Refleksi 5

MENDENGAR SUARA TUHAN

Oleh: Simon Gunawan

"Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN ! Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan." (1 Samuel 15:22)

Tuhan memiliki beribu-ribu cara untuk berbicara kepada manusia, tetapi banyak manusia yang tidak mengerti apakah mendengar suara Tuhan atau tidak. Tuhan bisa berbicara kepada manusia secara langsung ataupun tidak langsung. Cara Tuhan berbicara bisa melalui khotbah hamba-hamba Tuhan, melalui membaca Alkitab, melalui nubuat dan nyanyian rohani. Bisa juga melalui kejadian-kejadian yang langsung maupun tidak langsung. Seperti, kejadian-kejadian yang membawa kita ke dalam suatu masalah atau faktor lingkungan yang tiba-tiba menekan atau menghimpit hidup kita. Yang jelas,  Tuhan berbicara melalui berbagai aspek peristiwa. Dan itu semua memiliki maksud dan tujuan agar kehidupan kita menjadi lebih baik, lebih terarah dan lebih bermakna bagi DIA dan kemuliaan-Nya.

Tuhan berbicara kepada umat-Nya melalui berbagai kesulitan hidup, badai puting beliung atau masalah dalam keluarga, kesulitan ekonomi seperti saat ini dimana harga BBM di pasaran dunia melambung tinggi hingga mencapai tujuh puluh dollar per-barrel. Itu semua tidak bisa dicegah dan harus terjadi. Tetapi dibalik berbagai kesulitan hidup, Tuhan membawa umat-Nya untuk selalu peka mendengar suara-Nya. Karena dibalik berbagai peristiwa kasihNya tidak pernah luntur dan Ia setia untuk tetap memelihara umat-Nya.

Sudahkah kita mendengar suara Tuhan dan memperhatikanNya? Ataukah ibadah kita hanya rutinitas saja? Kita tidak boleh menyepelekan karya Allah dalam hidup kita. Secara tidak langsung keselamatan bangsa ini ada di tangan kita, tetapi bagaimana mungkin bangsa ini dapat dipulihkan jika kita sendiri belum dipulihkan? Doa-doa kita akan sia-sia jika kita sendiri belum pernah tahu atau mendengar suara Tuhan dan kehendakNya .

"Usahakanlah kesejahteraan kota kemana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesehjahteraannya adalah kesejahteraanmu." (Yeremia 29:7)

Mendengar suara Tuhan, itu lebih baik daripada korban persembahan.  Tuhan sebenarnya tidak begitu peduli dengan persembahan kita; sekalipun itu perlu, karena segala kekayaan yang ada di dunia ini adalah milik-Nya, namun satu hal yang lebih penting bagi Tuhan adalah jika kita mendengar suara-Nya dan memperhatikanNya; terutama menyimpan dalam hati dan mengaplikasikan dalam setiap langkah kehidupan kita. Ironisnya banyak anak-anak Tuhan mengabaikan suara-Nya dan cenderung mengvokuskan diri kepada hal-hal duniawi.

Dunia tidak akan lebih baik dari keadaan sekarang ini melainkan bertambah buruk. Kekacauan, penganiayaan-penganiayaan terhadap umat Tuhan, bencana alam terjadi dimana-mana, itu dikarenakan kita telah memasuki akhir zaman.  Yang terjadi dan yang akan terjadi tidak dapat kita cegah, namun sebagai umat Tuhan kita harus mewaspadainya berbagai tanda-tanda akhir zaman ini, yaitu tetap dalam koridor  panggilan dan kehendakNya. Maksudnya agar hidup kita tidak melenceng dari jalurNya dan kehilangan kesempatan untuk menerima kasih karunia-Nya. Berbagai peristiwa yang mengelilingi umat-Nya hendaknya dikonotasikan sebagai cermin suara Tuhan, dan kita harus mendengar dan memperhatikannya.

Janganlah kita beribadah setengah-setengah dan tidak pernah sungguh-sungguh. Artinya, kita menyembah Dia, tetapi juga  menyimpan ilah lain dalam kehidupan kita, misalnya tetap pergi ke dukun-dukun, paranormal dan hal-hal mistik lainnya. Seperti inilah yang Tuhan tidak sukai, karena dianggap berjinah secara rohani.

Tuhan tidak minta macam-macam dari hidup kita. Yang Ia minta adalah kesetiaan, ketaatan, kejujuran kita dalam beribadah kepadaNya., terutama mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang kudus dan berkenan kepada-Nya.

"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati." (Roma 12:1).

Disamping hal yang di atas, pokok bahasan kita terutama supaya kita sungguh-sungguh mendengar suara Tuhan dengan segenap hati dan jiwa kita. Berapa kali Tuhan perlu mengingatkan kita agar kita mendengar suara Tuhan, teguran-Nya, nasihat-Nya dan agar kita mendekat kepada-Nya.

"Sebab Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita." (Ibrani 4:12).

Jadi Firman Allah yang begitu tajam yang datang kepada kita; itu sanggup memisahkan jiwa dan roh. Kalau begitu jika kita tidak mau mendengarkan suaraNya apa yang akan terjadi dengan hidup kita? Kehancuran dan malapetaka yang dahsyat akan menimpa hidup kita.

Hanya kasihNya yang mampu menolong hidup kita di dunia ini. Oleh karena itu marilah kita siapkan hati dan pikiran kita untuk menyambut uluran pertolongan-Nya. Dialah Tuhan sekaligus sahabat sejati kita. NyawaNya saja rela diserahkan bagi kita apa lagi hal-hal lain yang nilainya lebih kecil, karena itu sejak saat ini mulailah dengan kepekaan untuk mendengar suara Tuhan. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar