuhan Allah sendiri menemui mereka di tengah perkemahan atau di atas gunung yang ditujuk Tuhan. Mereka memiliki Tuhan sang empunya langit dan bumi, bukankah itu sudah lebih dari cukup ?
Tapi yang dilakukan mereka adalah persis seperti yang kita lakukan setiap hari. Mengomel, mengeluh, menggerutu ketika sesuatu tidak berjalan sesuai dengan keinginan kita. Secara mata mereka melihat penyertaan Tuhan, namun tidak mempu melihat kebaikan Tuhan.
Sadarkah kita bahwa complaining itu dosa ? Menggerutu, mengeluh, protes dan mengomel adalah bentuk pemberontakan kita atas kehendak Allah. Bilangan 14:11.
Ketika kita mengeluh, hal itu sama dengan menghasut, menolak, bahkan melawan Tuhan.
Itulah sebabnya, hukuman bagi si tukang complain tidak tanggung-tanggung. Tuhan melakukan kepada mereka tepat seperti apa yang mereka keluhkan.
So, masih berani anggap enteng complaining ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar