Potret Pemulung Tua



Waktu itu hujan turun gerimis, sementara seorang pemulung tua berdiri di gunungan sampah tanpa menghiraukan hujan yang makin lebat.

Matanya mengikuti jalannya mobil yang makin lama makin terlihat jelas, menuju keperkampungannya. Sementara di dalam mobil itu seorang pendeta memandangi keluar yang sejauh mata memandang hanya tumpukan sampah yang bias terlihat, dahinya mulai berkerut, seakan berkata dalam hati: "Disinikah saya akan merayakan Natal, Tuhan?"

Sesampainya disana, rombongan itu disambut dengan ramah dan langsung dibawa di salah satu tenda yang terlihat  dibuat dengan ala kadarnya, tapi tetap diusahakan agar nampak layak. Sembari mempersiapkan segalanya si pendeta itu bertanya kepada pemulung tua itu, tanyanya, "Pak sudah berapa lama disini?" Dari sinilah karya Tuhan mulai disaksikan:

Si pemulung tua mulai bercerita: "Kami sudah 7 tahun disini, dan sebulan lalu anak saya telah dipanggil oleh-Nya dan saya tidak mau menangisi karena yang diciptakan akan dipanggil olehNYa juga. Kami telah mencarinya tapi akhirnya saya menemukannya terkubur di gunungan sampah dalam keadaan tak bernyawa."

Dengan penasaran si pendeta kembali bertanya, "Sudah berapa lama bapak mengikut Yesus?" Si pemulung dengan tersenyum menjawab: "Baru 8 bulan pak pendeta..." Si pendeta pun terkejut, betapa tabah dan kuat bapak ini, kemudian dia bertanya lagi: "Kenapa bapak tidak ikut transmigrasi saja?". Jawabnya: "Pernah saya mendaftar, tapi syaratnya saya harus kembali ke agama saya dulu lagi, dan saya berkata pada orang pemerintah itu kalau saya tidak mau kehilangan dan menggantikan Yesus karena kekayaan, dan saya lebih baik tinggal disini dan tetap mempunyai Yesus."

Sejenak pendeta itu terdiam dan terharu ..... Si pendeta pun merasa bahwa Tuhan telah menegur dirinya melalui potret pemulung tua, dan dia bersyukur dan terharu. Inilah Maha karya Tuhan Yesus yang sangat berharga dalam hidupnya dan hidup kita, kuasa pemeliharaanNya tidak kenal batas dan status. ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar