Tahun lalu, krisis internasional meledak ketika Israel
menghentikan armada kapal yang melanggar blokade laut atas Jalur Gaza. Insiden
itu membuat Israel semakin terisolasi, namun beberapa orang Yahudi malah
melihat bahwa nubuatan yang ada di dalam Alkitab menjadi nyata melalui krisis
ini.
Ketika pasukan Israel menyerbu kapal Turki, Mavi Mamara, yang
memimpin armada, segalanya berbalik dengan cepat menjadi mematikan. Aktivis pro
Palestina menyerang tentara yang kemudian membela diri. Sembilan aktivis tewas
dalam bentrokan ini.
Israel bertindak untuk memiliki senjata yang dikeluarkan Hamas
untuk mengontrol Gaza, namun tindakan ini tidak dapat menghentikan tudingan
dunia internasional terhadap Israel. Dewan keamanan PBB bahkan mengutuk Israel
dan menyerukan diadakannya investigasi. Swedia, Irlandia dan negara-negara lain
merencanakan untuk melakukan boikot terhadap negara Yahudi ini.
Insiden ini juga memunculkan Turki sebagai pemain utama di Timur
Tengah, dimana Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan menggeser teman sekutunya
dari Israel beralih ke Iran, Suriah dan sumbu kekuasaan mereka.
“Turki merupakan sekutu Israel selama lebih dari enam dekade
terakhir,” ujar penulis Joel Rosenberg kepada CBN News. “Turki adalah negara demokrasi,
negara muslim moderat, sekutu NATO dan teman dari Amerika Serikat, tujuan
wisata bagi puluhan ribu orang Israel, namun semuanya telah berubah saat ini,”
ujar Rosenberg.
Perubahan ini menjadi penyesuaian utama di Timur Tengah. Turki –
yang merupakan sekutu dekat dari Israel dan dunia barat – kini terbuka dan
memiliki hubungan dekat dengan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Presiden
Suriah Bashar al-Assad dan penguasa Rusia Vladmir Putin.
Jadi apa artinya pergeseran kekuasaan dan meningkatnya isolasi
terhadap Israel? Beberapa orang di Israel dan di seluruh dunia percaya hal ini
mencerminkan nubuatan Alkitab.
“Fakta yang ada menunjukkan bahwa sebagian besar dari Yehezkiel 36
dan 37 telah menjadi kenyataan – kelahiran kembali dari Israel, Yahudi kembali
ke Tanah Suci setelah berabad-abad berada di pengasingan, membangun kembali
reruntuhan kuno, dan tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat Yehezkiel 38
dan 39 – mengenai perang Gog dan Magog – akan menjadi kenyataan di generasi
ini?” ujar Rosenberg memberikan alasan.
Menyusul insiden armada kapal tahun lalu, Dewan Rabbi Yudea dan
Samaria mengeluarkan pernyataan bahwa sepertinya “kami ditempatkan pada awal
proses Gog dan Magog, dimana dunia melawan kami, tetapi akan berakhir dengan
penebusan yang ketiga dan terakhir.”
Gog dan Magog merupakan referensi Alkitab dari Kitab Yehezkiel
pasal 38 dan 39 ketika koalisi negara menyerang tanah Israel. Tak seorangpun
tahu apakah hal ini akan terjadi dalam waktu dekat atau tidak, namun banyak
yang percaya bahwa perang di Timur Tengah akan meletus.
“Ketika Ada menonton lintasan peristiwa geopolitik di pusat dunia,
peristiwa demi peristiwa yang ada semakin mendukung Yehezkiel 38 dan 39 menjadi
kenyataan, mungkin lebih cepat dari yang kita sadari,” ujar Rosenberg.
Hizbullah di Libanon kini telah memiliki lebih dari 50.000 roket
untuk menghadapi konflik dengan Israel di masa depan. Hamas di Jalur Gaza terus
mempersenjatai diri mereka dan program nuklir serta misil Iran telah berdiri
siap untuk memenuhi impian para mullah menghancurkan negara Yahudi.
Tanda zaman menunjukkan akhir zaman telah semakin mendekat. Tak
ada seorangpun yang tahu kapan persisnya hal itu terjadi namun nubuatan Alkitab
telah mencatat semuanya dan sejauh ini satu persatu terus digenapi. Sebagai
orang percaya, bukan rasa takut yang harus kita miliki namun kita harus semakin
giat mempersiapkan diri melakukan bagian kita di bumi ini dalam menyambut akhir
zaman yang semakin mendekat.
sumber:cbn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar