Penemuan EBLA dan Hubungannya Dengan Alkitab



Istilah "Archaelogy" terdiri atas dua buah kata yang berasal dari bahasa Yunani: "Archairos" yang berarti "dahulu kala" dan "logos" yang berarti "perkataan, risalah atau pelajaran." Maka secara harafiah, terjemahan kata Arkhaelogi adalah ilmu purbakala, yang pada dasarnya mempelajari penemuan Silvias atau peradaban kuno.
Arkheologi merupakan suatu perkembangan yang baru di dalam ilmu pengetahuan, yang juga mempunyai arti dan jasa-jasa yang penting dalam  hal pengupasan Alkitab.
Di sini kita akan bersama-sama membahas suatu penemuan yang terbesar dan yang mengagumkan di bidang ilmu purbakala, yaitu penemuan EBLA, suatu kota terpendam dengan sivilas 45 abad yang lalu. Jasa penemuan ini hampir sama dengan penemuan "Dead Sea Scrolls" pada tahun 1946.


Penemuan

1. Pada tahun 1974-1976, 16500 tablet dan fragmen lembaran tanah liat telah ditemukan oleh ahli purbakala Italia yang bernama Paolo Matthiae.

2. Lokasi: Di kota kuno EBLA, yaitu di Tell Mardikh di Syria Utara.

3. Panggalian pertama dilakukan oleh Matthiae pada tahun 1965, tetapi ia tak sanggup mengartikan tulisan-tulisan kuno yang terdapat di atas tabel-tabel dan fragmen-fragmen. Kemudian seorang purbakala yang bernama Giovanni Petinato yang berhasi mengartikannya.



Kota Ebla

1. Terletak di daratan Syria Utara

a. Dengan populasi + 250.0000

b. 30.000 penduduk tinggal di dalam kota Ebla dan yang lain tinggal di kota-kota kecil dan dusun-dusun di sekitar Ebla.

c. Benteng Ebla setinggi 50 kaki, mempunyai banyak pintu gerbang yang besar. Di tengah-tengah keramaian kota, terdapat kuil dan istana.


Raja-Raja Ebla

a. Para raja Ebla tidak turun-temurun, tetapi dengan cara pemilihan.

b. Mereka harus diurapi sebelum nai takhta. Mereka dipercaya oleh rakyat sebgai pemimpin yang selalu mempersembahkan kebutuhan rakyatnya, khususnya kebutuhan-kebutuhan para janda, yatim-piatu, dan orang-orang miskin.

c. Menurut catatan yang ditemukan, raja Ebla yang pertama adalah EBRIUM, yang bertakhta + 2300 BC.

d. Para ahli telah membuktikan bahwa Ebrium adalah Eber (Kej 10:25), yaitu keturunan Nuh yang ke-4 (atau: great-great  grandson) dan adalah nenek moyang Abraham (great-great grandfather).

Nama-nama yang tercantum

a. Ab-ra-mu      (= Abraham)
b. E-sa-um       (= Esau)
c. Da-u-dm       (= Daud)
d. Sa-u-um       (= Saul), dan lain-lain

Kota-kota yang terantum

Damascus, Assur, Ur, Haleb, Goza, Yerusalem, Berytus, Elisahah, Kish, Sodom, Kanish, Byblos, Mari, Khmazi, dan lain-lain.

Perdagangan

Banyak fragmen yang menyatakan bahwa penduduk Ebla selalu melakukan perdagangan barang-brang logam, kayu da liat.

Bahasa

Bahasa yang dipakai disebut Eblaite, yang merupakan bahasa tertua di Kanaan. Bahasa ini mirip dengan Ibrani dan Urgarit. Diperikirakan bahwa orant Ebla juga  mengerti bahasa Ibrani dan ugrarit.

Kepercayaan

a. Menurut Pettinato, penduduk Ebla mengalami perkembangan dari Politeisme menjadi Henoteisme.

b. Ilah yang mereka sembah adalah Dagon, sama dengan ilah orang Filistin pada zaman Simson (Hak 16:23).

c. Dalam bahasa Ebla, "Ya-el" berarti Tuhan." Hal ini mirip dengan bahasa Ibrani: Yahweh (Yehovah) dan El (Allah).

Keruntuhan Ebla

Karena kebrutalan bangsa Naram-Sin, Ebla telah menjadi kota mati (1800 BC). Walaupun kemudian kota ini mulai bangun lagi, tetapi tak berselang lama, dan tidak dikenal di dalam sejarah.

Kesimpulan

1. Di antara 8000 perkataan Ibrani yang terdapat dalam Perjanjian Lama, terdapat 1700 perkataan yang hanya muncul satu kali dalam seluruh Alkitab. Maka arti kata-kata itu sukar dimengerti. Dengan penemuan Ebla, kita akan mengetahui latar belakang dan konteks kata kata tersebut. Dengan demikian, arti kata-kata itu akan lebih mudah dimengerti.

2. Setelah penemuan Ebla, kita memandang Alkitab bukan saja sebagai Firman Tuhan yang kekal, tetapi juga sebagai dokumen sejarah yang mempunyai latar belakang harfiah sebagai pendukungnya. ***

sumber:sabda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar