Piring Ceper Dan Segelas Teh Panas



Hari masih pagi, Suasana hening menyelimuti Paroki St. Thomas. Maklum masih jam 6 pagi, apalagi hari sabtu. Tetes-tetes embun masih tampak satu dua menggelayut di daun-daun pepohonan buah jambu yang dirawat rapi di pekarangan paroki.

Romo Chandra baru saja menutup pintu depan rumah pastoran. Seperti biasa beliau bersiap-siap jalan pagi, mengelilingi kompleks sekitar paroki. Baru beberapa meter dia melangkah, seorang pemuda berusia sekitar delapan belasan tahunan terhuyung-huyung menemuinya,"Maaf Romo, pagi-pagi sudah mengganggu Romo. Aku sedang menghadapi banyak persoalan. Bahkan tadi alam diriku tidak bisa tidur, kepalaku seperti mau pecah rasanya. Bolehkah aku berbincang-bincang sebentar dengan Romo?" celoteh pemuda itu

Romo Chandra tertegun sejenak. Lalu tersenyum, seraya mengangguk-anggukan kepalanya & sambil menepuk-nepuk pundak pemuda itu, ia berkata,"Boleh...boleh..yuk, kita berbincang sambil duduk dibangku itu!" Di tempat itu memang tersedia bangku panjang dan meja kecil yang berada tepat dibawah sebatang pohon belimbing yang rindang.

"Sebentar ya.... Romo masuk dulu ambil teh panas; lebih enak kita berbincang sambil minum teh hangat. Oh ya, siapa namamu?" "Dony....," jawab pemuda itu. Beberapa saat itu Romo Chandra keluar membawa satu teko teh dan 2 gelas yang diletakkan diatas sebuah piring ceper yang sekaligus berfungsi sebagai nampan. Kini mereka duduk dengan santai dibawah pohon belimbing yang sejuk & dihadapan teko teh panas itu. Sembari tersenyum ramah, Romo Chandra mempersilahkan Dony bicara.

Dony pun bercerita, atau tepatnya berkeluh kesah tentang kemalangan-kemalangan yang berturut-turut menimpa dirinya.Ia berkeluh, " Sementara pacarku memutuskan hubungan denganku, sudah tiba pula saatnya aku harus membayar sewa kost & biaya kuliah, sedangkan kiriman dari orangtuaku tersendat karena ibuku masuk rumah sakit."

Romo. Chandra menuangkan teh panas kedalam salah satu gelas dan memberikannya kepada Dony. "Minumlah dulu, Don". Dony menyambut gelas teh itu & menikmatinya. Namun, segera saja ia memuntahkannya kembali karena kepanasan. Sambil tetap tersenyum, Romo Chandra mengambil kembali gelas berisi teh panas itu dari tangan Dony & menuangkannya kedalam piring ceper. "sekarang....,minumlah," desak Romo. Chandra.

Setelah meniup-niup sebentar, Dony segera meniupnya dan ia merasa nyaman. Ia merasakan nikmatnya teh hangat melewati kerongkongannya.

Nah..., Don..., Romo. Chandra memulai kembali pembicaraannya," tadi itu cuma fenomina fisika, makin luas permukaan zat cair, makin cepatnya terjadi penguapan sehingga temperatur teh menurun dan kamu bisa meminumnya dengan tenang. Kita bisa menggunakan peristiwa yang baru saja terjadi itu sebagai refleksi kehidupan kita. 
Teh panas tadi ibarat masalah-masalahmu dan piring itu adalah hatimu. Semakin kamu melapangkan hatimu, semakin cepat dan mudah kamu mendinginkan persoalanmu dan semakin mudah pula kamu menyelesaikannya

Sahabatku, terkadang kita harus melapangkan dada dan hati kita untuk bisa menerima dan menyelesaikan masalah-masalah yang kita hadapi dalam hidup ini. tentunya dengan selalu bertekun didalam doa dan pengharapan dan mau menyerahkan seluruh pergumulan kita pada Tuhan.

Selain itu kita harus ingat firman Tuhan dalam 1 Korintus 10:13"Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." 

Dalam firman Tuhan tersebut sudah jelas sekali bahwa setiap persoalan yang terjadi dalam hidup kita pasti kita bisa menanggungnya bersama Tuhan dan ada jalan keluar yang Tuhan persiapkan untuk kita. Jangan kita berpikiran sempit saat melihat masalah, dan malah akhirnya kalah sama masalah tersebut. Coba lihatlah betapa berkuasanya Tuhan untuk menyelesaikan setiap permasalahan kita. Percayakan seluruhnya dalam tanganNya, Dengan begitu Puji Tuhan segala hal yang tak mungkin bagi manusia akan mungkin bagi Allah, karena Allah adalah Tuhan yang sanggup melakukan segala perkara yang besar, yang menurut pemikiran manusia sekalipun mustahil, tapi bagi Allah itu adalah mungkin, Amin


(Hidup dengan Iman)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar