Mengeluh Menghabiskan Energi

I Tesalonika 5:18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.


Ketika bangsa Israel keluar dari Mesir dan dibawa ke padang gurun menuju tanah perjanjian, hal pertama yang mereka lakukan adalah mengeluh. Mereka mengeluhkan kondisi kekurangan air, tidak ada daging dan mengingat betapa nyamannya di Mesir. Tuhan telah membebaskan mereka dari perbudakan, tapi mereka melupakan semua itu karena makan dan minum.

Menyelaraskan pandangan rohani kita dengan keadaan kita bukanlah hal yang mudah dan bisa terjadi secara alamiah. Hal ini butuh anugrah Tuhan dan kasih-Nya dimana kecenderungan hati kita sebagai manusia adalah mengeluh dan menggerutu tetang apa yang tidak kita dapatkan. Untuk mengubah kecenderungan tersebut menjadi sikap penuh syukur butuh banyak energi dan ketekunan. Kita perlu mengembangkan pola pikir dimana bisa melihat terus kepada kebaikan Tuhan dalam hidup kita.

Sikap hati penuh syukur seharusnya mendominasi kehidupan orang percaya. Rasa tidak tahu terima kasih asalnya dari si jahat. Setan akan selalu membisikkan di telinga kita hal-hal yang jahat sehingga membuat kita terus berpikir tentang apa yang Tuhan ambil dari hidup kita. Pada hal kenyataannya, ketika Tuhan mengambil sesuatu dari hidup kita hal tersebut untuk kebaikan kita. Tetapi setan, dia akan mencuri, membunuh dan membinasakan diri kita jika kita terus mendengar semua bisikannya.

Untuk itu Tuhan ingin kita terus memandang ke arah-Nya. Roma 8:32 menuliskan, “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?” Tuhan telah memberikan yang terbaik bagi kita, bagaimana bisa kita terus menerus mengeluh dan mencurigai Dia? Mari kita bersyukur buat kebaikan-Nya.

Keluhan hanya akan menghabiskan energi, tetapi mengucap syukur akan membangkitkan kekuatan dan iman.

Ruang Doa-FB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar