Bedak talek masih banyak digunakan orang terutama ibu-ibu untuk diusapkan di tubuh bayinya. Tapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa bedak talek memicu kanker. Bagaimana kondisi yang sebenarnya?
Bedak talek dihasilkan dari mineral yang disebut dengan talc atau magnesium trisillicate. Dalam bentuk alamnya, talc ditemukan berbentuk batuan dan diketahui mengandung serat menit terutama asbes. Proses yang harus dilakukan untuk memisahkan kandungan ini dari batu tidaklah mudah.
Seperti dilansir dari buzzle, Sabtu (22/5/2010), sebuah studi menunjukkan bahwa asbes sebagai salah satu bahan yang terkandung dalam bedak talek bersifat karsinogen, yang dapat menyebabkan berbagai jenis kanker dalam penggunaan jangka panjang.
Kemungkinan ada berbagai macam bedak yang digunakan. Namun studi menunjukkan bahwa penggunaan bedak yang terlalu sering dapat mengarah pada pengembangan dari dua jenis kanker yaitu kanker paru-paru dan kanker ovarium.
Sebenarnya pada tahun 1973, badan pengawas makanan dan obat AS (US Food and Drug Administration) merancang resolusi untuk membatasi jumlah serat asbes seperti pada bedak kosmetik. Namun, tidak pernah ada keputusan yang dibuat untuk batasan talc pada bedak kosmetik.
Bubuk talek dan kanker paru-paru
Sebuah penelitian mengklaim bahwa sering menghirup bedak bisa menjadi penyebab kanker paru-paru. Para ibu yang menggunakan bubuk talek ini juga sudah diperingatkan terhadap penggunaannya secara teratur. Hal ini bukan saja menempatkan bayi pada risiko kanker, tapi juga bagi orang disekitarnya yang menghirup bubuk talek ini.
Selain itu, talc juga digunakan sebagai bahan untuk membuat bedak anti kutu pada anjing, dan hal ini ditemukan berbahaya baik bagi hewan peliharaan dan keluarga yang tinggal bersama-sama.
Hal ini terutama disebabkan oleh partikel asbes yang sangat kecil dalam bentuk bubuk sehingga mudah dihirup dan masuk ke dalam paru-paru. Kondisi ini tentu saja dapat memicu reaksi inflamasi (peradangan) yang nantinya dapat berkembang menjadi kanker.
Sementara itu saat penelitian lebih lanjut dilakukan, ditemukan para penambang talc dalam jumlah besar telah didiagnosa menderita kanker paru-paru. Hal ini disebabkan pekerjaan tersebut mengharuskan seseorang kontak dengan talc secara konstan. Selain itu juga ditemukan talc yang belum diproses akan jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan produk akhir yang sampai ke konsumen.
Bedak talek dan kanker ovarium
Studi mengenai hal ini masih sedikit kabur dan memerlukan klarifikasi. Berdasarkan studi penelitian berskala besar, penggunaan bedak talek oleh perempuan di alat kelaminnya bisa menyebabkan partikel tersebut masuk ke dalam indung telur dan mengakibatkan multiplikasi sel ovarium dengan cepat. Kondisi ini adalah salah satu karakteristik utama dari kanker.
Namun hal ini juga tergantung pada seberapa banyak bedak tersebut digunakan, diperkirakan risiko kanker ovarium akan meningkat jika sering menggunakan bedak talek.
Seperti dikutip dari Cancer.org, Sabtu (22/5/2010) sebuah studi prospektif (umumnya dianggap yang paling informatif) diterbitkan pada tahun 2000 yang menemukan tidak ada pengaruhnya secara menyeluruh dengan kanker ovarium, tapi meningkatkan risiko sebesar 40 persen pada salah satu tipe dari invasive serous cancers.
Sementara yang terkait dengan kanker paru-paru, satu studi menemukan adanya peningkatan risiko paru-paru, tapi studi lain menemukan tidak ada peningkatan risiko.
Studi terhadap penggunaan bedak talek ini bersifat pribadi sehingga memberikan hasil yang tidak konsisten, walaupun beberapa hal mendukung peningkatan risiko kanker. Namun bagi orang yang terbiasa menggunakan bedak, tak ada salahnya untuk mempertimbangkan menghindari atau tidak menggunakan bedak yang mengandung talc.
Datuk Dr Nor Ashikin Mokhtar, ahli kandungan konsultan & ginekolog seperti dilansir dari the Star mengatakan sampai penelitian ilmiah dapat memberikan jawaban yang lebih baik, maka terserah pada individu untuk membuat keputusannya sendiri mengenai penggunaan bedak talek.
“Kita harus ingat bahwa belum tentu setiap butir bedak adalah karsinogenik karena tergantung pada tingkat serat asbes-seperti di bedak yang digunakan,” katanya.
Menurut Dr Nor salah satu alternatif untuk bedak talek adalah dengan menggunakan serbuk pati jagung yang tidak mengandung talc. Pati jagung tidak terkait ke setiap bentuk kanker dan lebih mudah dipecah oleh tubuh, seperti bedak.
Konsultasikan juga dengan dokter anak Anda, apakah aman untuk menggunakan bedak bayi pada bayi dan anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar