Seorang musuh menunjukkan permusuhan atau kebencian dan berusaha menyakiti, didorong oleh sikap bermusuhan atau keinginan merusak. Tak seorang pun dari kita bebas dari pengalaman tidak enak yang ditimbulkan oleh kesalahan orang lain. Dalam situasi demikian, biasanya kita ingin membalas setimpal. (1 Korintus 2:14).
Tetapi Firman Tuhan selalu menganjurkan respon-respon berikut: "Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" (Roma 12:18) "Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan." (Roma 12:17) "Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan." (Roma 12:19).
"Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu." (Matius 5:44)
"Kasihilah musuhmu."
"Berdoalah bagi mereka yang mengasihi kamu."
Ada beberapa sikap dan tindakan yang memperuncing permusuhan atau memperlebarjurang perbedaan:
1. Mementingkan diri sendiri atau tidak peka pada orang lain.
2. Tidak sedia mengakui (karena sombong), bahwa kitalah yang menyakiti dia dan bukan sebaliknya.
3. Sikap-sikap munafik seperti: Membicarakan orang dan bukan bicara dengan orang bersangkutan; meremehkan, mengkritik sikap dan tindakan mereka dan bukan menghadapinya dengan rendah hati; Memperuncing perbedaan dengan mengarang duduk peristiwa menurut versi kita sendiri yang dari mulut ke mulut menjadi makin jauh dari aslinya.
4. Dengan sengaja mengabaikan suatu situasi yang menegangkan dan bukan mendoakan atau mengoreksinya. Mengabaikan seseorang tidak mengurangi ketegangan-ketegangan.
5. Melepaskan tanggung jawab dengan bersikap pasif dalam suatu situasi tanpa usaha untuk bertindak.
6. Menyembunyikan diri di balik "kemarahan yang benar".
7. Menganggap diri lebih baik karena menemukan kesalahan orang lain.
8. Tidak sadar bahwa seringkali lebih sulit mengampuni mereka yang kita salahi daripada mereka yang bersalah kepada kita.
9. Tidak sedia menjalani "mil kedua" atau "memberi pipi yang sebelah lagi" sebagaimana diajarkan Alkitab (Matius 5:39,41). Kita dituntut untuk mengampuni tujuh puluh kali tujuh kali (Matius 18:21,22). Keampunan adalah inti kehidupan yang sudah ditebus. "Ampunilah, maka kamu akan diampuni." (Lukas 6:37).
10. Tidak mentaati Firman Allah yang secara khusus memerintahkan kita untuk mengasihi musuh-musuh kita, memberkati, mengasihi dan mendoakan mereka (Matius 5:44).
"Allah dapat dan ingin memberikan anda hati yang rela mengampuni, ketika anda menerima keampunan-Nya, melalui Yesus Kristus. Jika anda menerima Dia, anda akan menyadari betapa banyak Dia mengampuni, dan ini mendorong anda untuk rela mengampuni mereka yang bersalah pada anda. Dalam dunia, balas-membalas setimpal kesalahanlah yang dijadikan prinsip. Di antara orang Kristen, yang berlaku adalah kesediaan menanggung akibat yang ditimbulkan oleh kesalahan orang lain demi Kristus, dan mengampuni supaya orang lain boleh menemukan anugerah Allah atas orang-orang berdosa melalui kita." ***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar