Kasih dan Nafsu


Walaupun memang dosa telah merusak akan kwalitas kasih di tengah-tengah manusia, tatapi sebagai mahluk yang memang secara alamiahnya butuh untuk hidup dengan bersosialisasi, maka mengasihi dan dikasihi adalah suatu hal yang sangat alamiah bagi setiap orang. Menyadari bahwa mengasihi dan dikasihi ini adalah merupakan kebutuhan yang ada pada setiap orang ini, iblis justru berusaha memembuat tidak setiap orang dapat mengalami kasih dengan baik. Ia berusaha menyamarkan kasih yang sejati itu dengan kasih yang palsu yang sebenarnya itu hanyalah hawa nafsu saja. Sebenarnya Alkitab memberikan perbedaan yang jelas di antara dua hal ini. Paling tidak, kita bisa melihat 7 perbedaan di antara kedua hal ini. Perbedaan pertama di antara kasih dan hawa nafsu ini adalah: Keinginan daging itu berubah-ubah, tetapi kasih adalah prinsip yang teguh! Bagi ABG, kasih adalah sebuah perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Tapi sebenarnya belum tentu itu adalah kasih. Benar, berbicara mengenai kasih, adalah berbicara mengenai perasaan.

Tetapi kasih bukanlah hanya mengenai perasaan saja. Kasih adalah suatu prinsip! Rasul Paulus mengatakan di dalam I Korintus 13:8 "Kasih tidak berkesudahan." Jadi kalau kasih adalah sesuatu yang bersifat permanen, ini berarti kasih bukanlah hanya tergantung pada perasaan saja! Kita mengasihi dengan hati, tapi lebih dari itu Alkitab mengajarkan bahwa kita juga mengasihi dengan kepala kita!

Perbedaan kedua di antara kasih dan hawa nafsu ini adalah: Hawa nafsu adalah buta, sedangkan kasih itu melihat! Orang katakan, dewa asmara itu menembakkan panah asmaranya tanpa melihat-lihat targetnya. Kalau tadi saya katakan, kasih itu melihat, lalu apa yang dilihat atau apa yang dipertimbangkan oleh kasih itu? Inilah perbedaan ketiga di antara kasih dan hawa nafsu.

Perbedaan ketiga di antara kasih dan hawa nafsu adalah: Keinginan daging dipengaruhi oleh tampilan luar, tetapi kasih memperhatikan hal-hal yang dari dalam. Kadang orang merasa bahwa ia mengasihi karena ia melihat bentuk badan si dia, atau melihat gaya penampilan si dia, atau juga melihat daya tarik seksualnya saja.

Tetapi kasih yang sejati itu justru lebih mengutamakan melihat pada pertimbangan kepribadian si dia, kebiasaan si dia, sikap si dia. Inilah ciri dari kasih yang sejati, karena sebagaimana di dalam I Samuel 16:7, dikatakan: "Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati."

Perbedaan keempat di antara kasih dan hawa nafsu adalah: Hawa nafsu adalah kasih sayang yang tidak terarah, tetapi kasih adalah sesuatu yang terarah dengan tepat. Ekspresi kasih bukanlah sesuatu yang dapat diobral kepada sembarang orang. Hal ini pernah ditunjukkan oleh Yusuf. Pada waktu Yusuf digoda untuk berkasih-kasihan wanita yang bukan istrinya, ia jelas menolaknya! Dalam Kejadian 39:9, dikatakan: "Bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa kepada Allah?" Ketika digoda untuk sex pra nikah, dengan tegas kasih mengatakan "tunggulah sampai kita menikah!" Ketika digoda untuk sex di luar nikah, dengan tegas kasih mengatakan "tidak, saya sudah menikah."

Selanjutnya, perbedaan kelima di antara kasih dan hawa nafsu adalah: Hawa nafsu berpusatkan pada diri sendiri, sedangkan kasih yang sejati adalah justru rela mengorbankan diri sendiri. Dengan jelas, rasul Paulus mengatakan dalam I Kor 13:4, "Kasih tidak mencari keuntungan diri sendiri."

Perbedaan ke enam di antara kasih dan hawa nafsu adalah: Hawa nafsu bekerja berdasarkan kesempatan/ kebetulan saja, sedangkan kasih berdasarkan tuntunan Ilahi! Dalam Kejadian 24:10-15 kita dapati bahwa Tuhanlah yang telah menuntun Rebekah dan Isak! Allah pulalah yang menuntun kita kita dalam mengasihi ini.

Setelah melihat 6 perbedaan di antara kasih dan hawa nafsu tadi, maka tidak heranlah bila kita juga bisa mendapati akan perbedaan sumber kasih dan sumber hawa nafsu tadi, sebagai perbedaan yang ketujuh. Perbedaan ketujuh di antara kasih dan hawa nafsu adalah: Hawa nafsu bersumber dari Iblis, sedangkan kasih yang sejati itu bersumberkan dari Allah. Di dalam I Yohanes 4:8 kita dapat membaca bahwa: "Tuhan adalah kasih."

Berdasarkan 7 perbedaan di antara kasih dan hawa nafsu tadi, Bagaimanakah kita bisa mengukur kasih dalam kehidupan kita? Dan bagaimanakah kita bisa meningkatkan kwalitas kasih dalam kehidupan kita?

Langkah pertama untuk meningkatkan kasih dalam kehidupan kita adalah: Kita sendiri haruslah terlebih dahulu mengalami kasih yang sejati itu langsung dari sumbernya yaitu Kasih Allah. Puncak dari manifestasi kasih Allah pada manusia terjadi pada kira-kira 2000 tahun yang lalu. Pada kamis malam itu, Yesus bertelut dan berdoa di taman Getsemani. Dalam Lukas 22:44 dikatakan: "Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa.

Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ketanah." Saat itu Setan membisikkan: Engkau akan dihianati, Petrus akan menyangkalmu, engkau akan diludahi, pergilah kembali ke surga. Tetapi saat itu Ia justru melihat saudara dan saya, sehingga Ia tetap akan pergi ke Kalvari. Benar-benar sebuah manifestasi dari kasih yang sejati itu. Inilah perwujutan kasih yang tidak ada bandingannya.

Langkah kedua untuk meningkatkan kasih dalam kehidupan kita adalah: Kita juga harus mengasihi sama seperti Yesus sudah mengasihi kita. Dalam Yohanes 15:12 Yesus memberikan perintahNya; "Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu." ***

1 komentar:

  1. Shalom bapak, ibu dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan. Apakah ada diantara bapak, ibu maupun saudara/i yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael dan V'ahavta? Kalimat pernyataan keesaan YHWH ( Adonai/ Hashem ) dan perintah untuk mengasihiNya yang dapat kita temukan dalam Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5 yang juga pernah dikutip oleh Yeshua/ ישוע/ Yesus di dalam Injil khususnya dalam Markus 12 : 29 - 31( juga di Matius 22 : 37 - 39 dan Lukas 10 : 27 ), sementara perintah untuk mengasihi sesama manusia dapat kita temukan dalam Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18. Mari kita pelajari cara membacanya satu-persatu seperti yang akan dijabarkan di bawah ini :

    Ulangan/ דברים/ Devarim 6 : 4 - 5, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃. וְאָ֣הַבְתָּ֔ אֵ֖ת יְהֹוָ֣ה אֱלֹהֶ֑יךָ בְּכׇל־לְבָבְךָ֥ וּבְכׇל־נַפְשְׁךָ֖ וּבְכׇל־מְאֹדֶֽךָ׃. "

    [ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " Shema Yisrael! YHWH [ Adonai ] Eloheinu, YHWH [ Adonai ] ekhad. V'ahavta e YHWH [ Adonai ] Eloheikha bekol levavkha uvkol nafshekha uvkol me'odekha ]

    Imamat/ ויקרא/ Vayikra 19 : 18, " וְאָֽהַבְתָּ֥ לְרֵעֲךָ֖ כָּמ֑וֹךָ. "

    [ Cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa Ibrani yang berlaku, " V'ahavta l'reakha kamokha " ]

    Untuk artinya dapat dilihat pada Alkitab LAI.

    Diucapkan juga kalimat berkat seperti ini setelah diucapkannya Shema

    " . בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד. "
    ( Barukh Shem kevod malkuto, le'olam va'ed, artinya Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selamanya )
    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜✍🏼🕯️❤️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🦁🦅🐂🐏🐑🐎🦌🐪🕊️🐍₪🇮🇱

    BalasHapus