Mengenal Doktrin Akhir Zaman



[by samson h]

Doktrin akhir zaman sering dianggap sebagai ajaran yang hanya layak dibicarakan dan dikonsumsi di sekolah teologia. Ada suatu pemikiran keliru bahwa ajaran ini sulit dipahami kaum awam. Mungkin inilah salah satu sebab kenapa doktrin akhir zaman sangat jarang terdengar dalam khotbah-khotbah yang dikumandangkan dari mimbar gereja. Paling tidak inilah yang menjadi pengalaman pribadi penulis selama mengikuti kebaktian di gereja-gereja Indonesia. Bahkan gereja-gereja injili yang mimiliki ciri khas kuat tentang doktrin kedatangan Yesus kedua kalinya pun sangat jarang mengkhotbahkan doktrin akhir zaman secara sistematis. Memang tidak dipungkiri di sana-sini sering disinggung dalam khotbah bahwa Yesus akan segera datang tetapi penjelasan secara rinci dan sistematis sangat jarang dikumandangkan. Jikalau ada khotbah membahas doktrin ini, sering hanya sebatas penjelasan singkat dan tidak berkelanjutan. Bahkan teks firman Tuhan dalam 2 Tesalonika 3:13-18 sering dikhotbahkan hanya sebatas konteks ajaran doktrin kebangkitan saja dan tidak memaparkan lebih dari itu.
Sehubungan dengan fakta di atas, timbul beberapa pertanyaan mendasar yang perlu ditelaah. (1) Apa yang membuat banyak hamba-hamba Tuhan tidak mengkhotbahkan doktrin akhir zaman pada kebaktian minggu secara rinci dan sistematis? (2) Apa benar doktrin akhir zaman hanya merupakan santapan mereka yang duduk di bangku kuliah sekolah teologia? (3) Apa benar doktrin akhir zaman sangat sulit ditelaah dan dimengerti umat Tuhan? (4) Apakah ada cara mudah mengerti doktrin akhir zaman? (5) Bagaimana mempelajari Kitab Wahyu dengan mudah dan jelas? Jawaban pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting untuk membantu mereka yang rindu mengerti firman Allah.
Artikel ini mencoba memberikan solusi terhadap permasalahan yang diungkapkan di atas dan menawarkan cara termudah atau pendekatan dasar untuk mempermudah kaum awam mengerti doktrin akhir zaman. Penulis memiliki keyakinan sejati bahwa setiap doktrin dalam Alkitab harus diberitakan dan diajarkan. Gereja tidak bisa menonjolkan yang satu dan mengabaikan yang lain. Apapun doktrin atau ajaran dalam Alkitab harus dijunjung tinggi dan dipahami umat Tuhan karena tidak ada firman Allah yang tidak bermanfaat. Semua firman Allah memiliki maksud dan tujuan yang telah direncanakan Allah sendiri. Paulus meringkas hal itu dalam sebuah kesimpulan dengan barkata,
Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik” (2 Timotius 3:16-17).
Pernyataan ini mutlak dimana setiap firman Allah itu direncanakan Allah untuk memberikan manfaat bagi umatNya termasuk hal akhir zaman.
Untuk itu sebagai orang percaya yang menjunjung tinggi firman Allah sebagai kebenaran yang diperuntukkan bagi umat Allah, sudah selayaknya umat Kristen tidak mendiskriminasi suatu ajaran dalam Alkitab. Umat Kristen tidak bisa hanya menonjolkan unsur kasih sebagai doktrin penting yang harus diajarkan gereja tetapi mengabaikan banyak dokrin lainnya dalam Alkitab. Harus diakui, doktrin kasih memang penting dan harus diajarkan serta diaplikasikan dalam hidup orang percaya tetapi harus ada keseimbangan dalam menekankan dan mengajarkan suatu doktrin dalam firman Allah karena semua firman Allah itu penting dan tak satupun bisa dianggap kurang penting atau kurang bermanfaat. Oleh karena itu demi mencapai tujuan ini, sangat dibutuhkan suatu pendekatan atau pengajaran bagaimana bisa mengerti firman Allah yang dianggap sulit ditelaah dan dipahami.
Dalam kesempatan ini, penulis merasa bahwa doktrin akhir zaman merupakan doktrin yang sering didiskriminasikan dalam pemberitaan firman Allah karena adanya suatu anggapan bahwa ajaran ini sangat sulit untuk dipahami. Penulis ingin menghilangkan paradigm ini dan menawarkan pendekatan khusus yang dirasa bisa mendobrak kebuntuan yang dianggap tembok kesulitan dalam mengerti doktrin ini.

GEREJA DAN ISRAEL
Bagaimana seseorang bisa mengerti doktrin akhir zaman dengan mudah? Satu cara terbaik untuk sampai pada tujuan ini adalah dengan memiliki pengertian yang baik tentang doktrin Gereja dan Israel. Yang mendasari pemikiran ini adalah bahwa doktrin akhir zaman tidak terlepas dari dua isu penting ini yaitu Gereja dan Israel. Dengan demikian, siapapun yang ingin mengerti doktrin akhir zaman harus memahami aspek-aspek dari kedua doktrin tersebut. Bahkan adanya perbedaan-perbedaan pandangan tentang doktrin akhir zaman keseluruhannya didasari perbedaan pandangan dalam doktrin Gereja dan Israel. Adanya kelompok paham amileniaslime, postmilenialisme, historik pramilenialisme dan pramilenialisme, kesemuanya mendasari perbedaannya dalam pengertian tentang doktrin Gereja dan Israel.
Perlu diketahui bahwa keempat kelompok diatas memiliki pandangan yang bebeda tentang doktrin akhir zaman. Namun perbedaan yang dimiliki bukan hanya pada aspek kronologis kedatangan Yesus Kristus kembali tetapi juga perbedaan pandangan tentang doktrin Israel dan gereja. Sehubungan dengan fakta ini,doktrin Israel dan Gereja harus dipahami terlebih dahulu sebelum membicarakan doktrin akhir zaman. Ketidaksempurnaan pembahaman seseorang tentang kedua ajaran ini akan sangat mempengaruhi tingkat pengertian dan pemahamannya dalam mempelajari doktrin akhir zaman dan Kitab Wahyu.

Doktrin Gereja
Apa itu gereja? Dan kapan gereja mulai ada? Kedua pertanyaan ini merupakan pertanyaan penting yang harus dipahami umat percaya.
Kata “gereja” berasal dari kata Yunani “ekklesia” yang artinya “kumpulan,” “kelompok.” Dilihat dari pembentukan kata “ekklesia”, kata ini berasal dari penggabungan dua kata yaitu “ek” yang berarti “keluar” atau “keluar dari” dan kata kerja “kaleo” yang berarti “memanggil” atau “dipanggil.” Jika kedua kata ini digabung maka kata “ekklesia” memiliki arti harfiah sebagai “yang dipanggil keluar.” Jadi gereja adalah kelompok atau kumpulan orang yang dipanggil keluar dari dunia yang penuh dosa. Gereja berbeda dengan dunia ini karena gereja itu kumpulan orang-orang yang telah dikuduskan Allah, mereka adalah kelompok orang kudus. Itulah sebabnya gereja tidak sama dengan dunia ini dan tidak bisa mengikuti keinginan dunia ini karena telah dipanggil keluar dari cara dan pola hidup dunia yang penuh dosa. Itulah sebabnya Yesus dalam doa syafaatNya di taman Getsemane,
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu . . . . Dan Aku tidak ada lagi di dunia ini, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepadamu . . . . Aku telah memberitakan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia . . . . Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia” (Yohanes 17:9-16).
Paulus bahkan memberitahukan bahwa gereja itu berbeda dari dunia ini dan gereja harus memisahkan diri dari dunia ini meskipun mereka masih ada dalam dunia ini. Gereja harus hidup kudus dan tidak sama seperti dunia ini. Paulus berkata,
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tidak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dengan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tidak percaya? Apakah hubungan bait Allah dengan berhala? Karena kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini: Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku. Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, yang Mahakuasa. Saudara-saudara yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah” (2 Korintus 6:14-7:1).
Ayat-ayat diatas jelas memberitahukan bahwa gereja itu berbeda dengan dunia ini meskipun pada awalnya anggota gereja itu bagian dari dunia ini tetapi mereka telah dipanggil keluar dari dunia menjadi kelompok orang-orang kudus yang berkenan kepada Allah sehingga mereka bukan lagi milik dunia ini tetapi milik Allah. Gereja adalah kumpulan orang-orang kudus yang memiliki keyakinan penuh bahwa mereka telah percaya pada Yesus dan lahir baru.

Gereja Universal
Dari pernyataan Yesus dalam doa syafaatNya (Yohanes 17:9-16), timbul suatu pertanyaan penting bagi orang Kristen sekarang ini. Kapankah gereja mulai ada? Apakah gereja sudah ada di Perjanjian Lama dan pada masa Yesus Kritus? Di sinilah salah satu letak perbedaan pandangan kelompok Kekristenan. Ada kelompok yang berkata, gereja sudah ada di Perjanjian Lama dan ada juga yang berkata gereja baru berdiri setelah hari Pentakosta. Kelihatannya memang sangat sederhana tetapi keyakinan kapan berdirinya gereja juga berkaitan erat dengan doktrin hari zaman.
Secara singkat jika menyimak apa yang disampaikan Yesus dalam doa syafaatNya, sangat jelas bahwa Yesus mendoakan mereka yang telah percaya kepadaNya sebagai Tuhan dan juruselamat, dan mereka itulah umat Allah. Namun jika kelompok umat percaya ini dikatakan sebagai gereja, bisa dipastikan bahwa institusi gereja pada masa itu belum berdiri (terbentuk) seperti yang ada sekarang ini. Hal ini juga dibuktikan dengan adanya pernyataan Yesus yang memberitahukan bahwa Gereja adalah institusi yang akan didirikan kemudian (tidak di masa hidup Yesus) seperti yang dicatat dalam Matius 16:18,
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Kata “jemaat” dalam ayat diatas adalah kata “ekklesia” dalam bahasa Yunani yang berarti “gereja.” Dan “batu karang” menunjuk pada diri Yesus sendiri sebagai batu penjuru gereja. Jadi terlihat dengan jelas bahwa institusi gereja di masa Tuhan Yesus belum berdiri. Namun jika “jemaat” yang dimaksudkan Yesus dalam doa syafaatNya menunjuk pada umat Israel, adalah sesuatu yang bertolakbelakang dengan fakta (kenyataan) karena orang Israel menolak dan bahkan menyalibkan Yesus. Di samping itu, Israel sudah berdiri sebagai satu institusi sementara Yesus menyampaikan suatu jemaat yang akan didirikan kemduian. Jadi bisa disimpulkan bahwa umat yang didoakan Yesus pada saat itu di taman Getsemani bukan umat Israel (sebagai suatu bangsa) dan bukan gereja (sebagai gereja lokal seperti yang ada sekarang ini) tetapi kumpulan umat percaya yang sungguh-sungguh mempercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka (mereka masih menyembah Allah sesuai dengan cara ibadah Israel dan beribadah di Bait Allah). Jika memang kelompok ini bukan umat Israel (sebagai bangsa) dan juga bukan gereja (karena belum berdirinya gereja lokal seperti sekarang ini), apakah nama kelompok orang percaya ini? Ini merupakan pertanyaan penting yang menuntut suatu jawaban.
Mengingat definisi gereja yang diberikan di atas dan mengingat bahwa Yesus adalah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat di sepanjang masa (Yohanes 14:6) dimana tidak ada yang sampai ke sorga tanpa percaya pada Tuhan Yesus, baik itu di Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, maka bisa disimpulkan bahwa kelompok umat percaya pada Yesus Kristus di sepanjang sejarah dunia (Perjanjian Lama dan baru hingga sekarang ini) tergabung dalam suatu wadah yang dinamakan sebagai GEREJA YANG TIDAK KELIHATAN ATAU GEREJA UNIVERSAL. Jemaat gereja yang tidak kelihatan ini adalah mereka yang sungguh-sungguh percaya pada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Ini menunjukkan bahwa meskipun Allah memilih Israel sebagai bangsa yang khusus yang dipakai Allah dalam menggenapi rencanaNya, tidak berarti umat Israel secara keseluruhan menjadi orang-orang percaya kepada Yesus. Umat Israel tidak otomatis sebagai umat percaya karena ada yang menolak dan membrontak tetapi mereka yang sungguh-sungguh percaya menjadi bagian atau anggota dari gereja universal ini. Sama seperti gereja lokal sekarang ini dimana tidak semua yang telah menjadi anggota gereja itu benar-benar memiliki iman pada Yesus. Ada orang datang ke gereja dengan berbagai motif dan maksud dan mereka tidak percaya. Orang-oragn sedemikian tidak termasuk dalam keanggotaan gereja universal. Jadi gereja universal itu adalah gereja yang tidak mengenal denominasi atau organisasi tetapi mereka adalah orang-orang yang sungguh-sungguh percaya pada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Penganut sistem Teologia Perjanjian (Covenant Theology) mempercayai hal ini, namun tidak demikian bagi mereka yang menganut sistem Teologia Dispensasional (Dispensational Theology), mereka tidak mengakui pemakaian istilah gereja universal atau gereja tidak kelihatan ini. [Kedua sistem teologia ini sangat bertolak belakang dalam doktrin Gereja, Israel, dan doktrin akhir zaman].
Mengacu pada pernyataan Yesus dalam Matius 16:18 mengindikasikan bahwa jemaat yang dimaksud Yesus di situ bukanlah gereja universal (tidak kelihatan) ini, tetapi institusi gereja lokal seperti yang kelihatan sekarang ini di berbagai gereja. Di masa Tuhan Yesus, gereja seperti itu belum ada dan Yesus berkata bahwa itu masih akan didirikan (masa setelah Yesus) karena hingga kematian Yesus gereja seperti itu belum berdiri.

Gereja Lokal
Lalu kapankah gereja lokal itu berdiri? Gereja lokal berdiri setelah Yesus naik ke sorga yaitu pada hari Pentakosta. Jika sebelum kenaikan Yesus ke sorga mereka yang percaya pada Yesus masih tetap beribadah di Bait Allah (di Yerusalem) dan rumah ibadat Israel (sinagoge) bahkan Yesus sendiri acap kali mengikuti ibadah di tempat-tempat tersebut. Namun setelah hari Pentakosta terlihat adanya pemisahan antara ibadah umat Israel dan umat percaya pada Yesus Kristus. Kelompok pengikut Kristus tidak beridah bersama-sama lagi dengan umat Israel secara keseluruhan tetapi memiliki tempat ibadah sendiri dan bahkan cara ibadahnya juga berbeda serta kegiatan yang dilakukan dalam setiap kegiatan rohani juga berbeda. Gambaran perbedaan ini terlihat jelas dalam tulisan Lukas dalam Kisah Para Rasul 2:41-47,
Orang-orang yang menerima perkataannya itu member diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Maka ketakutanlah mereka semua, sedang rasul-rasul itu mengadakan banyak mujizat dan tanda. Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati, sambil memuji Allah. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.”
Inilah yang menjadi awal berdirinya gereja lokal.
Jadi ketika Yesus menjanjikan pendirian institusi jemaat (gereja) yang dicatat dalam Matius 16:18, itu merupakan pendirian jemaat lokal yang berdiri setelah pada hari Pentakosta dan yang berlanjut hingga sekarang ini. Gereja yang kelihatan sekarang (terdiri dari berbagai denominasi) adalah GEREJA LOKAL yang merupakan perwujudan dari janji atau nubuat Kristus.

DOKTRIN ISRAEL
Eksistensi Israel Sebagai Bangsa
Berdirinya gereja lokal sebagai institusi baru tentu memberikan indikasi bahwa Allah pada mulanya telah memiliki rencana dan program khusus bagi GEREJA LOKAL ini, sama seperti rencana dan program Allah bagi Israel. Bukan karena terdesak atau gagal dalam programnya bagi Israel sehingga Allah harus mendirikan institusi baru yang dikenal dengan gereja. Tuhan Pencipta langit dan bumi telah merencanakan segala sesuatu sebelum dunia dijadikan. Dia adalah Allah yang mahatahu dan sempurna, yang mengetahui segala sesuatu jauh sebelum segala sesuatunya terjadi. Oleh karena itu bisa dipastikan bahwa gereja itu sudah dalam program Allah sejak permulaan, hanya saja Allah baru menyatakan hal itu kepada manusia di kemudian hari.
Seperti diketahui, Allah telah menyatakan rencanaNya bagi Israel dan memakainya menjadi alat Allah dalam menggenapi janji-janji-Nya. Israel sebagai bangsa pilihan Allah dipakai untuk menggenapi rencanaNya bagi dunia. Meskipun Israel selalu memberontak kepada Allah, Allah panjang sabar dalam menuntun Israel. Namun ketidaktaatan dan pemberontakan membuat Israel mendapatkan ganjaran dan hukuman. Punjak pemberontakan terjadi ketika Israel menyalibkan Yesus. Namun ketidaktaan, kejahatan dan pemberontakan mereka tidak serta merta membuang Israel sebagai bangsa pilihan Allah. Justru ketidaktaatan dan pemberontakan Israel, akhirnya Allah memberitahukan suatu misteri (rahasia) yang selama ini tidak diketahui manusia bahwa Allah telah merencanakan berdirinya sebuah institusi baru, gereja.
Seperti diberitahukan sebelumnya, rencana pendirian institusi baru (gereja) ini bukan rencana dadakan atau plan B (karena kegagalan plan A, Israel), tetapi itu sudah dalam rencana dan program Allah sebelum dunia dijadikan. Kegagalan dan pembrontakan Israel dengan menyalibkan Yesus merupakan suatu momen tepat dalam program Allah untuk merealisasikan dan menggenapi janji Kristus (ref. Matius 16:18). Inilah yang diungkapkan Paulus ketika memberitahukan awal mula berdirinya gereja lokal dalam Efesus 3:5-6,
“5Yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus.”
Apa yang tidak diberitahukan di zaman dulu, di masa Israel? Jawabnya, ayat 6,
“6yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi (gereja lokal), karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.”   
Ayat ini menunjukkan bahwa pada mulanya Allah memiliki dua rencana khusus dan dinyatakan secara progresif dalam Alkitab yaitu program untuk Israel, dan program untuk Gereja. Dengan demikian gereja itu bukan pengganti Israel atau plan B Allah karena rencana awalnya (plan A: Israel) tidak berhasil (gagal). Allah itu tidak seperti manusia yang selalu gagal dalam berbagai rencana dan programnya. Allah itu merencanakan segala sesuatu dengan sempurna, jika tidak demikian Ia bukanlah Allah.
Tidak ada yang menyangkal fakta bahwa Israel telah melakukan berbagai kejahatan dan pemberontakan terhadap Allah. Pembrontakan yang dilakukan itu telah diganjar dengan berbagai jenis hukuman termasuk membuang Israel ke Babilonia. Namun, hukuman itu pun tidak membuat Israel bertobat. Mereka justru menyalibkan Yesus, Mesias Israel. Pembrontakan ini tentu tetap mendapatkan ganjaran dan hukuman. Sebagian dari ganjaran itu telah disampaikan Yesus semasa hidupNya. Yesus menyampaikan bahwa kota dan Bait Allah yang dibanggakan orang Yahudi akan dihancurluluhkan seperti dicatat dalam Matius 24:1-2,
“Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah. Ia berkata kepada mereka, Kamu melihat semunya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.”
Artinya kota Yerusalem dan bait Allah akan dihancurkan dan bangsa Israel akan bercerai berai dan tersebar ke berbagai belahan dunia.
Kapankah nubuat Yesus ini terjadi? Fakta sejarah menunjukan bahwa nubuat ini tidak langsung digenapi Yesus semasa hiduNya. Tidak juga setelah kebangkitanNya atau sebelum kenaikanNya ke surge. Nubuat ini baru digenapi setelah hampir 40 tahun setelah kenaikan Yesus ke surga yaitu pada tahun 70 Masehi. Pada tahun ini, dibawah pimpinan Jenderal Titus, Yerusalem dan bait Allah dihancurkan luluhkan. Kejadian itu memaksa orang-orang Israel melarikan diri ke berbagai penjuru dunia dalam penyelamatan diri. Israel terpencar ke seluruh belahan dunia hingga Negara Israel itu sendiri hampir tak berpenghuni. Mulai masa inilah bangsa-bangsa Arab memasuki tanah Israel dan menetap di di sana. Sedangkan orang-orang Israel tersebar ke berbagai Negara Eropa, Afrika, Amerika bahkan Asia dan Australia. Sejak tahun 70 Masehi itu tidak ada lagi Negara yang bernama Israel.
Yang menjadi pertanyaan, apakah Allah telah membuang Israel karena menyalibkan Yesus? Hingga pada awal abad ke 20 atau hingga tahun 1900 an, jawaban para teolog pada umumnya adalah Israel telah dibuang dan Allah tidak tertarik lagi dengan Israel. Namun pandangan ini sebenarnya merupakan pandangan yang tidak didasarkan pada Firman Allah. Hanya karena bangsa Israel tidak berdiri lagi sebagai suatu bangsa dan Negara, maka Israel dianggap telah dibuang Allah. Namun apakah Alkitab mencatat bahwa Israel telah dibuang Allah? Jawaban yang pasti adalah bahwa tidak ada ayat firman Allah yang menyatakan secara eksplisit bahwa Israel telah dibuang untuk selamanya. Tetapi Paulus dalam kitab Roma menjelaskan bahwa Allah tidak pernah berencana membuang Israel. Allah memang menghukum siapa saja yang telah melakukan kesalahan dan dosa termasuk Israel. Tetapi rencana Allah yang agung tidak akan pernah gagal. Allah akan menggenapi janji-janjiNya dengan sempurna.
Perhatikan perkataan Paulus tentang Israel dalam Roma 11:11-12,
Maka aku bertanya: Adakah mereka tersandung dan harus jatuh? Sekali-kali tidak! Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu. 12Sebab jika pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka kekayaan bagi bangsa-bangsa lain, terlebih-lebih lagi kesempurnaan mereka.
Paulus bertanya, “Adakah mereka (Israel) tersandung dan harus jatuh”? Kata “tersundung” dan “jatuh” di sini bukan seperti yang diartikan sehari-hari tetapi ini adalah istilah yang diperhalus dan sebenarnya pernyataan ini memiliki arti, “apakah Allah akan membuang Israel dan tidak dipulihkan lagi karena perbuatan dosa dan pembrontakan mereka? Kalimat ini juga merupakan suatu pernyataan keberatan (objection – instruksi dalam sebuah pengadilan). Dengan menyadari bahwa Israel telah menolak Mesias dan tersandung, apakah Allah merencanakan Israel dibuang dari kasih karunia dan program Allah? Paulus menjawab, sekali-kali tidak.
Kelompok tertentu beranggapan bahwa Israel yang dimaksud dalam ayat ini bukan bangsa Israel tetapi gereja karena anggapan Israel telah digantikan gereja. Namun konteks ayat tersebut tidak mengindikasikan arti sedemikian karena frase selanjutnya tidak menunjukkan hal itu, “Tetapi oleh pelanggaran mereka (Israel), keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya mereka (Israel) cemburu.” Jika Israel memang benar-benar sudah digantikan gereja, dan Israel sudah tidak ada lagi dalam rencana Allah, untuk apalagi membuat Israel cemburu? Tetapi justru sebaliknya, ayat ini memberikan pengukuhan bahwa Israel itu sedang berada dalam penghukuman Allah. Namun dalam ayat yang sama juga terdapat suatu petunjuk akan rencana Allah untuk bangsa-bangsa lain selain dari bangsa Israel yang dikenal dengan gereja (terdiri dari berbagai suku-suku bangsa dan bahasa).
Lalu perhatikan ayat 11b,
“Tetapi oleh pelanggaran mereka, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya membuat mereka cemburu.”
Oleh karena Israel telah melakukan kesalahan dan pelanggaran, maka Allah menyatakan rencana keselamatan bagi bangsa-bangsa lain, suatu rencana yang telah Allah tetap sebelum dunia dijadikan. Kenapa Allah harus menyatakan rencana dan program ini bertepatan dengan kegagalan dan pelanggaran Israel menyalibkan Mesias mereka? Paulus memberitahukan tujuannya, agar bangsa Israel menjadi CEMBURU. Roma 11:11b memberikan indikasi kuat bahwa eksistensi gereja tidak menggantikan eksistensi Israel sebagai bangsa. Justru sebaliknya, bahwa kedua institusi gereja dan Israel harus berdiri bersama-sama baru ayat Roma 11:11b memiliki arti yang sesungguhnya.
Perhatikan frase “supaya membuat mereka (Israel) cemburu.” Jika seandainya Israel telah digantikan gereja, atau Israel sudah tidak ada lagi dalam program Allah, untuk apa lagi membuat Israel cemburu karena eksistensinya sudah tidak ada? Tetapi justru sebaliknya, karena Israel dan gereja adalah dua institusi yang berdiri bersama-sama dalam program Allah, maka ketika gereja mendapakat perhatian khusus dari Allah, Israel akan cemburu. Dengan pemberontakan Israel terhadap Allah dan penyaliban Kristus di kayu salib, maka Allah memberitahukan rencana keselamatan bagi bangsa-bangsa lain. Paulus memberitahukan awal mula dari gereja lokal dalam Efesus 3:5-6,
“5Yang pada zaman angkatan-angkatan dahulu tidak diberitakan kepada anak-anak manusia, tetapi sekarang dinyatakan di dalam Roh kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya yang kudus, 6yaitu bahwa orang-orang bukan Yahudi (gereja), karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus.”
Allah tidak membuat rencana baru di sini karena Ia telah merencanakan segala sesuatu sebelum dunia dijadikan. Namun Allah merahasikannya dan tidak memberitahukan hal itu kepada siappun di Perjanjian Lama dan hanya Yesus kemudian memberitahukan hal itu dalam Matius 16:18,
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”
Namun demikian Efesus 3:5-6 tidak juga memberitahukan bahwa Allah hanya memperdulikan Israel sementara bangsa-bangsa lain tidak memiliki keselamatan di Perjanjian Lama. Fakta dalam Alkitab mencatat bahwa Allah menunjukkan belas kasihan dan menyelamatkan orang-orang bukan Yahudi. Ada dua nama perempuan bukan Yahudi yang dicatat dalam silsilah Tuhan Yesus dalam Matius 1:1-17 yaitu “Rahab” perempuan sundal dan “Rut” perempuan Moab. Mereka merupakan contoh dalam catatan Alkitab bahwa Allah memberikan keselamatan kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi. Namun harus diketahui bangsa-bangsa lain yang percaya kepada Tuhan itu harus menjadi bangsa Yahudi (Israel) dalam aspek-aspek tertentu seperti mengikuti cara ibadah Israel, ritual Israel, di sunat dan menyembah di bait Allah orang Israel. Inilah pola yang diatur dalam Perjanjian Lama, tetapi sekarang apa yang dicatat dalam kitab Efesus benar-benar memberitahukan sesuatu yang belum pernah terjadi bahwa bangsa-bangsa lain menjadi (1) turut ahli-ahli waris, (2) anggota-anggota tubuh, (3) peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus. Inilah gereja, tubuh Kristus itu.
Hari Pentakosta adalah hari turunnya Roh Kudus dan juga merupakan lahirnya gereja lokal. Hari itu menjadi awal mula dimana orang-orang dari berbagai suku bangsa mengakui Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. Ribuan orang memberi diri dibaptis dan tiap-tiap hari mereka berkumpul memuji Allah, mempelajari firman Allah dan memecah-mecahkan roti (perjamuan kudus). Kegiatan ini menjadi suatu kegiatan baru bagi orang-orang Yahudi dan bukan Yahudi yang percaya pada Yesus. Dengan kegagalan dan kekurangan atau dosa Israel, Allah memberitahukan kepenuhan rencanaNya bagi bangsa-bangsa lain sehingga mereka (bukan Yahudi) dapat mencicipi anugerah Allah dan memperoleh keselamatan.
Untuk memperjelas argumentasi Paulus dalam penegasannya bahwa Israel tidak dibuang Allah atau Israel tidak digantikan gereja, Paulus memberikan ilustrasi pohon zaitun menggambarkan Israel dan hubungannya dengan gereja dalam program Allah (Roma 11:16-26).
“16Jikalau roti sulung adalah kudus, maka seluruh adonan juga kudus, dan jikalau akar adalah kudus, maka cabang-cabang juga kudus. 17Karena itu apabila beberapa cabang telah dipatahkan dan kamu sebagai tunas liar telah dicangkokkan di antaranya dan turut mendapat bagian dalam akar pohon zaitun yang penuh getah, 18janganlah kamu berbegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu melainkan akar itu yang menopang kamu. 19Mungkin kamu akan berkata: ada cabang-cabang yang dipatahkan, supaya aku dicangkokkan di antaranya sebagai tunas. 20Baiklah! Mereka dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah! 21Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli, Ia juga tidak akan menyayangkan kamu. 22Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yagn telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga. 23Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali. 24Sebab jika kamu telah dipotong sebagai cabang dari pohon zaitun liar, dan bertentangan dengan keadaanmu itu kamu telah dicangkokkan pada pohon zaitun sejati, terlebih lagi mereka ini, menurut asal mereka akan dicangkokkan pada pohon zaitun mereka sendiri. 25Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan mengganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. 26Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatan . . . .” (Roma 11:16-26).
Dalam Yeremiah 11:6 bangsa Israel dikatakan sebagai Pohon Zaitun dan kiasan ini juga diungkapkan Paulus di sini. Jikalau akar pohon ziatun itu adalah kudus (kemungkinan besar ini menunjuk pada Abraham sebagai orang yang dipilih Allah dan Israel adalah keturunannya) maka sepatutnyalah seluruh cabang-cabangnya yaitu keturunan Abraham menghasilkan buah-buah dalam kekudusan. Namun jika cabang-cabang pohon zaitun kudus itu sendiri tidak menghasilkan buah, maka mereka dipotong dan dibuang dan itulah yang terjadi terhadap Israel.
Sedangkan bangsa-bangsa lain (bangsa bukan Israel) diilustrasikan sebagai pohon zaitun liar atau “tunas liar.” Tunas liar ini tidak akan pernah menghasilkan buah-buah dalam kekudusan tetapi dosa dan kekejian. Namun cabang pohon zaitun liar ini dicangkokkan pada pohon zaitun kudus itu. Dengan demikian cabang pohon zaitun liar yang dicangkokkan itu mendapatkan makanan dan kehidupan dari akar pohon zaitun kudus itu. Inilah gambaran bangsa-bangsa lain (gereja) yang mendapatkan kehidupan dan keselamatan yang dinyatakan Allah. Gereja adalah tunas liar yang dicangkokkan pada pohon zaitun kudus sehingga memperoleh keselamatan. Tetapi Paulus memberikan peringatan kepada tunas liar yang dicangkokkan ini demikian, “Janganlah kamu bermegah terhadap cabang-cabang itu! Jikalau kamu bermegah, ingatlah, bahwa bukan kamu yang menopang akar itu, melainkan akar itulah yang menopang kamu” (ayat. 18). Artinya gereja tidak boleh bermegah dan meremehkan Israel (cabang-cabang asli) tetapi seharusnya gereja harus merasa takut. Paulus melanjutkan,
“Mereka (Israel) dipatahkan karena ketidakpercayaan mereka, dan kamu tegak tercacak karena iman. Janganlah kamu sombong, tetapi takutlah!” (Roma 11:20).
Yang menjadi pertanyaan sekarang, kenapa gereja harus merasa takut? Paulus memberikan jawabannya,
“Sebab kalau Allah tidak menyayangkan cabang-cabang asli (Israel), Ia juga tidak akan menyayangkan kamu (gereja). Sebab itu perhatikanlah kemurahan Allah dan juga kekerasan-Nya, yaitu kekerasan atas orang-orang yang telah jatuh, tetapi atas kamu kemurahan-Nya, yaitu jika kamu tetap dalam kemurahan-Nya; jika tidak, kamu pun akan dipotong juga” (Roma 11:21-22).
Bahkan Paulus mencatat bahwa Allah akan mencangkokkan cabang-cabang asli (Israel) itu kembali jika mereka tidak tetap pada ketidakpercayaan mereka.
“Tetapi mereka pun akan dicangkokkan kembali, jika mereka tidak tetap dalam ketidakpercayaan mereka, sebab Allah berkuasa untuk mencangkokkan mereka kembali” (Roma 11:23).
Ayat-ayat ini memberikan petunjuk bahwa Israel memang telah dipotong dan dipisahkan dari akar pohon zaitun kudus selama tetap pada ketidakpercayaan mereka. Bukankah mereka sudah dipotong dan dibuang? Benar! Mereka dibuang dan dipisahkan dari akar pohon zaitun kudus itu untuk beberapa waktu. Bagaimana mungkin hal itu terjadi? Paulus menjawab, Allah memiliki kuasa untuk mencangkokkan mereka kembali. Jika cabang pohon zaitun liar bisa dicangkokkan ke pohon zaitun kudus itu maka akan lebih mudah mencangkokkan kembali cabang-cabang pohon zaitun aslinya (Roma 11:24). Kapanpun itu bisa dilakukan Allah karena Ia memiliki kuasa melakukan hal itu.
Satu hal penting yang ditemukan di sini bahwa Allah mengabaikan atau mengesampingkan Israel untuk sementara waktu dan jika mereka bertobat, Allah akan mengampuni dan memulihkannya kembali. Itu berarti Allah tidak membuang Israel selamanya. Lalu sampaikan cabang pohon zaitun liar itu dicangkokkan pada pohon zaitun kudus itu? Dan kapankah cabang pohon zaitun asli akan dicangkokkan kembali? Tidak ada yang tahu jawabannya tetapi satu hal yang pasti, program Allah sekarang befokus pada gereja sebagai alat Tuhan dalam memberitakan kebenaran Kristus ke seluruh bangsa dan suku bangsa di dunia. Sejak Israel menolak Kristus sebagai Mesias dan menyalibkan-Nya, saat itulah Israel dipotong dari pohon zaitun kudus itu. Israel berada dalam penghukuman Allah. Israel masih tetap dalam rencana dan program Allah tetapi untuk semantara Allah membiarkannya mengalami berbagai macam ganjaran seperti membuang mereka dari Negara Israel dan tersebar ke seluruh dunia, dianiaya dan dibunuh oleh Hitler, dibenci dan dikucilkan berbagai bangsa di dunia dan banyak lagi. Inilah hukuman Allah. Tetapi hukuman itu suatu saat akan berakhir. Kapan itu terjadi? Paulus memberitahukan rahasia penting bagi umat manusia,
Sebab, saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk” (Roma 11:25).
Roma 11:25 ini memberikan petunjuk bahwa Tuhan telah menetapkan jumlah bangsa-bangsa lain (gereja yaitu orang-orang percaya). Tak seorangpun yang tahu jumlah keseluruhan orang percaya itu. Jika jumlah itu sudah terpenuhi maka rencana Allah terhadap bangsa-bangsa lain (gereja) akan berakhir karena orang-orang percaya akan diangkat Tuhan ke sorga. Itu berarti gereja memiliki waktu yang terbatas di bumi ini dan setelah jumlah yang direncanakan Allah terpenuhi, maka Israel akan dicangkokkan kembali. Program Allah bagi Israel akan berlanjut. Namun salama masa-masa gereja, Israel akan tetap menjadi bangsa yang tegar dan memberontak kepada Allah. Mereka akan tetap menolak Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan Allah.
Lalu kapankah masa gereja berakhir? Pertanyaan ini tidak akan dijawab di sini. Pembaca bisa melihatnya pada topik lain yang berhubungan dengan judul ini atau melihat bagian kedua dari artikel ini. Namun untuk saat ini, cukup dimengerti bahwa Allah dari kekekalan memiliki dua program bagi umatNya: satu untuk Israel dan satu lagi untuk Gereja. Gereja tidak menggantikan Israel dan Israel tidak dibuang untuk selamanya. Dua program Allah ini berjalan bersama-sama sesuai dengan yang direncanakan Allah dan dibawah pengontrolan Allah sendiri. Sekarang ini masa gereja dimana Allah memfokuskan programnya bagi gereja. Ketika program bagi gereja itu sudah berakhir, maka program Allah bagi Israel akan berlanjut. Paulus berkata, “Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatan . . . .” (Roma 11:26).


sumber: teologia.mystudylight.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar