Senyawa Yang Ditemukan Di Hati Hiu, Sebagai Antibiotik



Sebuah senyawa yang berfungsi sebagai antibiotik ditemukan dalam hati hiu. Antibiotik dari ikan hiu ini menjadi terobosan penting karena bisa melindungi manusia dari berbagai penyakit.

Antibiotik yang ditemukan pada hiu dapat digunakan sebagai obat melawan virus manusia dan merevolusi obat-obatan. Senyawa yang ditemukan dalam hati hiu ini dapat digunakan sebagai obat untuk mengobati penyakit mulai dari demam berdarah, penyakit kuning hingga hepatitis B, C dan D.

Antibiotik yang disebut dengan squalamine ini sudah aman untuk digunakan pada manusia sebagai obat antivirus.

"Squalamine yang berpotensi memiliki sifat antivirus yang luas ini sangat menarik, terutama karena kita sudah tahu begitu banyak dari penelitian yang sedang berlangsung tentang cara kerjanya terhadap manusia," kata Dr. Michael Zasloff dari Georgetown University yang memimpin penelitian seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (21/9/2011).

Dalam percobaan laboratorium dan hewan, squalamine terbukti menghasilkan aktivitas antivirus melawan patogen manusia pada penyakit seperti hepatitis yang saat ini belum dapat diobati.

Penemuan ini diharapkan dapat memecahkan misteri bagaimana hiu dengan sistem kekebalan primitif dapat begitu efektif melawan virus yang mengganggu semua makhluk hidup.

"Saya percaya bahwa squalamine adalah salah satu senyawa yang melindungi hiu dan beberapa vertebrata laut primitif lainnya dari virus. Squalamine muncul untuk melindungi tubuh terhadap virus yang menyerang hati dan jaringan darah. Senyawa serupa lainnya yang ada pada hiu mungkin melindungi tubuh terhadap infeksi virus pernapasan," kata Dr. Zasloff berkata.

"Kita dapat memanfaatkan sistem kekebalan hiu untuk mengubah senyawa antivirus menjadi obat yang dapat melindungi manusia terhadap berbagai macam virus. Obat ini akan menjadi revolusioner. Sedangkan ada banyak agen antibakteri yang dimiliki oleh dokter dan beberapa obat antivirus untuk membantu pasien, hanya beberapa dari mereka yang aktif secara luas," lanjutnya.

Dr. Zasloff menemukan squalamine pada tahun 1993 dan telah diuji secara klinis mampu mengobati kanker dan beberapa gangguan mata. "Saya tertarik pada hiu karena meskipun tampaknya primitif, sistem kekebalan tubuh mereka efektif. Tidak ada yang bisa menjelaskan mengapa hiu itu begitu kuat," katanya.

Ia menemukan bahwa senyawa itu mampu menghambat pesatnya pertumbuhan pembuluh darah seperti yang ditemukan pada tumor tumor dan penyakit retina. Tapi untuk penelitian itu, Dr. Zasloff tidak lagi menggunakan hiu hidup. Sejak tahun 1995, Dr. Zasloff telah mensintesis squalamine di laboratorium daripada mengambil jaringan hiu di alam bebas.

Dr Zasloff mengaku masih tertarik dengan cara kerja jenis molekul kolesterol alami yang memiliki muatan listrik positif dapat bertindak sebagai zat kekebalan pada hiu.

Ketika memasuki sel, squalamine hanya dapat mengakses sel-sel tertentu di pembuluh darah, kapiler dan hati. Squalamine mengusir protein bermuatan positif yang terikat ke permukaan sel dari membran dalam sel.

Beberapa protein yang dikeluarkan ini biasanya digunakan oleh virus untuk berkembang biak. Tanpa protein, siklus hidup virus terganggu. Artinya, squalamine tampaknya dirancang untuk melawan infeksi virus tertentu.

"Bagi saya, kunci efektivitas squalamine adalah bahwa sekali ia digunakan dalam tubuh, maka ia akan menyesuaikan siklus hidup virus yang paling banyak. Kebanyakan virus membutuhkan waktu berjam-jam untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Waktu yang sama dibutuhkan oleh squalamine untuk membuat jaringan dan organ tahan virus setelah pemberian," ujar Dr. Zasloff.

Selain bertindak cepat dalam menghentikan perkembang biakan virus, squalamine membersihkan tubuh dari predator dalam beberapa jam. Selanjutnya, karena cara kerja squalamine membuat jaringan inang menolak infeksi, bukan dengan menargetkan protein virus tertentu, maka munculnya resistensi virus tidak dapat diantisipasi.

Dalam penelitian kultur jaringan, squalamine mampu menghambat infeksi pada sel-sel pembuluh darah manusia oleh virus demam berdarah dan sel hati manusia yang terinfeksi hepatitis B dan D yang menyebabkan gagal hati dan kanker.

Dalam penelitian hewan, para ilmuwan dari seluruh Amerika Serikat menemukan bahwa squalamine mampu mengendalikan infeksi sakit kuning, virus estern equine encephalitis dan murine cytomegalovirus dan pada beberapa kasus dapat menyembuhkan binatang.



sumber:surabaya.detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar