Ekor dan Kepala

“ Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama, dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri “ ( I Korintus 3:8 )

Suatu kali, Ekor Ular dan Kepala Ular bertengkar. “ Hei, Kepala ! kenapa kamu yang selalu ada di depan dan aku hanya mengikutimu selalu dari belakang? Ini tak adil ! protes Ekor Ular. “ Aku punya mata, tentu saja aku yang memimpin untuk maju,”kata Kepala Ular.” Jika bukan karena gerakanku, bagaimana kamu bisa maju? Tanpa aku, kamu tidak bisa apa-apa, bentak Ekor Ular.” Aku bisa pergi kemanapun aku suka. Kamu tidak dapat berbuat apa-apa,”lanjut Kepala Ular.
Ekor Ular pun marah, ia melilitkan dirinya pada sebuah pohon dengan erat,”Ayo, sekarang bergeraklah jika kamu bisa, ujar Ekor Ular.

“ Aku akan bergerak tanpa peduli apa yang kamu lakukan,”kata Kepala Ular yang terus bergerak. Kepala Ular menarik dan terus berusaha berjalan dengan kekuatannya. Namun tetap tidak dapat bergerak sedikitpun. Akhirnya ia menyerah.” Baiklah kamu menang ! Kamu boleh memimpin untuk maju.” Sejak itu, Ekor Ular bergerak memimpin. Namun Ekor Ular tidak punya mata, akibatnya badan ular menabrak apapun sehingga badannya berdarah-darah. “ Baiklah Kepala, aku menyerah . kamu saja yang di depan. Ternyata, kita memang punya tugas sendiri.

Dalam buku “Temukan Sweet Spot Anda”, Max Lucado menulis, “ Jangan kuatir aka keahlian-keahlian yang tidak Anda miliki ! Jangan mengiginkan kekuatan-kekuatan yang di miliki oranga lain. Anda hanya perlu mengembangkan keunikan Anda. Dan lakukanlah itu untuk membuatperkara besar bagi Allah”

Mungkin ada kalanya kita iri pada rekan kerja kita, yang selalu keluar kantor dengan mobil, bertemu dengan klien yang menarik, dan mendapatkan hasil yang luar biasa, sedangkan kita hanya di belakang meja. Kadangkala kita juga seringkali iri dengan pelayanan dari rekan kita yang lain, yang senantiasa di berkati dalam pelayanannya, seringkali di tekan, di cemooh, dihina , bahkan sampai di cekal, ia toh tidak membalas semuanya itu, dan ia senantiasa melaksanakan pelayanannya itu dengan baik, tanpa sedikitpun membawa batu sandungan bagi orang lain.

Kita yang sebagai mata, ingin menjadi ekor, tangan, kaki, kepala. Namun apakah kemampuan kita memadai untuk melakukan semuanya itu?
Seringkali tidak. Jadi lakukan saja panggilan kita dengan sebaik-baiknya. Asal kita dapat mencetak prestasi di posisi kita saat ini baik dalam pekerjaan dan pelayanan kita.

Tuhan memberkati



FT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar