Setelah Petrus menyatakan pengakuan imannya terhadap Tuhan Yesus, berkatalah Tuhan kepadanya: "Engkau adalah Petrus (petros), dan di atas batu karang (petra) ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku ... Kepadamu akan Kuberikan kunci kerajaan surga. Apa yang kau ikat di dunia ini akan terikat di surga dan apa yang kau kepaskan di dunia ini akan terlepas di surga." (Mat 16:18-19).
"Di atas batu karang itu" Tuhan Yesus mendirikan jemaat-Nya. Apa atau siapakah yang dimaksud sebagai "batu karang ini?" Dewasa ini, para sarjana Teologi mempunyai interpretasi yang berbeda terhadap ayat-ayat tersebut. Tetapi pada hakekatnya boleh kita simpulkan di dalam 3 kategori sebagai berikut:
1. "Batu karang ini" adalah Kristus. Pendapat ini sesuai dengan kebenaran yang terkandung di dalam Kitab Perjanjian Baru, "karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus" (1Kor 3:11).
2. "Batu karang ini" adalah pengakuan iman Petrus yang mengatakan bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup (Mat 16:16). Pendapat ini pun sesuai dengan dogma Kristen tentang landasan gereja, yakni mempercayai Yesus sebagai Kristus, Anak Allah.
Memang gereja-gereja yang Injil, fundamentalis dan konservatif, kebanyakan menganut pendapat yang pertama dan yang kedua. Kita pun tidak setuju dengan ajaran gereja Roma Katolik yang mengatakan bahwa Petrus adalah pemimpin gereja seluruh dunia dan kepemimpinan ini diwariskan kepada Paus. Namun kalau kita menyelidiki tata bahasa dan susunan kalimat dalam bahasa asalnya, kita akan condong pada pendapat yang ketiga. Walaupun demikian, tidak berarti kita segaris dengan ajaran Roma Katolik. Alasannya boleh kita bahas sebagai berikut:
a. Walaupun "petros" boleh diterjemahkan sebagai "batu" atau "batu karang" yang tersendiri dengan pengertian bahwa batu karang tersebut adalah "kecil", sedangkan "petra" adalah "batu karang yang besar" atau yang masih terbentuk "gunung", tetapi kedua kata tersebut berasal dari akar kata yang sama. Kedua kata ini di dalam bahasa Arami juga mempunyai terjemahan yang sama, yaitu "Kepha" (di dalam bahasa Indonesia: Kefas, Yoh 1:42). Maka di dalam bahasa Arami istilah "Kepha" akan muncul dua kali dalam ayat tersebut.
b. Dalam bahasa Yunani, "petra" adalah kata benda yang berbentuk betina, maka tidak sesuai sebagai nama yang diberikan untuk Simon, sehingga harus memakai "petros" yang berbentuk jantan untuk menyebut Simon.
c. Menurut susunan kalimat dalam ayat tersebut antara "petros" dan "petra" terdapat kata penghubung "kai" (dan). Ini menunjukkan bahwa "Petros" dan "Petra" mempunyai hubungan erat, bukannya yang satu menunjukkan Petrus dan yang lain menunjukkan Kristus atau pengakuan iman Petrus.
d. Seandainya yang dimaksud "batu karang ini" adalah Kristus, maka perkataan "Engkau adalah Petrus", sama sekali tidak ada arti.
e. Dalam bahasa Yunani, biasanya kata pengganti "ini" (outos) berkaitan dengan kata precedent yang terdekat. Dalam Matius 16:18, "Petros" (Petrus) adalah precedent yang terdekat dengan "Batu karang ini." Dengan lain kata, "batu karang" yang dimaksud oleh Tuhan Petrus.
f. Pada hari Pentakosta (Kis 2:1-47), Petrus dipenuhi oleh Roh Kudus dan bersaksi bagi Tuhan Yesus, di mana 3000 orang telah bertobat dan dibaptis, sehingga gereja yang pertama berdiri di Yerusalem. Bukankah hal ini sesuai dengan nubuat Tuhan Yesus bahwa "di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku."
g. Dalam Efesus 2:20 dikatakan bahwa orang Kristen merupakan bahan bangunan yang dibangun di atas "dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru." Para sarjana Teologi berpendapat bahwa di dalam bangunan orang Timur, "batu penjuru" itu lebih penting daripada dasar atau fondasinya, bahkan dasar suatu bangunan harus bersandar pada batu penjurunya. Kristus adalah batu penjuru, Ia adalah pusat dan pokok kaidah kepercayaan agama Kristen, sedangkan para rasul yang diutus oleh Tuhan untuk memberitakan Injil dan mendirikan gereja merupakan dasar atau "sokoguru jemaat" (Gal 2:9).
h. Wahyu 21:14 mengatakan bahwa tembok kota Yerusalem baru itu "mempunyai 12 'batu besar' (bahasa aslinya: themelios, sama dengan 'dasar' dalam /TB #1Korintus 3:11*) dan di atasnya tertulis kedua belas nama rasul Anak domba itu."
Walaupun pendapat "Petrus sebagai batu karang" juga disetujui oleh gereja Roma Katolik, namun mereka mempunyai interpretasi yang berbeda dengan apa yang telah kita uraikan.
Mereka berpendapat bahwa Petrus mewarisi "Hak Kepemimpinan" gereja dan selanjutnya hak tersebut diwariskan kepada para Paus. Dengan lain kata mereka menganggap bahwa Petrus adalah Paus yang pertama, sedangkan kita berpendapat bahwa bukan Petrus seorang diri yang menjadi dasar jemaat, melainkan Petrus beserta para rasul yang merupakan pengantar dan dasar berdirinya jemaat yang "kudus dan am."
Kesimpulan
Kalau kita membandingkan Matius 16:18, Efesus 2:20, maka dengan jelas kita boleh mengambil kesimpulan sebagai berikut:
Petrus beserta para rasul adalah dasar jemaat yang didirikan oleh Tuhan Yesus, di mana pemberitaan tentang pelayanan para rasul berdasarkan Kristus dan ajaran-Nya. Pendapat ini sesuai dengan keseluruhan ajaran Alkitab serta implikasinya. Hanya ajaran para rasul yang menjadi pedoman kita untuk mendirikan gereja, dan bukan Paus, bukan juga Joseph Smith, bukan Charles Russel, bukan Mary Baker Eddy, dan bukan pula Sun Myung Moon.
(sabda)
Petrus adalah Paus Pertama dalam gereja Katolik,Kepadanya telah diberikan kunci kerajaan surga dan amanat Yesus kepada Petrus jelas bahwa semua yang diikat di dunia ini akan terikat di kerajaan sorga sedangkan semua yang dilepaskan akan terlepas di kerajaan sorga. Kita harus percaya bahwa Paus adalah pimpinan semua umat Kristiani,kalau tidak mengakuinya maka tidak mendapat tempat dalam ikatan Yesus melalui Petrus seperti di jelaskan di atas. Mksh
BalasHapus