Mohammad Karimi Si Bocah Bermuka Setengah



Anak usia 11 tahun Mohammad Karimi kini bisa bermain seperti anak lain. Anak yang akrab dipanggil ‘Mo’ ini telah menjalani berkali-kali operasi untuk memperbaiki wajahnya.


Anak yang tumbuh di Iran ini harus menjalani operasi muka atau Face off ke-19 sebagai cara bagi para dokter untuk memperbaiki kerusakan yang ia alami saat lahir, di mana hampir merenggut nyawanya.


Sejak lahir, Mo tidak mempunyai hidung, mata kanan dan banyak lagi di sisi kanan muka sehingga sudah mengalami 18 operasi sejak kedatangannya di AS pada 2003. Setelah menerima mata buatan yang disertai kalenjar air mata, jalur pernafasan serta lobus telinga dalam jangka waktu beberapa tahun terakhir, anak muda ini menjalani operasi wajah atau Face off yang diketuai oleh D. Lucie Capek untuk membentuk lubang hidung bagian kanan lewat cangkok dari telinga Mo sesuai prosedur operasi 3 jam di Ellis Health Center, Schenectady.

“Operasi atau Face off ini berjalan dengan baik,” ujar Dr Mohammad Rad, dokter yang melakukan operasi pada Mohammad dan telah mengantar Mo beserta ibunya ke rumahnya di Amsterdam, New York, seperti dikutip dari AOL News.

“Sebagai anak lelaki kecil, ia merasa grogi namun ia tidak merasa ragu dalam melakukan Face off.”

Bocah ini telah menjadi bagian keluarga bagi Mo dan ibunya, Laila Ahmadi, sejak pertemuan mereka di tahun 2003, saat kelompok kemanusiaan Rotary Amsterdam membawa Mo ke AS sebagai bagian dari program Gift of Life. Selama lebih dari 7 tahun, Mo nyaris meninggal karena kekurangan udara akibat ketiadaan lubang hidung telah mengalami 19 kali operasi dan face off.

“Ini seperti sebuah keajaiban bagi saya,” ujar Ahmadi menyangkut progres anaknya. Di Iran, ujarnya, anak-anak yang memiliki kekurangan seringkali bersembunyi di rumah mereka. Meskipun wajah Mo tetap "bengkak" dari operasi baru-baru ini, Rad mengatakan Mo cukup sehat untuk memulai perkemahan musim panas.

Anak yang fasih berbahasa Inggris, ternyata cukup cerdas di sekolah, meskipun pada awalnya ia ditanya oleh teman-teman sekelasnya tentang penampilannya.

"Pertama kali saya pergi ke sekolah, semua orang terus menatap dan bertanya apa yang salah dengan wajah saya," katanya

"Dia sangat baik," imbuhnya. "Dia tidak menaruh dendam terhadap dokter, dan ia selalu sabar dan tabah dalam menjalani hidupnya.




sumber:forum.vivanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar