Milka adalah seorang janda beranak tiga yang sehari-harinya berjualan minuman dan makanan sederhana di sebuah kantin sekolah. Sampai pada suatu hari, sebuah kejadian yang sangat mengenaskan menimpanya. Ia terlindas oleh sebuah bis hingga kedua kakinya hancur. Rusuknya pun patah sehingga menusuk paru-paru dan hatinya.
Kejadian itu seperti tidak terduga karena tiba-tiba sudah ada sebuah bis yang langsung melintas di depan matanya dan menabrak Milka sekelebat saja. Milka terpental dan saat itu dia tidak menyadari kalau sebenarnya tulang rusuknya menikam levernya, sehingga bagian dalam tubuhnya rusak. Milka terpental menyerempet ke arah tembok dan terpental masuk ke dalam kolong bis. Milka terseret dan terlempar sekitar 30 m ke depan.
"Kejadian itu hari Selasa, tanggal 6 Juni tahun 2006. Saat itu saya mau pergi doa ke gereja. Saat itu saya mau masuk ke terminal, saya jalan seperti biasa. Ketika itu sebenarnya perkiraan saya bis itu masih jauh, tapi tiba-tiba bis itu sudah di depan badan saya dan menyerempet saya. Di belakang saya ada pagar tembok, saya menempel di tembok, dan bus itu menyambar begitu kuat ke badan saya. Saya terjatuh di bawah kolong bus, dan saya terseret sampai ke depan sekitar 30 m. Saya sempat bilang "Yesus!!", dan sekelebat kepala saya terhindar dari hantaman bis. Saya kira kalau tidak ditolong Tuhan pastilah kepala saya yang tersambar bis, mungkin sudah gegar otak dan bisa saja kepala saya hancur. Ternyata tulang belikat saya sudah putus namun saya tidak menyadarinya sama sekali. Saya masuk ke bawah kolong bis, terseret beberapa meter dan kaki saya tergilas oleh bis itu. Saat itu saya antara sadar dan tidak sadar, ya itu namanya kekuatan Tuhan. Saat itu saya masih bisa berbicara, saya masih bisa melihat keadaan kaki saya. Kondisi kaki yang tergilas itu sudah copot, hancur, daging terbelah dua, jadi dagingnya sudah lepas, jadi seperti terbuka kayak sandal, dan cuma menempel pada ujung jari," kisah Milka mengenai kejadian tragis yang dialaminya.
Kejadian itu spontan membuat semua orang yang melihat kejadian tersebut menjerit histeris. Mereka sudah mengira pastilah orang yang tertabrak itu meninggal. Ketika mereka melihat Milka yang terseret, mereka lebih shock karena daging kaki Milka sudah terlepas dan mengeluarkan banyak darah, ibaratnya tinggal menggantung di satu bagian sisi jarinya. Sungguh pemandangan yang mengenaskan.
Puji Tuhan ada orang yang iba dan membantu Milka dan segera membawanya ke rumah sakit. Milka langsung mendapat pertolongan di ruang UGD, dan saat itu dokter mengatakan harus diamputasi. Tapi Milka menolak hal itu dan percaya bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan dia.
Pupung, adik Milka yang menerima kabar kecelakaan itu tidak dapat mempercayainya. Pupung hanya berpikir, orang kecelakaan kok masih bisa menelepon? Melalui telepon itu Milka hanya mengatakan kalau dirinya sudah ditabrak bis dan diseret. Dengan menaiki ojek, Pupung pun segera pergi ke rumah sakit Pertamina, karena Pupung harus segera menandatangani surat ijin pengoperasian kaki Milka. Sesampainya di rumah sakit, Pupung hanya mendapati Milka yang sudah terbaring bersimbah darah di rumah sakit. Pupung benar-benar tidak habis pikir, bagaimana dengan kondisinya yang seperti itu, Milka masih bisa menelepon mengabari keadaannya kepada Pupung dan seorang kakaknya yang lain.
Waktu semakin mendesak dan Milka pun dipersiapkan untuk dioperasi. Namun sebelum itu, Milka sempat diperiksa sekali lagi oleh tim dokter yang menanganinya. Ternyata dari hasil pemeriksaan tersebut, Milka mengalami luka trauma lain yang tidak hanya membahayakan kakinya tapi juga nyawanya. Karena dokter curiga dengan pendarahan hebat yang dialaminya, ada kemungkinan rongga perut atau abdomen Milka juga mengalami luka yang cukup serius.
Kalau membayangkan kondisi Milka saat itu, kakinya bagaikan kaki monster. Benar-benar menyeramkan, sudah tidak ada kulitnya dan yang tampak hanya gumpalan-gumpalan daging merah saja.
"Secara teoritis, pilihan terapi terbaik adalah amputasi. Bu Milka ini menurut kita pasien yang sangat kooperatif, sangat baik, sangat pasrah menyerahkan hidupnya ke dokter dan juga ke Tuhan," ujar salah seorang tim dokter yang menangani Milka.
Melihat keadaan Milka, Pupung sangat sedih. Karena secara manusia, kondisi Milka sepertinya sudah tidak ada harapan lagi. Dokter sendiri hanya bisa menyarankan Pupung untuk mendoakan Milka. Karena hanya doa yang bisa menyelamatkan, karena dengan kondisi seperti ini, Milka seharusnya sudah meninggal dunia.
Operasi penyelamatan berhasil. Milka telah berhasil melewati masa krisisnya. Saat menjaga sang kakak, Pupung teringat akan mimpinya. Beberapa malam sebelumnya Pupung bermimpi ia sedang membasuh kaki seseorang sampai bersih, tapi Pupung tidak tahu kaki siapakah itu. Namun saat di ruang UGD, Pupung yang sedang teringat mimpinya sadar bahwa di dalam mimpinya ia sedang membasuh kaki kakaknya sendiri.
Saat mengevaluasi kaki Milka, dokter menemukan sesuatu yang luar biasa. Ujung-ujung jari kaki Milka memerah. Tim dokterpun semakin optimis kalau memang kaki Milka masih bisa diselamatkan. Dan tuntunan Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Saat tagihan rumah sakit selama Milka dirawat di rumah sakit hampir mencapai 120 juta, Pupung bingung darimana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Namun Tuhan sudah mengatur semuanya. Ada sumbangan dari gereja 70 juta, dan keluarga juga menjual rumah sampai akhirnya seluruh biaya yang dibutuhkan dapat terlunasi. Pupung benar-benar tidak menyangka bagaimana uang sebanyak itu bisa Tuhan sediakan tepat pada waktunya. Pupung pun dikuatkan dan ia percaya apapun yang ia doakan mulai saat itu pasti akan terjadi sepanjang ia selalu dekat dengan Tuhan.
Iman Milka terbukti karena selama ini dia tetap mengucap syukur dalam segala kesakitan yang dia alami. Milka melewati 4 kali operasi, paru-parunya harus dilubangi karena terendam darah dan juga pemasangan pen.
"Tuhan yang saya rasakan itu memang luar biasa. Setiap hari jam 6 sore, dengan memakai walkman, saya selau bernyanyi ‘Semua Baik'. Sampai kadang-kadang sakit di kaki yang menurut dokter bisa tak tertahankan, namun tidak saya rasakan," kisah Milka mengenang kejadian kecelakaan yang dialaminya.
Dari mukjizat yang terjadi, 2 tahun berlalu semenjak kecelakaan itu terjadi, Milka telah banyak mengalami kebaikan Tuhan. Terlebih lagi di saat ia dapat berjalan kembali dengan normal.
"Menurut kami berdasarkan pengalaman kedokteran kami selama 6 tahun di sini, kasus ibu Milka merupakan suatu hal yang fantastik. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana mekanismenya sampai bisa selamat seperti ini," ujar dokter yang menangani Milka.
"Itu suatu mukjizat. Karena kaki yang seharusnya dibuang, tetap dipertahankan. Jadi mukjizatnya ada dua, yang seharusnya mati tapi hidup dan hidupnya masih dengan kaki yang lengkap," ungkap dokter Nia yang juga menangani Milka.
Semua operasi yang dijalani Milka berhasil dan Milka benar-benar menyadari bahwa semua karena kebaikan dan campur tangan Tuhan dalam setiap kehidupannya. Milka tahu bahwa tanpa Tuhan tidak mungkin dia bisa kembali pulih melihat keadaan yang dideritanya akibat kecelakaan itu demikian parah. Sekarang Milka hanya bisa mengucap syukur terharu dan semakin bertekad untuk setia dalam mengikuti Tuhan karena kebaikan Tuhan sungguh nyata dalam hidupnya.
"Dia sangat luar biasa karena Dia sangat baik. Sampai saya bisa pulih lagi, saya bisa berjalan lagi. Dokter berkata kalau saya akan cacat, tapi Tuhan berkata tidak," ujar Milka haru penuh ucapan syukur.
Sumber Kesaksian :
Lani Milka
Kejadian itu seperti tidak terduga karena tiba-tiba sudah ada sebuah bis yang langsung melintas di depan matanya dan menabrak Milka sekelebat saja. Milka terpental dan saat itu dia tidak menyadari kalau sebenarnya tulang rusuknya menikam levernya, sehingga bagian dalam tubuhnya rusak. Milka terpental menyerempet ke arah tembok dan terpental masuk ke dalam kolong bis. Milka terseret dan terlempar sekitar 30 m ke depan.
"Kejadian itu hari Selasa, tanggal 6 Juni tahun 2006. Saat itu saya mau pergi doa ke gereja. Saat itu saya mau masuk ke terminal, saya jalan seperti biasa. Ketika itu sebenarnya perkiraan saya bis itu masih jauh, tapi tiba-tiba bis itu sudah di depan badan saya dan menyerempet saya. Di belakang saya ada pagar tembok, saya menempel di tembok, dan bus itu menyambar begitu kuat ke badan saya. Saya terjatuh di bawah kolong bus, dan saya terseret sampai ke depan sekitar 30 m. Saya sempat bilang "Yesus!!", dan sekelebat kepala saya terhindar dari hantaman bis. Saya kira kalau tidak ditolong Tuhan pastilah kepala saya yang tersambar bis, mungkin sudah gegar otak dan bisa saja kepala saya hancur. Ternyata tulang belikat saya sudah putus namun saya tidak menyadarinya sama sekali. Saya masuk ke bawah kolong bis, terseret beberapa meter dan kaki saya tergilas oleh bis itu. Saat itu saya antara sadar dan tidak sadar, ya itu namanya kekuatan Tuhan. Saat itu saya masih bisa berbicara, saya masih bisa melihat keadaan kaki saya. Kondisi kaki yang tergilas itu sudah copot, hancur, daging terbelah dua, jadi dagingnya sudah lepas, jadi seperti terbuka kayak sandal, dan cuma menempel pada ujung jari," kisah Milka mengenai kejadian tragis yang dialaminya.
Kejadian itu spontan membuat semua orang yang melihat kejadian tersebut menjerit histeris. Mereka sudah mengira pastilah orang yang tertabrak itu meninggal. Ketika mereka melihat Milka yang terseret, mereka lebih shock karena daging kaki Milka sudah terlepas dan mengeluarkan banyak darah, ibaratnya tinggal menggantung di satu bagian sisi jarinya. Sungguh pemandangan yang mengenaskan.
Puji Tuhan ada orang yang iba dan membantu Milka dan segera membawanya ke rumah sakit. Milka langsung mendapat pertolongan di ruang UGD, dan saat itu dokter mengatakan harus diamputasi. Tapi Milka menolak hal itu dan percaya bahwa Tuhan sanggup menyembuhkan dia.
Pupung, adik Milka yang menerima kabar kecelakaan itu tidak dapat mempercayainya. Pupung hanya berpikir, orang kecelakaan kok masih bisa menelepon? Melalui telepon itu Milka hanya mengatakan kalau dirinya sudah ditabrak bis dan diseret. Dengan menaiki ojek, Pupung pun segera pergi ke rumah sakit Pertamina, karena Pupung harus segera menandatangani surat ijin pengoperasian kaki Milka. Sesampainya di rumah sakit, Pupung hanya mendapati Milka yang sudah terbaring bersimbah darah di rumah sakit. Pupung benar-benar tidak habis pikir, bagaimana dengan kondisinya yang seperti itu, Milka masih bisa menelepon mengabari keadaannya kepada Pupung dan seorang kakaknya yang lain.
Waktu semakin mendesak dan Milka pun dipersiapkan untuk dioperasi. Namun sebelum itu, Milka sempat diperiksa sekali lagi oleh tim dokter yang menanganinya. Ternyata dari hasil pemeriksaan tersebut, Milka mengalami luka trauma lain yang tidak hanya membahayakan kakinya tapi juga nyawanya. Karena dokter curiga dengan pendarahan hebat yang dialaminya, ada kemungkinan rongga perut atau abdomen Milka juga mengalami luka yang cukup serius.
Kalau membayangkan kondisi Milka saat itu, kakinya bagaikan kaki monster. Benar-benar menyeramkan, sudah tidak ada kulitnya dan yang tampak hanya gumpalan-gumpalan daging merah saja.
"Secara teoritis, pilihan terapi terbaik adalah amputasi. Bu Milka ini menurut kita pasien yang sangat kooperatif, sangat baik, sangat pasrah menyerahkan hidupnya ke dokter dan juga ke Tuhan," ujar salah seorang tim dokter yang menangani Milka.
Melihat keadaan Milka, Pupung sangat sedih. Karena secara manusia, kondisi Milka sepertinya sudah tidak ada harapan lagi. Dokter sendiri hanya bisa menyarankan Pupung untuk mendoakan Milka. Karena hanya doa yang bisa menyelamatkan, karena dengan kondisi seperti ini, Milka seharusnya sudah meninggal dunia.
Operasi penyelamatan berhasil. Milka telah berhasil melewati masa krisisnya. Saat menjaga sang kakak, Pupung teringat akan mimpinya. Beberapa malam sebelumnya Pupung bermimpi ia sedang membasuh kaki seseorang sampai bersih, tapi Pupung tidak tahu kaki siapakah itu. Namun saat di ruang UGD, Pupung yang sedang teringat mimpinya sadar bahwa di dalam mimpinya ia sedang membasuh kaki kakaknya sendiri.
Saat mengevaluasi kaki Milka, dokter menemukan sesuatu yang luar biasa. Ujung-ujung jari kaki Milka memerah. Tim dokterpun semakin optimis kalau memang kaki Milka masih bisa diselamatkan. Dan tuntunan Tuhan tidak berhenti sampai di situ. Saat tagihan rumah sakit selama Milka dirawat di rumah sakit hampir mencapai 120 juta, Pupung bingung darimana mereka bisa mendapatkan uang sebanyak itu. Namun Tuhan sudah mengatur semuanya. Ada sumbangan dari gereja 70 juta, dan keluarga juga menjual rumah sampai akhirnya seluruh biaya yang dibutuhkan dapat terlunasi. Pupung benar-benar tidak menyangka bagaimana uang sebanyak itu bisa Tuhan sediakan tepat pada waktunya. Pupung pun dikuatkan dan ia percaya apapun yang ia doakan mulai saat itu pasti akan terjadi sepanjang ia selalu dekat dengan Tuhan.
Iman Milka terbukti karena selama ini dia tetap mengucap syukur dalam segala kesakitan yang dia alami. Milka melewati 4 kali operasi, paru-parunya harus dilubangi karena terendam darah dan juga pemasangan pen.
"Tuhan yang saya rasakan itu memang luar biasa. Setiap hari jam 6 sore, dengan memakai walkman, saya selau bernyanyi ‘Semua Baik'. Sampai kadang-kadang sakit di kaki yang menurut dokter bisa tak tertahankan, namun tidak saya rasakan," kisah Milka mengenang kejadian kecelakaan yang dialaminya.
Dari mukjizat yang terjadi, 2 tahun berlalu semenjak kecelakaan itu terjadi, Milka telah banyak mengalami kebaikan Tuhan. Terlebih lagi di saat ia dapat berjalan kembali dengan normal.
"Menurut kami berdasarkan pengalaman kedokteran kami selama 6 tahun di sini, kasus ibu Milka merupakan suatu hal yang fantastik. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana mekanismenya sampai bisa selamat seperti ini," ujar dokter yang menangani Milka.
"Itu suatu mukjizat. Karena kaki yang seharusnya dibuang, tetap dipertahankan. Jadi mukjizatnya ada dua, yang seharusnya mati tapi hidup dan hidupnya masih dengan kaki yang lengkap," ungkap dokter Nia yang juga menangani Milka.
Semua operasi yang dijalani Milka berhasil dan Milka benar-benar menyadari bahwa semua karena kebaikan dan campur tangan Tuhan dalam setiap kehidupannya. Milka tahu bahwa tanpa Tuhan tidak mungkin dia bisa kembali pulih melihat keadaan yang dideritanya akibat kecelakaan itu demikian parah. Sekarang Milka hanya bisa mengucap syukur terharu dan semakin bertekad untuk setia dalam mengikuti Tuhan karena kebaikan Tuhan sungguh nyata dalam hidupnya.
"Dia sangat luar biasa karena Dia sangat baik. Sampai saya bisa pulih lagi, saya bisa berjalan lagi. Dokter berkata kalau saya akan cacat, tapi Tuhan berkata tidak," ujar Milka haru penuh ucapan syukur.
Sumber Kesaksian :
Lani Milka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar