Kelelawar yang bergerak cepat membelah angkasa dalam kegelapan, senyap tak bersuara bagi makhluk yang tidak dapat mendengar radar ultrasonic mereka. Bagaimana mungkin jangkrik malam – kudapan bagi kelelawar – dapat mempertahankan diri? Coba kita menyelesaikan masalah ini dari sudut pandang Pencipta, yang ingin memberikan jangkrik malam kesempatan untuk melarikan diri dari kelelawar. Tentunya bisa saja kamu mendesain jangkrik tersebut agar tetap bersembunyi pada malam hari, namun kalau demikian bukan jangkrik malam lagi namanya. Kamu juga bisa saja memberikan si jangkrik kemampuan untuk mendengar radar kelelawar, tetapi itu saja tidak dapat menolong si jangkrik jika dia tidak dapat melarikan diri. Solusi yang diciptakan oleh sang Pencipta yang sejati untuk membantu si jangkrik malam mempertahankan hidupnya adalah suatu contoh lain desain yang luar biasa. Ia telah membuat dalam tubuh di jangkrik sebuah detektor kelelawar yang berukuran satu sel saja, terpatri ke dalam sistem saraf si jangkrik. Detektor ini akan terpicu oleh frekuensi suara yang dipakai oleh kelelawar untuk bernavigasi. Ketika terpicu, sel ini akan menembakkan hingga 500 impuls per detik. Impuls-impuls saraf ini secara otomatis akan membuat jangkrik menjauhi sumber suara ultrasonik tersebut. Fakta teknis yang paling menakjubkan tentang detektor kelelawar ini adalah ia hanya bekerja jika si jangkrik sedang terbang dan rawan diserang kelelawar. Ketika jangkrik aman dari kelelawar – misalnya sedang beristirahat, atau bersembunyi, makan, atau membersihkan diri – sel detektor kelelawar tidak akan menembakkan peringatan sama sekali! Keindahan yang sangat jitu yang didesain oleh sang Pencipta ke dalam si jangkrik demi perlindungannya adalah saksi akan hikmatNya dalam mengurus semua yang telah Ia ciptakan. Belajarlah lebih banyak lagi akan hikmat ini dalam Alkitab.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar