Memahami Ucapan Yang Sulit Dalam Perjanjian Baru



Wahyu 12:1-9 Perempuan Dan Naga 

Naga kembali menjadi populer dalam buku dan permainan fantasi. Karena Alkitab tidak termasuk dalam dunia fantasi, kita menjadi terganggu ketika mendapati naga memenuhi halaman-halaman Alkitab. Gambaran yang disajikan dalam Kitab Wahyu itu sangat hidup, Naga dalam Wahyu 12:1-3 adalah bagian dari serangkaian gambaran yang dikernukakan sebagai pendahuluan terhadap akhir zarnan, karena sangkakala ketujuh, yakni penghakiman yang kedua dari akhir, telah ditiup. Tetapi apa yang dapat kita simpulkan dengan gambaran tersebut? Siapakah perempuan itu? Naga apakah itu? Bagaimana kita menafsirkan gambaran semacam itu, yang mengingatkan kita lebih kepada mitologi Yunani daripada sebagian besar isi Kitab Suci? 

Gambaran Yohanes dimaksudkan untuk menyatakan arti, tetapi pada sa at yang sama Yohanes menggunakan gambaran karena gambaran bersifat fleksibel, Baik perempuan maupun naga itu memiliki sifat fleksibel sehingga memungkinkan mereka menjadi berguna bagi penulis. 

Pertama, kita lihat perempuan itu. Ada dua perempuan dalam Kitab Wahyu. Yang pertama adalah perempuan Allah. Yang kedua adalah perempuan dalam pasal 17, seorang pelacur. Pertentangan ini mengingatkan kita pada kedua perempuan dalam Amsal 1-10, yang satu perempuan yang bijaksana dan lainnya perempuan pelacur. Dalam Kitab Wahyu, perempuan yang pertama berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya. Perempuan yang kedua berpakaian "ungu dan merah tua," warna kaisar-kaisar bumi. Perempuan yang pertama mempunyai mahkota dari dua belas bintang. Perempuan yang kedua mempunyai emas dan permata. Perempuan yang pertama melahirkan, tetapi perempuan yang kedua tampaknya mandul. Dalam segala hal keduanya bertentangan. 

Kita mengetahui bahwa perempuan yang kedua menggambarkan Romawi; apakah perempuan yang pertama menggambarkan Yerusalem? Ada beberapa jawaban untuk pertanyaan itu. Beberapa sarjana menunjuk pada kedua belas bintang dan mengatakan bahwa kedua belas bintang itu adalah kedua belas kepala suku Israel. Memang seluruh gambar itu, termasuk matahari dan bulan, mengingatkan kita akan mimpi Yusuf (Kejadian 37:9). 
Sarjana yang lain melihat pada kejadian kelahiran anak tersebut dan menyatakan bahwa perempuan itu adalah Maria. Yang lain lagi menjelaskan bahwa tanda itu muncul di langit, karenanya gambaran tersebut pasti merupakan gambaran yang ideal dari anak-anak Allah, pengantin Allah yang sebenarnya. Saya kira kita tidak harus memilih antara beberapa penafsiran ini. Pemikiran orang Yahudi sering terombang-ambing antara bentuk tunggal dan jamak. Contohnya, dalam nyanyian hamba Tuhan di bagian kedua Kitab Yesaya hamba itu kadang-kadang berarti Israel (Yesaya 49:3) dan kadang-kadang individu (49:5), di dalam Kitab Daniel istilah Anak Manusia (7:13-14) dan "orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi" (7:18) juga digunakan secara bergantian. Jadi dalam gambaran kita perempuan'itu adalah umat Allah, bangsa Israel yang setia. Perempuan itu juga Maria, yang memberikan tanda khusus kepada kelompok yang setia itu dengan melahirkan Mesias. 

Pada bagian kedua dari pasal tersebut gambaran dari perempuan itu berubah , karena ia dianiaya. Masihkah ia menggambarkan umat yang setia di Israel? Ataukah ia sekarang menggambarkan umat Allah yang lebih luas, yaitu orang Yahudi dan juga orang bukan Yahudi? Tentu saja pelariannya ke padang gurun mengingatkan kita akan kata-kata. Yesus (Markus 13:14; Lukas 21:21), yang dilakukan gereja Kristen Yahudi sebelum tahun 70 Masehi (lihat artikel di khotbah-yesus-kristus-di-bukit-zaitun-matius-24-1-25-46-vt2287.html ). Apakah itu kemudian berarti bahwa Allah akan melindungi kelompok orang Kristen Yahudi? Ataukah kita harus mengingat kata-kata-Nya dalam Matius 16:18 bahwa "alam maut" tidak akan menguasai jemaat-Nya, sehingga perempuan itu berarti seluruh jemaat-Nya? Mungkin keduanya benar. Gambaran itu adalah mengenai pelarian bangsa Israel dan Firaun ke padang gurun dan pelarian jemaat dari Yerusalem selama perang tahun 66-70 Sesudah Masehi. lni menunjukkan bahwa Allah akan memperhatikan dan melindungi gereja-Nya, khususnya selama pernerintahan Iblis berjaya, yaitu selama 1.260 hari. Semua dusta dan kekuatan lblis yang dikerahkan oleh sang naga tidak dapat menghancurkan gereja. Tetapi pada saat yang bersamaan naga itu menyatakan perang dengan anak-anak dan perempuan itu, yaitu orang Kristen. Jadi sementara gereja sebagai suatu keseluruhan dilindungi dan tidak dapat ditindas, orang Kristen sebagai individu akan mengalami murka Iblis, bahkan mungkin mati sebagai martir. 

Yang kedua adalah naga.

Gambaran ini diambil dan Lewiatan dalam Perjanjian Lama, ular naga laut yang mempunyal banyak kepala (Mazmur 74:13-14). Ular naga itu kadang-kadang merupakan mitos, dalam pengertian bahwa ia tidak merupakan penjelmaan sejarah apapun, dan kadang-kadang merupakan musuh dan anak-anak Allah, seperti bangsa Mesir (Mazmur 74:14; Yehezkiel 29:3) atau Asyur (Yesaya 27:1). Gambaran ini disampaikan kepada Yohanes melalui Daniel, yang menggambarkan binatang keempat dengan sepuluh tanduk (7:7). Yohanes tentu saja , mengemukakan dengan sangat jelas mengenal siapa yang menurut keyakinannya sedang dibicarakan Daniel (atau siapa yang ditafsirkannya kembali dalam mimpi Daniel), karena ia menulis dalam Wahyu 12:9, "Dan naga besar itu, Si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah." Tetapi naga itu juga mempunyai tubuh jasmani. "Binatang yang keluar dari dalam laut" (Wahyu 13:1) mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk seperti .naga, seperti binatang yang ditunggangi oleh pelacur besar itu (17:3). Pelacur itu meniru perempuan yang berselubungkan matahari, demikian pula naga itu meniru orang lain. Wahyu 12:3 mencatat bahwa ia mempunyai tujuh mahkota, sementara dalam Wahyu 19:12 "Raja dari segala raja dan Tuhan dan segala tuhan" mempunyai banyak mahkota di kepalanya. 

Naga itu tentu saja berusaha untuk menghancurkan Kristus, anak yang terdapat dalam cerita kita. Dalam hal ini Yohanes tidak merasa tertarik untuk membicarakan kehidupan dan kematian Kristus, melainkan langsung berpindah dari kelahiran menuju kenaikan-Nya. Tetapi kita harus ingat bahwa dalam Injilnya "pengangkatan" Anak Manusia itu meliputi salib mau pun kenaikan, jadi hal ini tidak berarti bahwa salib tidak ada dalam pemikirannya. 
Perhatian Yohanes adalah pada perang antara naga melawan umat Allah. Perang itu terdiri dari dua tahap, yaitu di langit dan di bumi. Perang di langit dilakukan oleh Mikhael "pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu [yaitu anak-anak bangsa Daniel]" (Daniel 12:1), dan malaikat-malaikatnya. Naga itu telah menyapu sepertiga m alaikat bersamanya selama kejatuhannya, jadi ia juga perperang dengan malaikat. Tetapi ia kalah. Meskipun Allah tidak pernah berperang secara langsung melainkan melalui malaikat-malaikat-Nya, kemenangan-Nya pasti. Iblis kehilangan jalan masuk ke surga. Kapan Yohanes melihat hal ini terjadi? Meskipun beberapa sarjana menyebut hal ini sebagai kejatuhan awal Iblis, peristiwa tersebut mungkin terjadi pada akhir zaman, karena peristiwa itu terjadi setelah sang anak dikejar ke langit. Lagipula ada banyak kesaksian orang Yahudi bahwa Iblis memiliki jalan masuk ke surga selama sejarah dunia. 

Di bumi juga terjadi peperangan. Umat manusia rupanya tidak dapat melihat musuh mereka. Meskipun demikian mereka mengalahkan Iblis itu. Sebenarnya hasil dari perang di langit itu tampaknya sarna dengan di bumi, seperti doa Daniel dalam pasal 10 yang tampaknya paralel dengan peperangan yang terjadi dalam alam rohani. Ia sendiri tidak mengetahui tentang peperangan itu sebelum diberitahu. Dalam Kitab Wahyu umat manusia menang bukan karena kekuatan dan kebijaksanaan mereka, melainkan karena keyakinan mereka kepada "darah Anak Domba" dan pengakuan mereka secara terbuka mengenai keyakinan tersebut. Mereka sangat teguh dalam keyakinan dan pengakuan itu sehingga "mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam rnaut" (12:11). lblis bisa saja membunuh para martir, tetapi kematian setiap martir itu akan menjadi kekalahannya sendiri. Martir itu memperoleh keselamatan dan tinggal bersama Allah di surga; dan kekuatan Iblis terhadap orang itu telah runtuh. Dengan kata lain, cara utama untuk menghadapi peperangan rohani adalah komitmen kepada Allah dan penebusan-Nya dalam Kristus, sebuah komitmen yang diakui secara sangat terbuka dan radikal sehingga kematian pun tidak akan menggoyahkan seseorang darinya. 
Peperangan itu akan berlangsung sepanjang zaman Kristen, tetapi paling hebat pada akhir zaman. Selama 42 bulan itu Iblis benar-benar menyadari bahwa ia telah kalah, baik di langit maupun di bumi. Sekarang ia hanya ingin menghancurkan, "menyatakan perang" terhadap "orang-orang yang menaati Firman Allah dan berpegang pada kesaksian Yesus." Alasan Yohanes menyampaikan gambaran semacam ini adalah agar mereka terus bertahan sampai mati sebagai martir atau sampai akhir zaman. 

Seperti semua uraiannya yang lain mengenai Wahyu gambaran ini tidak dimaksudkan untuk menakut-nakuti orang Kristen. Gambaran ini memang menampilkan mereka sebagai karakter dalam peperangan akhirat yang sangat hebat, tetapi pada saat yang sama gambaran ini juga menunjukkan keterbatasan Iblis sendiri, belum lagi para malaikatnya, dan akhir hidupnya. Selanjutnya gambaran ini menunjukkan perlindungan Allah terhadap orang-orang kudusnya serta kemenangan akhir-Nya. Gambaran ini disampaikan untuk mendorong orang Kristen berdiri teguh, baik mereka yang hidup dalam perjuangan yang terus-menerus pada zaman Kristen maupun dalam perjuangan yang hebat pada akhir zaman. Naga mungkin sebuah fantasi, tetapi dalam hal ini fantasi itu nyata, meskipun tersembunyi dalam alam rohani. Perjuangan kita berat, namun hasilnya pasti bagi mereka yang tetap teguh dalam komitmen mereka kepada Kristus.

Disalin dari: 
Peter H Davids, Ucapan yang Sulit Dalam Perjanjian Baru, SAAT Malang, p. 333-338

sumber: www.sarapanpagi.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar