Gerhard Gschwandtber mengadakan
riset mengenai kekecewaan dan menemukan bahwa di Library Of Congress terdapat
1500 judul buku mengenai kesuksesan
sedangkan buku mengenai kekecewaan hanya 16 judul saja.
Ini mengherankan Gerhard karena
observasi menunjukkan bahwakekecewaan dan dukacita sesungguhnya merupakan
pengalaman paling akrab dengan manusia ketimbang kesuksesan dan kegembiraan.
Artinyadukacita lebih sering terjadi daripada sukacita. Kekecewaan lebih
banyak terjadi daripada kegembiraan. Lalu mengapa topik kekecewaan begitu
sedikit dibahas orang? Mengapa kesuksesan dan sukacita yang hanya sedikit
dirasakan orang atau dirasakan oleh sedikit orang saja mendapat perhatian
begitu banyak? Dan apakah kekecewaan itu sehingga ia dihindari orang sekuat
tenaga dan para sarjana pun kurang berminat membahasnya padahal dikatakan tadi
kekecewaan selalu datang terus
menerus? Saya ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan 3 tujuan.
Pertama, agar Anda para pembaca lebih mampu mengelola kekecewaan yang sering
menimpa Anda. Kedua, bagaimana menggunakan kekecewaan menjadi batu loncatan
menuju sukacita. Ketiga, agar Anda lebih mampu meningkatkan kualitas rasa
bahagia Anda di tengah-tengah dunia yang selalu merasa kecewa.
Pertama, kekecewaan itu perlu
dijelaskan dulu. Menurut kamus Webster, kekecewaan adalah perasaan pedih karena
menginginkan sesuatu namun tidak mendapatkannya. Mengharapkan sesuatu namun
tidak terkabul. Perhatikanlah daftar kekecewaan di bawah ini. Rasanya sangat dekat
dengan pengalaman kita dan orang-orang di sekitar kita bukan?
1. Anda menyekolahkan anak
habis-habisan sampai sarjana tetapi anak Anda tidak mampu menjadi orang kaya
yang bisa membantu keluarga besar Anda, maka Anda kecewa.
2. Anda mengawinkan anak, tetapi
ternyata menantu Anda tidak sebaik yang diharapkan, maka Anda kecewa lagi.
3. Anda berharap putri Anda
menikah dengan pria baik-baik dari keluarga kaya dan terhormat, tetapi putri
Anda memilih kawin lari dan melahirkan anak di luar nikah dengan laki-laki
brengsek, maka hati Anda sangat kecewa.
4. Anda menikah dengan baik-baik
di penghulu dan dirayakan dengan meriah pula, tetapi bertahun-tahun sudah lewat
namun Anda tidak mendapat anak juga, padahal tetangga Anda yang anaknya kawin
di luar nikah justru sudah punya dua anak yang lucu-lucu, maka Anda pun kecewa
juga.
5. Anda sudah berusaha keras
untuk setia pada suami, tetapi suami Anda tetap menyeleweng juga, sudah pasti
Anda kecewa.
6. Anda berharap Pak Bupati dan
Gubernur datang ke pesta pernikahan anak Anda tetapi sang pejabat tidak muncul,
maka Anda kecewa berat.
7. Anda menanam kopi di kebun,
tetapi ketika panen tiba harganya anjlok di pasar, lalu Anda juga kecewa.
8. Anda bekerja jujur, rajin, dan
sungguh-sungguh, tetapi sejawat Anda yang brengsek dan cuma pandai menjilat
yang naik pangkat, maka kemudian Anda juga kecewa.
9. Anda membuka toko dan puluhan
tahun bekerja dengan keras serta berhemat mati-matian sehingga toko Anda maju
dan menjadi besar, tetapi dalam sehari habis dijarah dan dibakar massa, pasti
Anda sangat kecewa.
10. Anda mengharapkan sang
kekasih hati membawa oleh-oleh pada malam minggu, tetapi dia datang dengan
tangan kosong dan terlambat lagi, hati Anda pun kecewa.
11. Anda mengharapkan pesta
keluarga Anda dihadiri oleh tokoh-tokoh penting, tetapi yang datang cuma
keroco-keroco, maka Anda juga kecewa lagi.
12. Anda mengharapkan sumbangan
besar dari seseorang yang Anda anggap cukup kaya tetapi sumbangannya ternyata
sedikit, maka Anda kecewa setengah mati.
13. Anda berharap pendeta Anda
dan isterinya berperilaku seperti nabi yang suci dan penuh kasih sayang, tetapi
mereka ternyata gila hormat dan gila duit, maka Anda kecewa berat.
14. Anda berharap dijamu dan
dihormati oleh seseorang yang berhutang budi pada Anda, tetapi sebaliknya dia
menghina Anda, maka Anda pun kecewa juga.
15. Anda melihat bahwa tetangga
Anda bertambah kaya sedangkan Anda tidak padahal jabatan suami Anda lebih
tinggi, ini pun mengakibatkan kekecewaan.
16. Anda berharap seseorang agar
jatuh melarat dan ditimpa penyakit namun nayatanya dia ber tambah makmur dan
sehat walafiat, Anda pun amat kecewa.
17. Anda sudah bekerja setengah
mati tetapi kerja keras Anda dihabiskan oleh tikus dan hama wereng, maka Anda
juga kecewa lagi.
18. Anda berharap boss mendukung
Anda, tetapi malah menjatuhkan Anda, maka Anda pun kecewa.
19. Anda sudah mendukung seorang
untuk menjadi pejabat dengan uang dan doa Anda, tetapi ketika sang pejabat
sudah duduk di kursinya dia melupakan Anda, maka Anda pun kecewa berat.
20. Anda berharap anak buah patuh
dan tunduk pada Anda, namun ternyata dia bisa melawan dan susah diatur, maka
Anda pun kecewa juga. Anda tentu bisa menambahkan daftar di atas seribu lagi.
Namun dengan daftar ini saja kita sudah mampu melihat bahwa sesungguhnya kekecewaan
memang lebih sering kita alami daripada sukacita.
Maka begitulah orang kecewa pada
Bupati, kecewa pada IMF, kecewa pada Amerika, kecewa pada Bank Dunia, kecewa pada orangtua, kecewa pada anak, kecewa pada menantu, kecewa pada tetangga, kecewa pada
matahari, kecewa pada hujan, kecewa pada POLISI, kecewa pada kakak, kecewa pada
adik, kecewa pada Pak Lurah, kecewa pada Pak Camat, kecewa pada kawan, kecewa
pada sahabat, kecewa pada isteri, kecewa pada suami, kecewa pada pendeta,
kecewa pada Partai Politik, dan seterusnya dan seterusnya. Bahkan orang bisa
sangat kecewa pada Tuhan.
sumber: jalanhidup.com