BUAH DARI KETEKUNAN

Saat berangkat dari rumah pagi-pagi, saya melihat seekor siput di bawah pohon, merayap ke atas dengan perlahan. Sejenak saya memperhatikan.
"Kapan nyampainya, kalau dia merayap naik dengan begitu perlahan." begitu pikiran yang terbersit di benak saya. 
Ya, siput itu merayap dengan begitu perlahan. Mungkin semilimeter setiap langkah. Padahal pohon itu juga tidak mulus; penuh gurat kulit pohon yang pecah, ada benjolan bekas dahan patah, juga lekungan entah bekas apa. Namun, siput itu terus merayap, pelan tapi pasti, dan tak kenal lelah, apalagi putus asa.

Siangnya sesampai saya di rumah, saya melihat siput itu sudah berada di dahan atas. Untuk melihatnya, saya harus mendongakkan kepala. Sungguh sebuah pencapain yang luar biasa, mengingat begitu perlahannya siput tersebut merayap dan begitu banyaknya "tantangan" yang harus ia lalui. Itulah sebuah KETEKUNAN.

Sayangnya dalam lingkup pelayanan dan hidup beriman, ketekunan itu tampaknya sudah semakin langka, digantikan "mentalitas cepat bosan"; mudah menyerah, tidak tahan uji. Dalam pelayanan, sedikit saja mendapat kritikan terus ngambek; sedikit saja menghadapi masalah/kekecewaan terus ingin mundur. Dalam hidup beriman, sedikit saja dihantam kesulitan, terus mengomel/bersungut-sungut; protes kepada Tuhan; tidak mau lagi beribadah ke gereja. Akibatnya, kita pun jadi tidak maju-maju; iman kita tidak bertumbuh.

Oleh karena itu, marilah kita mendasari pelayanan dan hidup beriman kita dengan mata yang tertuju hanya kepada Tuhan. Sebab, Dialah sumber inspirasi dan teladan ketekunan yang terbaik. Dan hanya dengan demikian ketekunan kita dapat terus dibangkitkan, sehingga kita pun tidak akan cepat berputus asa atau menjadi lemah. BUAH KETEKUNAN ITU SELALU MANIS!!

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalamm iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa." (Ibrani 12:2-3).***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar