WAKTU TUHAN yang membuat langkah orang percaya menjadi berbeda

Sepak bola adalah permainan detik. Saham rata-rata bergerak setiap menit. Mode berubah dalam hitungan jam. Dalam dunia, di mana waktu dikonsumsi begitu cepat bagaikan serbuk kayu dalam bara api, maka menunggu waktu Tuhan akan sangat menyiksa.

Apa artinya harus menunggu waktu Tuhan? Menunggu waktu Tuhan bukanlah suatu hal yang pasif. Menunggu waktu Tuhan berarti tinggal diam dihadapan-Nya. Diam disini berarti terarah, memiliki arti dan pengharapan. Ketika kita menanti Tuhan, kita tinggal didalam keberadaan kita dan menanti perintah selanjutnya dari Tuhan. Raja Daud, menulis "Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu!Ya, nantikanlah Tuhan!" (Mazmur 27:14)

Kita harus menantikan Tuhan turun tangan dalam kehidupan kita agar Ia memberitahukan apa yang harus kita lakukan. Kita tidak menanti untuk mengharapkan sesuatu terjadi, melainkan kita menantikan pimpinan Tuhan yang jelas. Tuhan turun tangan bisa dalam bentuk yang berbeda-beda, kadang-kadang melalui FirmanNya, atau Tuhan merubah situasi atau menggunakan hikmat orang-orang disekitar kita untuk menyampaikan kebenaran kepada kita.

Jika Tuhan menjawab langsung semua permintaan kita dengan ya atau tidak, kita bisa bersukacita atau kita masih bisa mengharapkan alternatif lain. Tetapi, bila jawabannya adalah "TUNGGU" hal itu dapat menggoda kita untuk merasa frustasi dan mencoba jalan keluar yang ditawarkan oleh dunia. Ketika dalam penantian, ingat selalu akan janji-Nya:

"Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kau tempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju padamu". (Mazmur 32:8)

Tuhan memakai masa penantian untuk mempersiapkan kita. Seringkali Tuhan membiarkan kita menunggu, karena Ia tahu, ketika kita berada pada bagian tersulit dari suatu pergumulan, kita tergoda untuk lari. Tetapi jika proses untuk mencari kehendak-Nya itu memakan waktu yang lama, penuh arti dan penuh kenangan, kita akan tetap berada pada jalan Tuhan apapun yang akan terjadi. Tidak peduli sepanas apa api itu, seberapa dalamnya air atau seberapa tebal kabut itu jika kita mengikuti panggilan Tuhan, kita mampu bertahan.

Jika kita memutuskan untuk melakukan keinginan kita sendiri, berdasarkan waktu kita, maka bila nyala api mulai makin panas, bila air mulai meluap dan kabut menyelimuti, maka kita mulai bertanya-tanya, "Apakah keputusan yang saya ambil sudah benar? Apakah saya berada pada posisi yang tepat? Apakah ini hal yang benar yang saya lakukan?"

Bila kita memutuskan waktu kita sendiri maka kita menempatkan diri kita pada suatu posisi yg membahayakan. Setan dapat mudah menyerang dan membuat bingung seseorang yang tidak yakin akan keputusannya sendiri. Waktu Tuhanlah yg membuat langkah orang percaya menjadi berbeda. 

"Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu". (Amsal 3:6).

Tuhan memakai masa penantian untuk mempersiapkan situasi bagi kita. Apa yang kita kira adalah waktu yang tertunda, bagi Tuhan adalah waktu yg terbaik. Ketika seorang kuli bangunan membangun tembok, ia harus menunggu sampai semen kering, sebelum ia menumpukkan batu bata yang lain pada tembok itu. 

Jika ia menumpukkan terlampau banyak batu bata sebelum dasarnya kering, maka seluruh tembok akan mudah roboh. Hanya waktu yang dapat menjamin kekokohan sebuah tembok. Melangkah bersama Tuhan melalui Roh-Nya kan menentramkan hati kita dan memimpin kita kepada rasa tenang dan damai.

Ketika kita tetap dalam waktu kita sendiri, maka pengharapan kita hanyalah sebatas hasil yang dikerjakan dengan kekuatan kita sendiri. Bila kita sekarang sedang berjalan seiring dengan waktu Tuhan yang menurut dunia, teman-teman atau keluarga sangat lambat, percayalah, waktu Tuhan tetap waktu yang terbaik.

Menjadi taat adalah satu-satunya jalan menuju hidup. Meskipun kita tidak mengerti bagaimana Tuhan akan membuka jalannya, taatilah Dia dan Ia pasti buka jalan. Amin.~
 (NN)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar