Judi Membawa Kehancuran Jiwa



Judi dapat dilakukan dalam berbagai cara. Cara-cara tertentu bisa nampak tak salah, bahkan sebagian keuntungannya kadang-kadang dipakai untuk tujuan baik. Namun demikian, Firman Allah menyatakan bahwa segala bentuk judi bertentangan dengan kehendak-Nya bagi seorang Kristen.

Pertama, judi dan taruhan adalah iman kepada nasib dan untung-untungan dan bukan pada pemeliharaan Allah. Kedua, seseorang yang berjudi mendapatkan keuntungan di atas kerugian orang lain. Jadi ia bertetangga dengan keserakahan dan pencurian. Ketiga, judi merangsang ketamakan. Ia mementingkan keinginan mendapat, lebih dari keinginan memberi, kepentingan diri, lebih dari pengorbanan diri, dan mengikis serat-serat moral suatu
masyarakat.

Alkitab menunjuk tiga cara untuk mendapat keuntungan materi. Pertama, kerja. "Jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan." (2Tes 3:10). Kedua, pengelolaan yang baik (lihat perumpamaan talenta di Lukas 19:1-17). Ketiga, pemberian atau warisan. "Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta untuk orang tuanya, melainkan orang tualah untuk anak-anaknya." (2Kor 12:14).

"Mengapa judi memiliki daya tarik, dapat dimengerti. Ada rangsangan kuat untuk mendapat sesuatu tanpa perjuangan. Jelas, justru disinilah letak kedosaannya. Judi dalam segala bentuk akhirnya adalah pencurian yang dibolehkan. Kartu-kartu dikocok, kupon-kupon tebakan diisi, dadu berputar, kemudian seseorang mengantongi milik orang lain. Alkitab berkata, "dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu." (Kej 3:19). Bukan "dengan menebak angka atau bermain kartu dan dadu, engkau akan memperoleh makananmu." Memang dalam kebanyakan judi kecil-kecilan tidak akan terjadi kerugian besar, tetapi prinsipnya tetap sama dengan judi besar. Yang lain, hanya jumlah uangnya."

Pengalaman seorang penjudi, sama dengan seorang pemabuk. Dia berkhayal seolah-olah dialah pengendali hidupnya, padahal sebenarnya dia sudah tak terkendali. Dia tidak merasa bermasalah, walaupun keluarganya berantakan. Akhirnya dia dikejar oleh timbunan hutang, bahkan sampai mencuri untuk menutupi kekalahannya.

Si penjudi mungkin berjanji untuk berhenti, tetapi jarang terlaksana kecuali terjadi suatu bencana yang memaksa dia berhadapan dengan kenyataan. Untuk sebagian besar orang, perjumpaan dengan Yesus Kristus merupakan satu-satunya jalan keluar dari kecanduan itu. Kemenangan dan kesembuhan sempurna, biasanya harus melalui proses. Banyak masalah emosi yang sama dengan yang dialami pemabuk, juga dialami penjudi. Sebab-sebab dasarnya harus diurus dalam terang Firman Allah. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar