Hajaran Tuhan

Kerap seorang Kristen akan mengakui adanya dosa atau ketidaktaatan yang menyebabkan hajaran Tuhan atasnya. Kali lain, percakapan akan membeberkan adanya masalah dan kesulitan yang menyebabkan Tuhan mengurus orang bersangkutan.

Hajaran Tuhan sesuai prinsip Alkitab:

"Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya Tuhan, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka." (Mazmur 94:12,13).

"Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi."
(Amsal 3:11,12).

"Alkitab berkata, orang yang dikasihi-Nya, dihajar-Nya. Jika hidup selalu gampang, kita akan menjadi lemah, bukan? Jika seorang tukang kayu pembuat kapal, membutuhkan kayu keras untuk tiang layar, dia tidak menebang pohon yang di lembah, tetapi di atas gunung di mana pohon-pohon berdiri tegar dalam terpaan angin. Pohon-pohon sedemikianlah yang paling kuat. Keberatan hidup bukanlah pilihan kita, tetapi jika kita menghadapinya dengan berani, serat-serat jiwa kita akan ditempanya menjadi kuat.

Allah bukan bermaksud mempecundangi kita dengan disiplin-Nya, tetapi untuk membentuk kita menjadi hidup yang berguna dan menjadi berkat. Dalam hikmat-Nya, Dia tahu bahwa hidup tanpa kendali adalah hidup tak bahagia. Maka Dia memasang tali lis dan kang dalam jiwa-jiwa kita yang senang mengembara, agar jiwa-jiwa itu dapat diarahkannya berjalan dalam lorong-lorong kebenaran."

Hajaran adalah salah satu pilihan yang baik:

"Diberikan-Nya kepada mereka apa yang mereka minta, dan didatangkan-Nya penyakit paru-paru di antara mereka." (Mazmur 106:15).

"Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." (1Kor 9:27).

Allah menghajar karena maksud tertentu:

1. Dia ingin membimbing kita untuk bertobat. "Namun sekarang aku bersukacita, bukan karena kamu telah berdukacita, melainkan karena dukacitamu membuat kamu bertobat. Sebab dukacitamu itu adalah menurut kehendak Allah, sehingga kamu sedikit pun tidak dirugikan oleh karena kami." (1Korintus 9:2).

2. Dia ingin memulihkan kita ke dalam persekutuan. "Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus" (1Yoh 1:3).

3. Dia ingin menjadikan kita lebih setia. "Yang akhirnya dituntut dari pelayan-pelayan yang demikian ialah, bahwa mereka ternyata dapat dipercayai." (1Korintus 4:2).

4. Dia ingin membuat kita rendah hati. "Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur daripadaku.  Tetapi jawab Tuhan kepadaku: 'Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.'" (2 Korintus 12:7-9).

5. Dia ingin mengajarkan kita kepekaan untuk menguji diri. "Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita. Tetapi kalau kita menerima hukuman dari Tuhan, kita dididik, supaya kita tidak akan di hukum bersama-sama dengan dunia." (1Kor 11:31,32).

6. Dia ingin menyiapkan kita bagi suatu pelayanan yang berhasil. "Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia." (1Korintus 15:58). ***

Tidak ada komentar: