Akhir Zaman



Oleh: Mangapul Sagala 

Tidak semua orang sependapat bahwa doktrin akhir zaman penting untuk dipelajari. Ada yang menganggap bahwa doktrin ini sungguh penting, tetapi ada juga yang menganggapnya sekedar doktrin tambahan. Mereka ini mengatakan bahwa apa dan bagaimanapun pandangan kita tentang doktrin ini tidak akan mempengaruhi -mempercepat atau memperlambat- kedatangan Kristus. Karena itu, lebih baik membicarakan hal-hal lain yang jauh lebih penting. Tetapi bagi saya, doktrin ini sangat penting. 

Ada beberapa alasan mengapa kita mempelajari doktrin ini: 

a. Alkitab mengajarkan bahwa sejarah tidak akan berjalan dengan sendirinya begitu saja, tetapi ada dalam pimpinan dan kontrol Allah. Sejarah akan menuju pada penggenapannya yang sempurna. Hal ini akan terjadi pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, yaitu pada akhir zaman. 

b. Kita orang-orang percaya yang hidup di dunia ini tidak boleh terlalu disibukkan oleh dunia ini sehingga kita lupa bahwa kita akan menerima, "Suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar, dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di Sorga.""(1Pet.1: 4). Karena itu, kita harus berusaha menghubung-kan apa yang kita lakukan sekarang dengan dok-trin ini. Sebagaimana tokoh reformasi, Martin Luther pernah berkata, "Aku hanya punya dua hari, yaitu hari ini dan hari itu. Saya mau hidup hari ini dalam terang hari itu (hari kedatangan Kristus yang kedua)." 

c. Sesungguhnya segala kejahatan dan penderitaan yang terjadi di dunia ini hanya akan berakhir pada akhir zaman. Jadi, pengharapan dan kerinduan kita akan dunia yang penuh baha-gia dan ideal akan dipenuhi pada akhir zaman. Itulah sebabnya kita tidak setuju pada kelompok tertentu yang memiliki pan-dangan yang terlalu optimis akan keadaan dunia ini. Kenyataannya, dunia semakin rusak, kejahatan semakin mera-jalela. Hal tersebut sebenarnya sudah ditegaskan Kitab Suci. 

Sebagaimana tertulis, "Sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat." (2Tim.3: 13) 
Ada berbagai teori yang telah diberikan mengenai topik ini. Berbagai pandangan tersebut ada yang merupakan hasil studi yang sungguh-sungguh, tetapi ada juga hasil spekulasi pikiran semata. Sangat menyedihkan jika melihat kenyataan bahwa tidak sedikit orang yang mencoba membangun teorinya tanpa dasar teologi yang jelas, lalu mengajarkannya dengan penuh keberanian dan dengan gaya yang sangat otoritatif. Padahal, pandangan tersebut sesungguhnya bukanlah pandangan Alkitab secara utuh, melainkan hanya sekedar kutipan-kutipan dari beberapa ayat saja. 

I. Berbagai Pandangan Modern 

Millard J. Erickson dalam bukunya, Christian Theology, menuliskan beberapa pandangan teolog-teolog modern tentang Escha-tology. 

a. The Liberal Approach: Modernized Eschatology 

Pandangan ini menolak ajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua. Menurut kelompok ini, sebenarnya maksud dari pengajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua adalah menyatakan kemenangan kebenaran Allah atas segala kejahatan di dunia ini. Jadi, kepercayaan ini dikaitkan dengan ajaran dunia yang semakin maju. Mereka ini berkesimpulan bahwa, "A continuing Christianization of the social order, including economics, would be the current exemplification of the real meaning of the second coming." (Arti sesungguhnya dari kedatangan Kristus adalah adanya perubahan tatanan sosial termasuk keadaan ekonomi seba-gai akibat dari pengaruh kekristenan yang terus menerus). 

b. Albert Schweitzer: Demodernized Eschatology 

Menurut Schweitzer, Yesus mengkhotbahkan kerajaan yang akan datang, yang bersifat radikal supernatural, tiba-tiba, dan ter-putus dari sejarah manusia. Dia juga berpendapat bahwa akan ter-jadi kekacauan dunia. Yesus mengorbankan diriNya mati di kayu salib supaya Allah segera menciptakan zaman baru. Ternyata, menurut Schweitzer, Yesus salah perhitungan. Dia berpendapat bahwa Tuhan Yesus telah membuat pernyataan yang salah pada Matius 24: 34. Dalam ayat ini Tuhan Yesus menegaskan, "Aku berkata
kepadamu: sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu sebelum semuanya itu terjadi." 
Pada kenyataannya, demikian Schweitzer, angkatan di zaman Yesus telah berlalu, tetapi pernyataan-Nya tentang datangnya akhir zaman belum juga terjadi. Karena itu, Schweitzer menegaskan hal kerajaan yang akan datang harus dimengerti secara etika dan tidak bersifat supernatural, se-suatu yang sudah dialami bukan diharapkan. Memang berbagai tafsiran telah diberikan oleh para ahli untuk mengerti ayat tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran. 

c. C.H. Dodd: Realized Eschatology 

Menurut Dodd, isi pengajaran Tuhan Yesus tidaklah bersifat yang akan datang, melainkan dengan kedatangan Yesus, kerajaan Allah telah tiba. Jadi, Dodd menegaskan bahwa daripada meman-dang ke depan terhadap penggenapan nubuat, sebaiknya kita mem-perhatikan bagaimana hal itu telah digenapi. Kerajaan Allah bukanlah peristiwa yang akan datang di mana dunia akan dicipta kembali, tetapi "a timeless eternity," yaitu suatu keadaan "inner communion with God." 

d. Rudolf Bultmann: Existentialized Eschatology 

Bultmann berpandangan bahwa tulisan-tulisan dalam Perjan-jian Baru tidak boleh dimengerti secara objektif dan harfiah. Jadi dengan pendekatan mitologisasinya, dia mengambil kesimpulan bahwa kerajaan Allah menunjukkan kuasa anugerah dan pengam-punan yang dialami oleh manusia ketika dia percaya dan menyerahkan diri. Jadi, kerajaan Allah sudah dialami, "it is the presence of eternity in time," demikian Bultmann. Dia juga meno-lak adanya penebusan atau penyempurnaan dunia. 

e. Jurgen Moltmann: Politicized Eschatology 

Moltmann berpendapat bahwa kita tidak boleh secara pasif menunggu datangnya hari yang akan datang. Sebab hari yang akan datang tergantung pada usaha kita. Dia mengakui bahwa hari yang akan datang tidak sepenuhnya dicapai atas usaha kita, tetapi pada dasarnya itu dicapai oleh pekerjaan Allah. Namun demikian, untuk mencapai hari yang akan datang dibutuhkan tindakan. 

Selain pandangan-pandangan tersebut di atas, perlu juga kita lihat beberapa pandangan lain seperti pandangan Karl Barth dan Pannenberg. Barth berpendapat bahwa kerajaan Allah memiliki dua sisi, yaitu sisi kekinian (sudah dialami) dan sisi yang akan da-tang. Untuk itu dia melihat tiga peristiwa penting. 

a. Peristiwa kebangkitan Kristus yang telah terjadi. 

b. Turunnya Roh Kudus pada hari Pentakosta, yang merupakan "a present reality" dalam gereja. 
c. Datangnya Kristus yang kedua kali (parousia). Bagi Barth, kedatangan Kristus yang pertama adalah inaugurated escha-tology, sedangkan kedatanganNya yang kedua adalah consumated eschatology. 

Sementara itu, Pannenberg berpandangan bahwa datangnya kerajaan itu bukanlah merupakan intervensi supernatural ke dalam sejarah manusia, tetapi bagaimana nasib masyarakat sekarang ini pada waktu yang akan datang. Karena itu, pengharapan diarahkan pada kehidupan manusia yang semakin baik dalam dunia baru yang akan datang. Baik Erickson maupun Bloesch melihat adanya dua sisi dari kerajaan Allah, yaitu "realized" dan "futuristic eschatology." Penggenapa waktu (kairos) yang telah dinubuatkan itu terjadi pada inkarnasi Kristus (Mark.1: 15), tetapi sejarah akan tiba pada peng-genapannya yang penuh pada waktu yang akan datang. Bloesch menegaskan, "Yesus Kristus sudah datang dan akan datang kembali." 

II. Pandangan Alkitab 

Kita telah melihat berbagai pandangan tentang kedatangan Kristus yang 
kedua. Di antaranya, ada yang menolak peristiwa tersebut sebagai hal 
yang pasti terjadi dalam sejarah manusia. Namun Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa Kristus akan datang kembali. Tuhan Yesus sendiri secara panjang lebar membicarakan hal tersebut kepada murid-muridNya (lihat Matius 24-25). Perhatikan khususnya ayat berikut, "Sebab itu hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." (Mat.24: 44). Ketika Tuhan Yesus naik ke Surga, di mana ketika itu murid-murid sedang menatap ke langit, dua orang yang berpakaian putih berkata kepada mereka, "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama" (Kis.1: 11). 

Rasul Paulus pun seringkali menyebutkan hal tersebut dalam surat-suratnya. Bahkan dia sangat merindukan peristiwa tersebut. Ketika masa tuanya, dia menulis, 
"Sekarang tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan di-karuniakan kapadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada harinya. Tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang menantikan kedatanganNya" (2Tim.4: 8). 

Menarik untuk diperhatikan bahwa Rasul Paulus, dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Tesalonika, menyinggung doktrin ini pada akhir tiap pasal. 

1. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan pertobatan mereka yang sejati. Mereka (jemaat di Tesalonika) berbalik dari berhala-berhala kepada Allah dan menantikan kedatangan Yesus dari Surga. Rasul Paulus menulis,"Sebab mereka sendiri bercerita bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah yang hidup dan yang benar, dan untuk menantikan kedatangan AnakNya" (1Tes.1:9-10). 

2. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan pelayanan. Rasul Paulus begitu bermegah atas orang-orang yang dilayaninya. "Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami" (2:19-20). 

3. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan etika hidup kudus. "Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus,… pada waktu kedatangan Yesus" (3:13). 

4. Kedatangan Kristus dikaitkan dengan kebangkitan orang-orang percaya. Jadi, Rasul Paulus menjadikan doktrin ini menjadi dasar penghiburan bagi mereka yang berduka karena diting-gal oleh orang yang dikasihi (4:13-18). 

5. Doa rasul Paulus bagi orang percaya berkaitan dengan kedatangan Kristus yang kedua. "Semoga Allah damai sejahtera menguatkan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Kristus Tuhan kita" (5:23). 
Sebenarnya, ajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua merupakan topik yang begitu menonjol dalam seluruh Perjanjian Baru. Hal itu dapat juga dilihat dalam tulisan Rasul Petrus, Yohanes dan Yakobus: 1Pet.1: 7, 13; 2Pet.1: 16; 3:4, 12; 1Yoh.2: 28; Yak.5: 7-8. Baca juga tulisan Rasul Paulus lainnya: 1Kor.1: 17; 15: 23; Fil.3: 20-21; 1Tes.4: 15-16; 2Tes.1: 7-10; Tit.2: 13. 

Jadi, berdasarkan keyakinan kita pada Alkitab, kita harus menolak segala teori yang meragukan kedatanganNya yang akan datang. Peristiwa kedatanganNya adalah pasti, yang tidak pasti adalah waktu kedatangan tersebut. Memang ada orang yang terlalu berani meramalkan waktu kedatangan Kristus yang kedua dengan cara yang spekulatif atau dengan cara tertentu yang katanya 'berdasarkan Alkitab'. Namun, mereka yang mengaku 'berdasarkan Alkitab' harus tahu bahwa Alkitab sendiri tidak pernah memasti-kan waktu kedatangan Kristus. Karena itu, bagi mereka yang merasa mengetahui hari itu, perlu memperhatikan penegasan Tuhan Yesus berikut, 

"Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu…" (Mark. 13: 32) 

"Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetap-kan Bapa menurut kuasaNya" (Kis.1:7). 
Ada orang yang memberikan argumentasi aneh dengan mengatakan, "Memang tentang hari itu, tidak seorang pun tahu, tetapi bulan dan tahunnya dapat diketahui!" Tafsiran ini katanya berdasarkan Alkitab! Padahal, Alkitab dengan jelas mencatat sabda Tuhan Yesus bahwa baik "hari" (Yunani: hemeras), "waktu" (lebih tepatnya "jam," Yunani: horas), juga "waktu secara umum" (khronos) dan "waktu secara spesifik/saat" (kairos) 

tidak seorang pun tahu. 

Karena itu, jemaat perlu diperingatkan agar senantiasa waspada dan menjauhi pengajar-pengajar sesat (orang-orang yang berspekulasi) dan yang berani memastikan waktu kedatangan Kristus. Karena mereka ini merusak ajaran Alkitab dan membingung-kan umat Allah. Jemaat perlu menyadari bahwa sepanjang sejarah Gereja telah ditemukan 
penyesat-penyesat yang demikian. Hal itu masih akan terus terjadi. 

Karena itu, sekali lagi diingatkan di sini agar jemaat senantiasa waspada serta siap sedia menolong orang lain yang sedang dibingungkan oleh berbagai ajaran sesat. 

III. Sikap Yang Benar 

Sekalipun kita tidak mengetahui waktu yang tepat kapan Tuhan Yesus datang kembali, namun kita perlu memiliki sikap yang benar dalam menyambut kedatanganNya. Hal ini perlu ditegaskan di sini karena tidak sedikit orang yang mengambil sikap yang salah. Kesalahan yang dilakukan oleh Pdt Mangapin dan jemaatnya, bukanlah yang pertama kali. Saya ingin memberikan sebuah contoh lain. Ketika pada tahun 1991, saya terkejut mendengar bahwa seorang teman telah berhenti dari pekerjaannya, demikian juga dengan istrinya. Anaknya juga telah dihentikannya dari sekolah. 

Menurut rekan sekantornya hal itu dilakukannya karena ajaran baru yang diterimanya. Karena itu, dia menarik diri dari segala kesibukan dunia, yang menurutnya hal itu adalah duniawi. Mereka dan kelompoknya bersekutu terus sambil menanti datangnya Kristus. 

Sebenarnya, sejarah gereja telah berulang kali menyaksikan adanya kesalahan yang sama di seluruh dunia dilakukan oleh orang-orang yang sesat dalam ketulusannya. Itulah sebabnya dalam khotbahNya tentang akhir zaman, Tuhan Yesus tidak lupa menegaskan sikap yang benar yang harus dilakukan oleh umatNya dalam menanti kedatanganNya. 
Pertama, kita diminta untuk berjaga-jaga. Kita harus berjaga-jaga karena sebagaimana disebut di atas, kedatanganNya kelak tidak terduga sebelumnya. Segala sesuatu berjalan secara rutin, sebagaimana kehidupan normal sehari-hari berlangsung. Tuhan Yesus bersabda: "Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia" (Mat.24: 38, 39). 

Kedua, bekerja dengan setia. Tuhan tidak menginginkan kita menanti dengan pasif, tetapi harus aktif dengan melakukan segala tugas yang telah dipercayakanNya kepada kita. Tidak ada tugas dan pekerjaan yang kurang mulia bila kita kerjakan dalam Dia. Untuk itulah Tuhan Yesus memberikan perumpamaan tentang hamba yang setia dan jahat pada Mat.24: 45-51. Marilah kita perhatikan khususnya ayat 46: "Berbahagialah hamba yang didapati tuannya melakukan tugas itu, ketika tuannya itu datang". Rasul Paulus juga mengingatkan kita agar melakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol.3: 23). 

Ketiga, pelita kita harus tetap menyala. Sungguh menyedihkan gambaran tentang gadis bodoh yang diberikan Tuhan Yesus dalam Mat.25: 1-13. 

Mereka telah lama menanti dan merin-dukan kedatangan mempelai laki-laki tersebut. Namun pada saat yang dirindukan tersebut tiba, mereka tidak siap menyambutnya, karena pelita mereka tidak menyala. Mereka kekurangan minyak untuk menyalakan pelita tersebut. Konteks perumpamaan tersebut jelas, yaitu mengenai kedatangan Tuhan Yesus kembali di akhir zaman. Karena itu, kita juga jangan sampai seperti gadis bodoh tersebut. Kita harus seperti gadis yang bijaksana tersebut yang pe-litanya tetap menyala. Alkitab menegaskan, "Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan" (Ro.12:11). Karena itu, biarlah kita terus memelihara hubungan pribadi kita denganNya melalui doa dan pembacaan firman Tuhan tiap-tiap hari, serta tekun bersekutu dan beribadah dengan motivasi yang benar. 

Keempat, kita harus mengerjakan talenta kita serta mengembangkannya. Dalam perumpamaan Tuhan Yesus tentang talenta dalam Mat.25: 14-30, jelas dituntut kesetiaan. Sangat penting kita tegaskan di sini bahwa masalahnya bukanlah berapa banyak talenta yang kita miliki, tetapi bagaimana sikap kita ter-hadap talenta tersebut. Apa dan bagaimana talenta kita biarlah kita setia mengerjakannya. Jangan seperti orang yang memiliki satu talenta tersebut yang akhirnya dihukum karena menanam talentanya. Kiranya dalam anugerahNya kita juga boleh mendengar pujian Tuhan Yesus berikut: 

"Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu" (Mat.25: 21). 

IV. Masalah Pengangkatan (Rapture) 

Menurut kelompok Dispensasional, kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dalam dua tahap. KedatanganNya tahap pertama disebut datang untuk (coming for) orang percaya. Hal tersebut akan terjadi secara rahasia (secret rapture), di mana orang percaya akan menyongsong Kristus di udara. Kedatangan tahap pertama ini dapat terjadi kapan saja, tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Pada waktu ini mereka yang telah meninggal dalam Tuhan akan dibangkitkan, sedangkan orang percaya yang masih hidup akan segera diubahkan, dan secara bersama-sama mereka akan dibawa menyongsong Tuhan di udara. Demikian kelompok tersebut mengajarkannya. Dasar Alkitab yang mereka ambil adalah 1Tes.4: 15-16. Hal ini akan terjadi selama 7 tahun, dan pada waktu ini akan terjadi siksaan yang dahsyat di bumi. Tentunya menurut pandangan ini, orang percaya (gereja Tuhan) tidak turut mengalaminya. Louis Berkhof menulis pandangan kaum Dispensasional, bahwa selama 7 tahun ini: 

a. Seluruh dunia akan diinjili (Mat.24: 14). 

b. Bangsa Israel akan bertobat (Ro.11: 26). 

c. Terjadi penganiayaan yang hebat (Mat.24: 21-22). 

d. Antikris dan si pendurhaka akan dinyatakan (2Tes.2: 8-10). 

Setelah periode 7 tahun ini, Kristus akan datang pada tahap kedua yang mereka sebut datang bersama (coming with) orang percaya. Dasar Alkitab yang mereka ambil adalah 1Tes.3: 13, yang berbunyi, "Kiranya Dia menguatkan hatimu supaya tak bercacat dan kudus di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus Tuhan kita, dengan semua orang kudusNya". Kedatangan tahap kedua ini mereka sebut "the revelation" atau "the day of the Lord", di mana pada waktu ini Kristus akan datang ke bumi penuh kemenangan dan kemuliaan. Pada waktu inilah Kristus akan memimpin gerejaNya selama 1000 tahun. 

Bagi saya, pandangan tersebut di atas sangat lemah. Nats Alkitab yang mereka ambil dari 1Tes.4: 15-17 sebenarnya tidak berbicara mengenai rapture (pengangkatan), tapi mengenai keda-tangan Kristus yang kedua yang bersifat peristiwa tunggal (single event). Karena jika kita perhatikan, setelah peristiwa ini, tidak ada disebut bahwa Kristus dan orang-orang percaya akan datang lagi ke bumi. Sebaliknya dituliskan, "Demikianlah kita akan selama-lamanya bersama-sama dengan Tuhan""(1Tes.4: 17). George Ladd benar ketika dia mengatakan, "It is very difficult to find a secret coming of Christ in these verses" (sangat sulit menemukan keda-tangan Kristus yang bersifat rahasia dalam ayat-ayat ini). 

Yang menarik lagi adalah bahwa bahkan dari mereka yang percaya akan kerajaan 1000 tahun (kelompok premillenarians) ada juga yang tidak menyetujui pandangan bahwa kedatangan Kristus yang kedua akan terjadi dua tahap. Frost misalnya mengatakan: "It is not generally known, and yet it is an indisputable fact that the doctrine of a pretribulation resurrection and rapture is a modern interpretation -I am tempted to say, a modern invention". 
Millard J. Erickson dengan cara yang meyakinkan telah menunjukkan kesalahan pandangan yang membagi kedatangan Kristus menjadi dua tahap, yaitu pada masa "rapture" dan "revelation". Setelah menganalisa arti kata "parousia", "apokalupsis" dan "epiphania" -yang menurut kelompok Dispensasional berbeda- Erickson menulis, "We conclude that the use of a variety of terms is not an indication that there will be two stages in the second coming. Rather, the interchangeableness of the terms clearly points to a single event". Demikian juga Louis Berkhof menulis, "On the basis of Scripture it should be maintained that the second coming of the Lord will be a single event". 

Sayang sekali, bahwa ajaran tentang pengangkatan ini telah cukup luas diajarkan oleh kelompok tertentu di Indonesia. Mereka bukan saja menyebarluaskan ajaran yang salah tersebut melalui tulisan mereka, tetapi juga beberapa vocal group telah merecord ajaran yang salah tersebut dalam nyanyian rohani mereka. Sesungguhnya, kita perlu lebih berhati-hati dalam mendengar berbagai pengajaran serta waspada terhadap pengajaran kita. 
V. Sifat Kedatangan Kristus 

Sebagaimana telah kita lihat, Alkitab dengan jelas menyatakan Kristus pasti datang untuk kedua kalinya. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah sifat kedatanganNya? Untuk itu, Alkitab menyebutkan 5 hal penting tentang kedatangan tersebut. 

a. Personal (secara pribadi) 

Hal ini sangat jelas dikatakan oleh dua orang malaikat kepada murid-murid Yesus yang sedang menatap ke langit itu. Lukas menulis, "Yesus ini, yang terangkat ke Surga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga." (Kis.1: 11)
 
Tuhan Yesus sendiri, sebelum kembali kepada Allah Bapa bersabda, "Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempatKu, supaya di tempat di mana Aku berada kamu pun berada" (Yoh.14: 3b). Rasul Paulus menulis, "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari Surga. Dan kita yang hidup yang masih tinggal, akan menyongsong Tuhan di angkasa" (1Tes.4: 16-17). Dengan tepat S.H. Travis menulis, "Eschatology concerns a person, not merely an event" (akhir zaman berkenaan dengan pribadi, bukan sekedar peristiwa). 
b. Physical (secara jasmani) 

Mari kita lihat kembali kepada perkataan malaikat tersebut di atas: "Yesus akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga". Dengan perkataan lain, orang percaya yang nanti melihat kedatanganNya yang kedua akan melihatNya memiliki tubuh, yaitu tubuh kebangkitan, tubuh kemuliaan. Jadi tidak benar bahwa kedatanganNya yang kedua hanya bersifat rohani. Ada yang berpendapat bahwa sebenarnya arti parousia adalah "hadir". Jadi, Dia hadir secara rohani seperti yang dijanjikanNya. Tuhan Yesus bersabda, "Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman" (Mat.28: 20). Hal itu memang ada benarnya, namun arti lain dari parousia adalah "datang", dan pengertian inilah yang paling menonjol dalam Perjanjian Baru. Kata lain yang digunakan dalam arti datang adalah "apokalupsis" dan "epiphania". Ketiga 

kata tersebut di atas digunakan Tuhan Yesus untuk menyatakan kedatanganNya kembali. 
c. Visible (dapat dilihat) 

Hal ini kembali jelas terlihat dari perkataan malaikat tersebut di atas. Perhatikan kalimat, "akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke Surga" (Kis.1: 1b). Tuhan Yesus sendiri bersabda: 

"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya" (Mat.24: 30). 

d. Unexpected (tidak terduga) 

Tuhan Yesus dalam khotbahNya tentang akhir zaman bersabda: "Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua, demikian pulalah halnya kelak pada pada kedatangan Anak Manusia" (Mat.24: 38-39). Hal itu juga jelas pada perumpamaan tentang hamba yang setia dan yang jahat. Perhatikan kalimat, "Maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disang-kanya" (Mat.24: 50). Demikian juga tentang perumpamaan tentang gadis-gadis yang bijaksana dan yang bodoh (Mat.25: 1-13). Di sini kembali muncul kata "tidak disangka-sangka". Digambarkan bahwa mempelai pria datang pada tengah malam di mana gadis-gadis tersebut tertidur. Rasul Paulus juga menyatakan hal tersebut kepada jemaat di Tesalonika. Dia menulis, "Tetapi tentang zaman dan masa Saudara-saudara, tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri tahu benar-benar, bahwa hari Tuhan datang seperti pencuri pada malam hari. Apabila mereka mengatakan, 'Semuanya damai dan aman,' maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin, lalu mereka pasti tidak akan luput" (1Tes.5: 1-3). 

e. Triumphant and Glorious (Penuh kemenangan dan ke-muliaan) 

Sebagaimana telah dikutip di atas, Tuhan Yesus dalam khotbahNya bersabda: "Dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaanNya" (Mat.24: 30). Rasul Paulus juga menuliskan bahwa ketika Kristus datang, Dia akan disertai oleh malaikat-malaikat dan penghulu malaikat (baca 1Tes.4: 16). 
Paulus menegaskan bahwa kelak dalam nama Yesus akan bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi" (Fil.2: 10). Dia yang dihakimi selama hidupNya di dunia ini akan menjadi Hakim, yang akan menghakimi seluruh umat manusia. 
Karena itu berbahagialah kita yang tetap setia mengikut Tuhan Yesus serta memberitakanNya sekalipun banyak yang menyalah mengerti serta menolakNya. Karena sesungguhnya, Dia adalah Juruselamat dan Tuhan yang akan menghakimi dunia dengan segala kemenangan dan kemuliaanNya.
 
VI. Tujuan Kedatangan Kristus 

Menurut Louis Berkhof, tujuan kedatangan Kristus adalah memperkenalkan era yang akan datang dan keadaan akhir dari segala sesuatu. Apakah yang terjadi pada waktu kedatangan Kristus tersebut? Ada dua hal penting kita catat di sini. 

Pertama, yaitu kebangkitan orang mati (orang yang percaya dan tidak percaya). Ajaran ini banyak disinggung dalam Alkitab, khususnya Perjanjian Baru. Tuhan Yesus bersabda: "Sebab inilah kehendak BapaKu, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak dan yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkanNya pada akhir zaman" (Yoh.6: 40). Baca juga: Yoh.6: 44, 54; 1Kor.15; 1Tes.4: 13-16; 2Kor.5: 1-10; Kis.23: 6; 24: 21; Why.20: 4-6, 13. 

Ajaran tentang kebangkitan tersebut terdapat juga dalam Perjanjian Lama (baca: Yes.26: 19; Dan.12: 2; Yehez.37: 12-14; Maz.49: 15). Mengenai kondisi manusia yang kelak akan dibangkitkan, secara panjang lebar telah dibahas oleh rasul Paulus dalam 1Kor.15. 

Kedua, yaitu penghakiman terakhir. Menurut Hoekema, tujuan penghakiman bukan semata-mata untuk menetapkan tujuan akhir manusia. Tetapi ada 3 hal yang terutama, yakni: 
a. Menyatakan kemuliaan Allah. 

b. Menunjukkan secara publik dan bersifat final keberadaan yang sangat nyata antara umat Allah dan yang memusuhi Allah. 

c. Menyatakan derajat upah dan penghukuman yang akan diterima oleh tiap-tiap orang. 
Setelah hari penghakiman tersebut, semua-orang yang tidak percaya dan yang telah menolak Kristus akan tinggal di neraka selama-lamanya. Sedangkan orang-orang percaya akan diam bersama Allah di bumi baru dengan kemuliaan kekal. Rasul Yohanes menulis: "Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari Surga, dari Allah… Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya"(Why.21: 2,3; baca juga 22: 3). 

Menarik sekali melihat bagaimana para theolog memandang kondisi 'dunia' baru tsb. Hoekema berpendapat bahwa pada hidup yang akan datang, Sorga dan bumi tidak lagi dipisahkan tetapi akan bersatu. Karena itu orang-orang percaya akan berada di langit dan bumi baru. Di pihak lain, Prof. Donald Bloesch menegaskan: "We affirm not simply the dissolution of the world (Luther) nor its renovation (Calvin) but its transformations into a new heaven-earth on which all the biblical promises concerning the future glory of Jerusalem will be fulfilled". (Kami menegaskan bukan sekedar hancurnya dunia ini (Luther) atau renovasinya (Calvin), tetapi transformasinya menjadi sebuah langit-bumi baru di mana seluruh janji-janji Allah mengenai kemuliaan Yerusalem yang akan datang akan digenapi). Kelihatannya, pandangan ini sesuai dengan apa yang dituliskan oleh Rasul Yohanes: "Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi baru" (Why.21:1). Jadi, bukan hanya langit atau bumi baru, tetapi langit-bumi baru. 

Kita bersyukur atas kasihNya kepada dunia yang semakin bengkok ini. Dia tidak membiarkan dunia hancur dalam dosa-dosanya. Karena itu, Dia mau datang kembali untuk mengakhiri segala kekacauan dunia. Dengan kedatanganNya kembali, berarti Dia menyempurnakan karya kasihNya. Dia membuktikan bahwa Dia adalah yang mengendalikan sejarah dunia. Genaplah kelak segala yang tertulis tentang Dia bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. Dia jugalah yang menopang segala sesuatu sampai kesudahannya (baca Kol.1: 16-17). Inilah pengharapan yang penuh bahagia yang dinantikan dan dirindukan oleh setiap kita yang percaya kepadaNya. 

VII. Millenium Kingdom 

Apakah yang dimaksud dengan Millenium Kingdom? Millenium berasal dari bahasa Latin. Mille artinya seribu dan annus artinya tahun. Jadi, Millenium Kingdom artinya kerajaan seribu tahun. Salah satu topik yang paling banyak diperdebatkan oleh para ahli adalah tentang Millenium Kingdom. Topik ini jugalah yang membagi kaum Injili ke dalam kubu-kubu tertentu.
 
Penting untuk diketahui bahwa doktrin ini hanya terdapat pada kitab Wahyu 20: 1-10, dan tidak terdapat pada kitab Perjanjian Baru lainnya. Ada yang mengatakan bahwa 1Kor.15: 20-28 juga berbicara tentang millenium. Namun pandangan tersebut nampaknya bersikap spekulatif. 
Karena itu, Robert Mounce, dalam bukunya, The Book of Revelation, menulis, "The attempt to attribute to Paul a belief in the millenium on the basis of 1Cor.15: 20-28 is unconvincing". (Usaha untuk membuat Rasul Paulus mempercayai millenium berdasarkan 1Kor.15 tidak meyakinkan). Demikian juga Donald Guthrie menegaskan: "We may conclude that Paul does not specifically support the idea of a coming millenial  kingdom on earth". (Kita dapat menyimpulkan bahwa Paulus tidak secara khusus mendukung ide tentang datangnya kerajaan seribu tahun di bumi). 

Dalam Wahyu 20 tertulis, "Ia (malaikat) menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Setan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya" (ayat 2). "Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena Firman Allah… dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa 1000 tahun" (ayat 4). 

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kerajaan seribu tahun tersebut harfiah atau tidak (simbolik)? Kalau memang kerajaan seribu tahun tersebut akan sungguh-sungguh terjadi di bumi, pertanyaan berikutnya adalah, apakah Yesus Kristus datang sebelum atau sesudah millenium tersebut. Untuk membahas hal ini, marilah kita melihat empat pandangan di bawah ini. 
1. Premillenium- Dispensasional 

Pandangan ini menyatakan bahwa Kristus akan datang kembali sebelum Kerajaan seribu tahun. Mereka berpendapat bahwa parousia (kedatangan Kristus yang kedua) akan terjadi dua kali. Pertama, Kristus akan datang secara rahasia untuk orang percaya dan membawa semua orang percaya ke awan-awan/angkasa (rapture) selama kira-kira 7 tahun. Kedua, Kristus akan datang bersama orang-orang percaya ke bumi dan bersama mereka Kristus akan memerintah di bumi selama seribu tahun lamanya. Pada masa ini Iblis diikat selama 1000 tahun. Setelah masa 1000 tahun ini selesai, Iblis akan dilepas untuk waktu yang singkat, tapi Kristus akan segera memusnahkannya. Lalu terbentuklah langit dan bumi baru. 
Selama masa pengangkatan tersebut di atas, akan terjadi penyiksaan yang hebat di bumi. Kelompok dispensasional ekstrim malahan menafsirkan adanya dua macam Injil, yaitu Injil Anugerah dan Injil Kerajaan. Injil Anugerah adalah untuk orang-orang non Yahudi, sedangkan Injil Kerajaan adalah untuk orang-orang Yahudi. Injil Kerajaan ini akan memberikan pengaruh pada masa 1000 tahun tersebut, di mana orang -orang Yahudi yang belum bertobat akan mendapat kesempatan untuk percaya pada waktu tersebut. Pandangan lain dari kelompok ini adalah tidak melihat adanya kesinambungan antara umat Allah dalam Perjanjian Lama (Israel) dengan umat Allah pada Perjanjian Baru (gereja/orang-orang percaya). Mereka melihat bahwa dua kelompok ini merupakan dua kelompok yang terpisah. Karena itu, Allah memperlakukan mereka sebagai dua kelompok umat yang terpisah sampai kepada kekekalan. Banyak janji-janji Allah pada umatNya (Israel) namun tidak melihat penggenapannya pada Perjanjian Baru tapi pada masa kerajaan 1000 tahun. Selanjutnya, metode pendekatan kelompok ini terhadap Alkitab adalah penafsiran harfiah. Menurut mereka, inilah metode penafsiran yang benar, yang lain salah. Karena itu, Wahyu 20 juga harus dimengerti secara harfiah. Itulah sebabnya Walvoord dengan berani menuduh B.B. Warfield -yang menafsirkan Wahyu 20 secara simbolik- sama dengan orang-orang liberal! Namun demikian, metode penafsiran harfiah tidak selamanya benar. Sebab, banyak contoh dalam Alkitab yang tidak dapat ditafsir secara harfiah. Hal tersebut telah dibuktikan oleh G.E. Ladd dengan meyakinkan. Setelah Ladd menanggapi tulisan kelompok ini secara panjang lebar, kemudian dia menulis, "This clearly establishes the principle that the 'literal hermeneutic' does not work. (Ini menunjukkan bahwa prinsip penafsiran harfiah tidak tepat). 
Pandangan lain dari kelompok Dispensasional adalah terjadinya beberapa kali kebangkitan orang mati, serta setidak-tidaknya tiga kali penghakiman terakhir. Untuk lebih jelasnya, baca tulisan Herman Hoyt yang mewakili pandangan Dispensasional pada buku The meaning of the Millenium- Four Views. 

2. Premillenium Historis 

Pandangan ini mengatakan bahwa Kristus akan datang kembali untuk kedua kalinya dan bersama orang percaya akan memerintah selama 1000 tahun lamanya. Selain itu, kelompok ini juga percaya akan adanya dua kali kebangkitan orang mati. Pertama, pada permulaan parousia, yaitu pada awal millenium. Kebangkitan yang kedua adalah pada akhir millenium. Pandangan ini didasarkan pada Wahyu 20, di mana mereka berpendapat bahwa 1000 tahun adalah harfiah dan kebangkitan yang pertama pada ayat 6 adalah kebangkitan tubuh. 
G.E Ladd yang mewakili kelompok premillenium historis, dalam artikelnya menulis, "The Bible that speaks of an actual millenium is the passage in Revelation 20: 1-6. Any millenial doctrine must be based upon the most natural exegesis of this passage. (Alkitab yang membicarakan adanya Millenium adalah Wahyu 20: 1-6. Setiap doktrin Millenium harus didasarkan pada penggalian paling wajar dari pasal ini). Kelompok ini juga berpendapat bahwa pada masa sebelum Millenium akan terjadi siksaan yang dahsyat, kekacauan dunia dan penderitaan yang hebat. Namun pada saat keadaan yang paling buruk ini, Kristus akan datang ke bumi dan mendirikan kerajaan seribu tahun. Menurut pandangan ini, masa tersebut adalah masa yang penuh damai dan kebenaran. 

3. Post Millenium 

Menurut pandangan ini, akan terjadi penginjilan yang hebat di bumi. Hal ini merupakan penggenapan dari Mat.24: 14, "Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahan-nya". Mereka ini percaya bahwa akan tiba masa emas Gereja. Doa yang diajarkan oleh Tuhan Yesus, "Datanglah kerajaanMu di bumi seperti di Sorga", akan sungguh-sungguh terjadi. 
Pemerintahan Kristus, di mana Dia memerintah dalam hati manusia, akan terjadi secara sempurna dan bersifat universal. Itulah sebabnya pandangan ini disebut pandangan yang optimis. Erickson menulis, "In the postmillenial view, the millenium will be an extended period, but not necessarily a literal one thousand years". (Dalam pandangan post millenium, masa millenium merupakan masa yang diperpanjang, tetapi tidak harus berarti 1000 tahun). 

Menurut pandangan kelompok ini, dunia yang akan datang tidak memiliki perbedaan essensi dengan dunia sekarang ini. Dunia yang sekarang ini akan semakin berubah seiring dengan semakin menyebarnya Injil dan semakin banyak penduduk dunia menjadi Kristen. Kejahatan memang tidak hilang sama sekali, tetapi semakin berkurang hingga mencapai titik minimum. Keadaan ini adalah sebagai akibat semakin berubahnya hati manusia di bumi. Segalanya semakin baik, segala permasalahan yang terjadi akan diselesaikan. Periode ini akan diakhiri dengan kedatangan Kristus yang kedua disertai dengan kebangkitan orang mati dan penghakiman terakhir. Loraine Boettner- yang mewakili kelompok ini dalam artikelnya menulis, "The Kingdom of God is now being extended in the world through the preaching of the Gospel and the saving work of the Holy Sirit in the hearts of individuals, that the world eventually is to be Christianized and that the return of Christ is to occur a the close of a long period of righteousness and peace commonly called the millenium". (Kerajaan Allah sekarang ini sedang diperpanjang di dunia ini melalui adanya pemberitaan Injil dan karya keselamatan Roh Kudus di hati setiap orang. Dunia ini akhirnya akan dikristenkan, dan parousia akan terjadi pada akhir dari satu periode yang panjang yang penuh damai dan kebenaran, yang umumnya disebut millenium). 

4. Amillenium
 
Anthony A. Hoekema, dalam ringkasannya terhadap posisi Amillenium membagi eschatology menjadi dua, yaitu: inaugurated eschatology dan future eschatology. Yang dimaksud dengan inaugurated eschatology adalah aspek kedatangan Kristus yang bersifat telah terjadi sekarang ini, yaitu dalam kurun waktu di mana gereja ada dan berkembang -era kabar baik. Sedangkan yang dimaksud dengan future eschatology adalah aspek penggenapannya yaitu ketika Kristus datang yang kedua kalinya. Berkenan dengan inaugurated eschatology, Hoekema menyebutkan beberapa hal: 

a. Kristus telah menang secara sempurna atas dosa, maut dan setan. Melalui kehidupan Kristus yang tanpa dosa dan kematianNya di kayu salib karena dosa-dosa kita, maka Kristus telah mengalahkan dosa. Melalui kematianNya serta kemenanganNya ketika Dia bangkit, maut telah dikalahkan. Kristus telah mengalahkan setan melalui ketaatanNya yang sempurna kepada Bapa dan menang atas berbagai pencobaan. 

b. Kerajaan Allah memiliki dua sisi: aspek kekinian dan aspek yang akan datang. Kelompok ini percaya bahwa kerajaan Allah telah didirikan Kristus ketika Dia hidup di dunia ini dan sedang menuju kesempurnaannya pada hidup yang akan datang. Baca: Mat.12: 28; Luk.17: 20-21; Ro.14: 17; 1Kor.4: 19-20; Kol.1:13-14. 

Aspek yang akan datang:1Kor.6: 9: Gal.5: 21; Ef.5: 5; 2Tim.4: 18. 

c. Meskipun hari terakhir bersifat akan datang, namun kita hidup sekarang dalam zaman akhir (hari-hari terakhir). Yang dimaksud dengan zaman akhir adalah zaman di antara kenaikan Kristus ke Sorga (setelah kedatanganNya yang pertama) dan kedatanganNya yang kedua kali. Baca: Kis.2: 16-17; 1Kor.10: 11; 1Yoh.2: 18. Baca juga tentang hari terakhir pada: Yoh.6: 39-40, 44, 54, 11: 24; 12: 48. 

d. Sehubungan dengan Wahyu 20, tentang kerajaan 1000 tahun, kita saat ini hidup dalam kerajaan 1000 tahun. Di sini kerajaan 1000 tahun dimengerti mulai dari kedatangan Kristus yang pertama sampai kedatangan Kristus yang kedua. Pada masa ini, setan diikat dalam arti tidak dapat menghambat dan menyetop penyebaran Injil dan tidak dapat menipu bangsa-bangsa. Menurut pandangan ini, selama masa 1000 tahun ini jiwa orang percaya yang telah meninggal sekarang berada di Sorga. Mereka sekarang hidup dan memerintah bersama Kristus, sementara mereka menantikan kebangkitan tubuh mereka. Dengan demikian, masa millenium pada Wahyu bukanlah harfiah, tetapi mengatakan suatu periode yang cukup lama. Seribu tahun dianggap kelipatan 10, yang berarti menyatakan angka sempurna, jadi lama sekali. Bahkan ada yang berpandangan bahwa Iblis diikat selama 1000 tahun sebenarnya menyatakan kemenangan Kristus yang sempurna. Jadi, orang-orang mati (martyr) yang hidup kembali (Wahyu 20: 4) dimengerti secara rohani (bukan kebangkitan tubuh). Mereka ini, yang secara rohani hidup, memerintah bersama dengan Kristus di Sorga untuk masa 1000 tahun. 
Ada yang menafsirkan bahwa penulis kitab Wahyu, sebenarnya sedang menggambarkan orang-orang yang mati (martyr) dalam Kristus. Saat itu mereka mengalami kemenangan yang sempurna, memerintah di Sorga bersama Kristus. Dengan demikian, penglihatan ini memberi penghiburan bagi jemaat mula-mula yang begitu menderita karena iman mereka, juga menghibur mereka yang sedih karena anggota keluarganya menjadi martyr (meninggal karena kesaksian mereka). Dunia ini kelak akan diakhiri dengan datangnya Kristus yang kedua. Pada waktu itu akan terjadi kebangkitan semua orang mati dan penghakiman terahkir. 
VIII. Evaluasi 

Setelah kita membahas adanya empat pandangan yg berbeda ttg kerajaan seribu tahun, maka kini kita ingin membahas keempat pandangan tersebut secara singkat dan mencoba mengambil kesimpulan penutup. 

1. Premillenium Dispensasional dan Historis sama-sama berpendapat bahwa kerajaan 1000 tahun yang ditulis pada Wahyu 20 adalah sungguh-sungguh terjadi di dunia ini. Sebelum masa ini, Kristus akan datang dan akan memerintah bersama-sama orang percaya selama 1000 tahun di bumi ini. Perbedaan kedua kelompok ini adalah adanya masa pengangkatan (rapture) pada Premillenium Dispensasional, sedangkan pada Premillenium Historis hal itu tidak ada. 

2. Premillenium Dispensasional dan Historis berpendapat adanya lebih dari satu kebangkitan orang mati. Mereka juga berpendapat bahwa kedatangan Kristus yang kedua tidak sama dengan penghakiman terakhir, karena Kristus masih harus memerintah di bumi selama 1000 tahun. Kemudian barulah terjadi penghakiman terakhir dan terbentuknya bumi baru. 
3. Postmillenium dan Amillenium sama-sama berpendapat bahwa kerajaan 1000 tahun sedang dialami saat ini. Namun ada perbedaan dalam kedua kelompok ini. Amillenium melihat kerajaan 1000 tahun identik dengan era gereja, sedangkan Postmillenium melihat adanya periode perpanjangan pada millenium tersebut, jadi tidak sama dengan era gereja. 
4. Baik Postmillenium maupun Amillenium sama-sama berpendapat bahwa kedatangan Kristus yang kedua akan disertai dengan kebangkitan semua orang mati (general resurrection) dan penghakiman terakhir. Jadi, kebangkitan orang mati merupakan peristiwa tunggal yang hanya terjadi satu kali saja. 

5. Setelah melihat keempat pandangan tersebut, pandangan mana yang berdasarkan Alkitab? Pertanyaan ini sengaja kita berikan untuk menunjukkan bahwa kata "berdasarkan Alkitab" tidak menjamin kebenaran Alkitab. Mengapa? Karena keempat pandangan tersebut di atas mengaku berdasarkan Alkitab. Sebagai contoh, kelompok Dispensasional mengaku dirinya Alkitabiah dan menuduh yang lain tidak Alkitabiah. Padahal, mereka ini menafsir Alkitab secara harfiah, serta sering bersifat spekulatif. 

Membaca pandangan Herman A. Hoyt, dari kelompok Dispensasional, kelihatan kelemahan dalam melakukan penggalian Alkitab. Kita melihat adanya sikap asal comot ayat saja. Karena itu, wajarlah bila G.E. Ladd dalam responnya terhadap kelompok ini menulis, "Hoyt's essay reflects the major problem in the discussion of the millenium". Demikian juga, Hoekema dalam responnya menulis, "What makes Hoyt's essay difficult to evaluate is that he nowhere gives a specific exegesis of any Scripture passage. Most of the time he simply gives Scriptural references in parenthesis… but never does he give a detailed and argued interpretation of a passage". (Yang membuat tulisan Hoyt sulit dievaluasi adalah karena dia tidak memberikan pengga-lian yang spesifik dari setiap ayat yang dikutipnya. Dia sering hanya menunjukkan ayat-ayat tetapi tidak pernah memberikan pe-nafsiran serta argumentasi yang jelas). 

Di pihak lain, meskipun G.E. Ladd dari kelompok Premil-lenium Historis, dalam artikelnya menunjukkan kemampuan menggali yang begitu baik, namun tetap ada masalah dalam pandangan kelompok ini. Beberapa pertanyaan dapat diberikan yang sungguh-sungguh menyulitkan pandangan ini. Dapatkah kita memastikan doktrin kerajaan 1000 tahun hanya dari satu fasal saja, yaitu Wahyu 20? Dan lagi, bukankah kitab Wahyu penuh dengan penglihatan? Perhatikan kata "Aku melihat" sering ditulis dalam kitab ini. Dapatkah kita memperlakukan kitab Wahyu sama dengan kitab-kitab lainnya yang tidak bersifat apokaluptik? 
Kita melihat kenyataan lain bahwa Hoekema yang memiliki kemampuan menggali Alkitab yang tidak kalah dengan Ladd, namun memberikan pandangan yang berbeda tentang Wahyu 20. Ini menunjukkan bahwa kebenaran doktrin tersebut masih dpt diragukan. Demikian juga dengan Guthrie, yang juga ahli Perjanjian Baru -yg menulis buku2 tebal spt bantal itu- dalam bukunya New Testament Theology menulis, "That a spiritual interpretation of the millenium is preferable to a literal inter-pretation becomes clear when note is taken of the exegetical difficulties which a literal interpretation faces". (Penafsiran rohani dari millenium lebih baik dari penafsiran harfiah menjadi lebih jelas ketika kita memperhatikan kesulitan-kesulitan penggalian yang dihadapi oleh jenis penafsiran harfiah). Disamping itu, Leon Morris, theolog Injili dari Australia, dalam tafsirannya yang berjudul Revelation menulis tentang Wahyu 20: 4 bahwa sekalipun orang-orang literal millenium berpendapat bahwa hal itu ada di bumi, namun dia berpendapat bahwa itu ada di Sorga. Menurut Morris, kata "takhta" digunakan oleh Yohanes dalam kitab Wahyu sebanyak 47 kali. Dari ke-47 kali ini semuanya nampaknya ada di Sorga, kecuali takhta Iblis (2: 13) dan takhta binatang (13: 2). Berkenaan dengan kerajaan 1000 tahun, Morris menulis, "One thousand is the cube of ten, the numbers of completeness. We have seen it is used over and over again in this book to denote completeness of some sort, and this is surely the way we should take it here. Satan is bound for the perfect period". (Seribu tahun adalah perkalian dari 10x10x10, yang merupakan angka kesempurnaan. Kita telah melihat hal itu digunakan berulang-ulang dalam kitab ini untuk menunjukkan jenis kesem-purnaan. Tentunya inilah cara yang harus kita ambil di sini. Setan telah diikat untuk periode yang sempurna). 

Hal lain yang penting diperhatikan adalah apakah Alkitab mengajarkan dua kali kebangkitan orang mati? Apakah kedatangan Kristus yang kedua berbeda dengan peghakiman terakhir? Apakah Perjanjian Baru, khususnya keempat Injil mengajarkan adanya masa 1000 tahun tinggal di bumi setelah kedatanganNya yang kedua? Pernahkah Tuhan Yesus mengajarkan demikian? Memang benar bahwa kurangnya data untuk mendukung pandangan satu kitab atau satu fasal tertentu tidak boleh dijadikan dasar untuk menolak ajaran tersebut di atas. Namun masalahnya adalah disamping hal millenium ini dan kebangkitan yang nampaknya tejadi dua kali- hanya ditulis oleh kitab Wahyu, yang bersifat apokaluptik, hal itu pun tidak jelas dinyatakan oleh kitab ini. Andaikata jelas, timbul masalah lain. 
Bagaimanakah ajaran ini diharmoniskan dengan kitab-kitab Perjanjian Baru lainnya? 
Kesimpulan/Penutup: 
Setelah melihat kedua pandangan tersebut di atas, yaitu Premillenium Dispensasional dan Historis yang kurang meyakinkan, maka tinggal pandangan Postmillenium dan Amillenium. Kedua pandangan ini lebih meyakinkan, karena keduanya mengajarkan peristiwa kebangkitan yang hanya terjadi satu kali saja pada saat kedatangan Kristus yang kedua. Pada waktu itu, akan terjadi penghakiman terakhir yang diikuti oleh adanya 
dunia baru. Namun dengan pandangan yang sangat optimis dari Postmillenium, nampaknya pandangan ini tidak tepat. Alkitab tidak pernah mengajarkan pandangan yang demikian. Alkitab malah mengajarkan kenyataan dunia yang semakin jahat. Rasul Paulus menulis, "Ketahuilah, bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar, manusia akan mencintai dirinya sendiri… sedangkan orang jahat dan penipu akan bertambah jahat…" (2Tim.3: 1, 13). Kata "sukar" dalam bahasa Yunani adalah khalepos yang berarti menakutkan, mengerikan. Demikian juga Prof. Bloesch dengan tegas menulis, "The contention that the whole world will gradually be won for Christ and the life of all nations will, in the course of time, be transformed by the Gospel is not in harmony with the New Testament picture of the end of the age". 

Karena itu, pandangan Amillenium lebih meyakinkan. Namun kembali kita tegaskan di sini bahwa kita tidak dapat memastikan waktu kedatangan Kristus yang kedua. Karena itu, jauhilah sikap berspekulasi tentang waktu parousia tersebut. ***





sumber:www.mangapulsagala.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar