Dalam salah satu chapel di departemenku, manajerku menceritakan kembali bagaimana ibunya tewas dalam sebuah kecelakaan. Ibunya adalah seorang wanita yang sangat aktif dalam kegiatan gereja. Dalam satu hari Minggu, dia bisa berkunjung ke beberapa gereja. Bukan hanya untuk hadir dan mendengarkan kotbah, tidak. Wanita yang telah lanjut usia ini sibuk melayani. Mulai dari mengumpulkan kolekte hingga memuridkan teman-temannya.
Ibu ini suka sekali membuat kerajinan tangan dari kain perca. Sahabat dan rekan-rekannya selalu mendapatkan hadiah dari kain perca seperti keset ataupun sarung tangan untuk memegang panci. Tidak terkecuali, menantu tersayang (istri manajerku) dan cucu-cucunya pun mendapatkan hadiah kerajinan tangan darinya. Karena bentuknya tidak terlalu indah, hal itu tidak membuat mereka terkesan.
Namun dihari ketika ibu itu meninggal dunia, semua teman-temannya segera mencari hadiah-hadiah dari ibu itu dan membingkainya. Pada saat ibu itu akan dikuburkan, mereka membawa karya-karyanya dengan kebanggaan, tidak terkecuali sang menantu dan cucu-cucunya.
Namun ada satu hal yang mengena di hatiku dari cerita tersebut. Manajerku berkata, “Seharusnya itu dilakukan sewaktu ia masih hidup.” Benar sekali, seharusnya kita menyatakan rasa sayang, penghargaan pada seseorang dan menunjukkan rasa hormat kita kepada orang yang kita kasihi saat ia masih hidup.
Apa gunanya Anda menyatakan hormat dan kasih sayang kepada seseorang yang telah meninggal. Bukankah lebih berarti jika kita menyatakannya kepada orang yang kita kasihi sewaktu ia masih hidup? Mari ungkapkan kasih Anda saat ini juga, jangan tunggu nanti karena mungkin tidak ada kata "nanti".