Akhir Zaman Bukan Kapan, Tapi Apa?


Menyelidiki saat yang pasti akan kedatangan Tuhan, merupakan usaha sia-sia. Sebab firman Tuhan tegas memberitahukan tak seorang pun yang tahu. Bila masih ngotot, berarti telah memasuki area Allah. Sebaiknya, jangan tanyakan kapan melainkan apa?

SELALU MELESET
Prediksi Akhir Zaman berkumandang di sepanjang sejarah manusia. Beragam cara dan rumusan diupayakan untuk mengetahui Akhir Zaman. Pada 1987, di Korea Selatan, Nyonya Park, pimpinan sekte tersebut memastikan kedatangan Yesus yang kedua terjadi pada 1987. Namun, kenyataannya Yesus tidak datang juga. Akibatnya, 32 orang secara massal bunuh diri, termasuk seorang remaja berusia 17 tahun. Hingga waktu yang telah ditetapkan Tuhan Yesus tidak datang juga. Akhirnya, mereka memutuskan, bila Tuhan tidak jadi datang, merekalah yang datang kepada Tuhan.

Di Indonesia, Mangapin Sibuea memastikan kedatangan Tuhan Yesus pada 10 November 2003. Kurun waktu pukul 09.00 WIB—15.00 WIB, katanya Tuhan Yesus akan datang. Secara khusus, Dia menjemput umat-Nya yang berkumpul di Pondok Nabi Bale Endah, Bandung Selatan. Namun bagaimana kenyataannya? Tuhan Yesus tidak jadi mengangkat mereka. Menurut catatan Jawa Pos (11/11/’03) 285 orang pengikut Mangapin diangkut polisi. Karena itulah muncul guyonan, tidak jadi diangkat Tuhan, tapi diangkut polisi. Dalam sejarah, terlalu banyak catatan kelam mengenai prediksi kedatangan Tuhan. Semuanya meleset, tidak sedikit yang menjadi korban.

BUKAN HAL BARU
Prediksi Akhir Zaman bukanlah hal baru. Pada zaman Alkitab pun pernah terjadi. Rasul Paulus harus turun tangan meluruskan kesalahan fatal itu. Paulus menuliskan suratnya yang kedua kepada jemaat Tesalonika. Surat itu ditulis antara tahun 51 atau 52 Masehi. Kondisi jemaat Tesalonika adalah dalam penderitaan. Mereka teraniaya. Siapa pelakunya? Tidak jelas! Mungkin saja orang Yahudi. Ya, sebenarnya bukan pelakunya yang penting. Namun, fakta menunjukkan mereka dalam kungkungan penderitaan.

Kondisi seperti itu dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mereka mengatasnamakan Paulus untuk mengajarkan perihal Akhir Zaman. Secara terang-terangan ajaran itu mengatakan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali telah terjadi. Akibatnya, banyak jemaat yang gusar. Mereka bingung, terombang ambing, takut, dan sebagainya. Karena itulah Rasul Paulus menuliskan. “Tentang kedatangan Tuhan kita Yesus Kristus dan terhimpunnya kita dengan Dia kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu jangan lekas bingung dan gelisah, baik oleh ilham roh, maupun oleh pemberitaan atau surat yang dikatakan dari kami, seolah-olah hari Tuhan telah tiba” (2 Tes. 2:1-2).

Rupanya, pemahaman yang kurang mendalam dapat menggoncangkan iman. Apalagi ketika berada dalam penderitaan. Dengan cepat orang mengharapkan kedatangan Tuhan yang dapat melepaskan dari penderitaan itu.

PERINGATAN DINI
Volkhard Scheunemann dalam buku Apa Kata Alkitab tentang Akhir Zaman (YPPII, Malang), berdasarkan 2 Tesalonika 2:3, penulis menyatakan keadaan dunia saat itu. Keadaan pertama adalah murtad. Murtad artinya berpaling dari iman (bandingkan 1 Timotius 4:1-2). Dengan gampang orang menjual keselamatan yang telah ia peroleh. Keadaan kedua adalah hujat. Di luar dugaan, manusia berani menghujat Allah (bandingkan 2 Petrus 2:10). Keadaan lainnya adalah masalah kedurhakaan. Menurut catatan Matius, keadaan dunia sebelum air bah dan keadaan Sodom dan Gomora akan terulang pada Akhir Zaman. Kedurhakaan manusia akan memuncak dalam diri manusia durhaka, yakni antikris. Siapakah yang dimaksud dengan manusia durhaka ini? Dalam bahasa asli Alkitab, manusia durhaka ini diterjemahkan sebagai man of lawlessnes. Artinya, manusia tanpa hukum. Apa maksudnya? Manusia tanpa hukum berarti manusia yang berusaha melawan hukum Allah dan menggantikannya dengan suatu hukum yang baru. Hukum yang baru itu, tiada lain adalah hukum si manusia durhaka itu sendiri.

LANTAS...
Walaupun kita tidak perlu merisaukan bilamana Akhir Zaman akan datang. Namun bukan berarti kita tidak perlu berbuat apa-apa. Atau, hanya berdiam diri sembari menantikan datangnya Tuhan. Jemaat di Tesalonika ditegur keras oleh Paulus tatkala mereka tidak mau bekerja. Kala itu, ajaran lain memberitahukan agar tidak usah berkarya. Tidak usah bekerja. Paulus dengan sangat keras menegur mereka yang berlaku demikian.

JANGAN MAU DISESATKAN
Pada Akhir Zaman, penyesat-penyesat akan datang. Mereka akan mengajar dan menyesatkan banyak orang. Menyesatkan berarti menggiring pada jalur yang tidak seharusnya. Kalau jalannya menuju C, maka akan dibelokkan menuju tempat lain. Itulah yang dinamakan disesatkan. Mengenai hal ini, Paulus bersuara sangat tegas. “Janganlah kamu memberi dirimu disesatkan orang dengan cara yang bagaimanapun juga!...” (2 Tes. 2:3).

Sikap tidak mau disesatkan amat penting. Mengapa dikatakan penting? Sebab dengan bersikap seperti itu, seseorang tidak gampang digoyahkan. Tidak mudah diombang-ambingkan. Pendirian tidak mau digoyahkan merupakan jangkar bagi perjalanan iman. Bila iman kepada Kristus sudah tertancap kuat, apa pun yang terjadi seseorang tidak akan beranjak.

AJARAN
Rupa-rupa angin pengajaran berkembang demikian pesat. Berbagai pandangan bermunculan di mana-mana. Secara logika kelihatannya baik. Namun, yang baik itu belum tentu berasal dari Tuhan. Jemaat di Tesalonika pernah mengalami hal yang sama. Lalu, Paulus menasihati jemaat itu. “Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.” (2 Tes. 2:15).

Ajaran yang berasal dari sumber yang asli itu penting. Tiada sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara imani, selain yang berasal dari firman Tuhan. Alkitab adalah sumber pokok pengajaran Akhir Zaman. Tepatlah ketika Paulus berkata peganglah ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami. Dari Paulus sang hamba Tuhan, bukan dari yang lain.

Alkitab diilhamkan oleh Roh Kudus. Berarti, semua pengajaran yang dibangun di atas dasar yang lain, tidaklah tepat. Penelitian ilmiah yang berkaitan Akhir Zaman tidak dapat dijamin kebenarannya. Termasuk ketika suku Maya diteliti dan ditemukan kalendernya berakhir pada 2012. Kemudian akan muncul zaman yang baru. Lalu, sang peneliti menyimpulkan kiamat akan terjadi. Betapa pun akuratnya penelitian itu, tidak ada kewajiban bagi umat Tuhan untuk meyakininya sebagai suatu kebenaran.

IMPLIKASI
Akhir Zaman dalam arti kedatangan Kristus yang kedua pasti adanya. Kapankah itu terjadi? “Tak seorang pun yang tahu, termasuk Tuhan Yesus dan para malaikat,” jelas Injil Matius. Kalau ada yang berusaha menghitungnya dengan rumusan matematika yang cermat, sebenarnya ia telah memasuki area terlarang. Seorang Kristen taat dan mengerti firman, seharusnya menghindari area ini. Area yang hanya dimengerti oleh Bapa.

Sementara menantikan kedatangan- Nya, kita selalu dalam posisi waspada. Waspada artinya siaga, berhati-hati, atau berjaga-jaga. Firman-Nya mengatakan, “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas” (Mat. 7:15).

Bertekun mempelajari dan melakukan firman Tuhan adalah sikap lain yang tak boleh diabaikan. Firman Tuhan adalah otoritas tertinggi yang mampu menilai segala sesuatu. Hanya firman yang dapat menghakimi. Seperti diyakini Pemazmur, “firman-Mu pelita bagi kakiku, terang bagi jalanku” kiranya menjadi warna dominan perjalanan iman kita.

Sumber: Bahana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar