CEO Facebook, Mark Zuckerberg, kembali melontarkan komentar yang
kontroversial terkait layanan di jejaring sosial. Tahun lalu, ia menyebut
privasi tak lagi terlalu penting. Kali ini, ia mengusulkan dihapuskannya pembatasan
umur bagi pengguna Facebook. Artinya, bayi yang masih merah pun boleh membuat
akun di Facebook.
Sebagaimana diketahui, umur minimal pegguna Facebook adalah 13
tahun. Namun, dari sebuah penelitian yang dirilis beberapa waktu yang lalu,
terdapat 7,5 juta pengguna Facebook yang berada di bawah 13 tahun, umumnya 11
tahun. Tetapi, tentu hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk membuka keran
bagi mereka yang berada di bawah usia 13 tahun tersebut. Anak-anak tentu belum
bisa melindungi diri mereka dari berbagai hal yang menyangkut dunia orang
dewasa yang mampir ke halaman Facebook-nya.
Mark Zuckerberg menyatakan idenya tersebut dalam sebuah kesempatan
berpidato di California beberapa hari yang lalu. Menurutnya, ia memiliki
filosofi bahwa untuk pendidikan diperlukan waktu memulai yang sangat muda. Oleh
karena pembatasan itu membuat anak-anak di bawah usia 13 tahun tersebut belum
bisa memulai hal tersebut. Dengan membiarkan mereka menggunakan Facebook, kita
bisa melihat apa yang akan mereka kerjakan. Mark juga berjanji untuk membuat
anak-anak aman di Facebook.
Tentu saja ada yang janggal dari alasan Mark Zuckerberg ini.
Pertama, soal pendidikan. Tentu tidak bisa dianggap bahwa menggunakan Facebook
sedari anak-anak dianggap sebagai sebuah pendidikan. Mengapa? Sebab, Facebook
bukanlah ruang pendidikan. Facebook adalah media di mana lalu lintas informasi
melalui update status, foto, bahkan video sangat
tinggi. Sebagian besar dari informasi yang mengalir di Facebook ini adalah
konsumsi orang dewasa, bukan anak-anak.
Kedua, soal keamanan. Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi,
keamanan akun pengguna Facebook sangat rendah. Privasi pengguna di Facebook
sangat rendah, hampir-hampir tidak ada karena kebijakan privasi yang sangat
longgar yang disebabkan oleh ketentuan privasi Facebook yang berbelit dan
sangat panjang. Sebagian pengguna Facebook tentu sudah sangat akrab dengan spam, scam, dan berbagai URL yang mengarah
kepada konten dewasa. Tentu akan sangat membahayakan jika anak-anak dibiarkan
untuk melihat semua hal ini.
Masih terkait dengan soal keamanan, di Facebook tidak ada satu pun
jaminan yang mengatakan bahwa semua pengguna Facebook akan berlaku baik.
Artinya, terbuka sekali kemungkinan para penjahat, terutama predator anak-anak,
untuk bisa mencari mangsa dengan diperbolehkannya anak-anak membuat akun di
Facebook.
Ketiga, adanya peraturan yang melarang pengumpulan informasi dari
anak-anak di bawah usia 13 tahun, yaitu Children’s Online Privacy Protection
Act (COPPA), yang ditandatangani menjadi undang-undang pada 21 Oktober 1998 dan
dimodifikasi efektif pada 21 April 2000. Aturan ini berlaku untuk situs web
komersial dan layanan online yang diarahkan untuk anak di bawah 13
tahun yang mengumpulkan informasi pribadi dari anak-anak. COPPA melarang
tindakan tidak adil atau menipu atau praktik sehubungan dengan pengumpulan,
penggunaan, atau pengungkapan informasi pribadi dari dan tentang anak-anak di
internet.
Dengan tiga alasan di atas, cukup jelas bahwa ide penghapusan
batasan umur pengguna Facebook ini merupakan ide yang cukup gila dari Mark
Zuckerberg. Situs zdnet.com menyebut ide ini sebagai ide paling
buruk dari orang sekaliber Mark Zuckerberg. Meskipun Facebook telah cukup
berusaha memperbaiki keamanannya, hal ini bukanlah jaminan dan alasan untuk
melegalkan penghapusan batasan umur pengguna Facebook.
Terkait dengan anak-anak atau remaja yang berumur lebih dari 13
tahun pun, orangtua tetap diimbau untuk memerhatikan keterlibatan anak di dalam
Facebook. Hal ini karena, sekali lagi, Facebook menolong penggunanya untuk terkoneksi
dengan teman mereka yang online, tetapi belum
tentu semua yang online adalah teman dari pengguna. Untuk
memonitor keterlibatan anak di Facebook, orangtua disarankan untuk melakukan
langkah berikut ini.
1. Monitor akun Facebook anak
Orangtua harus terlibat dalam jalinan pertemanan anak. Ini penting
agar bisa mengetahui apa yang dilakukan anak di Facebook. Kalau tidak bisa,
misalnya untuk anak remaja SMA, awasilah mereka dari teman mereka. Hal ini
dilakukan oleh 18 persen orangtua dalam sebuah survei tentang pengguna Facebook
usia antara 13-17 tahun. Orangtua jangan berusaha membuat akun Facebook dengan
memalsukan umur anak. Kalau anak telah membuat akun Facebok tanpa
sepengetahuan, hapuslah akun tersebut atau mintalah Facebook untuk menghapusnya
dengan mengisi laporan "Report an Underage Child" yang disediakan
oleh Facebook.
2. Manfaatkan kontrol privasi
Sekitar satu dari lima pengguna dewasa aktif Facebook mengatakan,
mereka tidak menggunakan kontrol privasi yang disediakan Facebook. Hal ini
membuat mereka lebih rentan terhadap ancaman. Kontrol privasi Facebook tidak
dapat mencegah setiap pelanggaran, tetapi mereka cukup membantu dalam kadar
tertentu. Orangtua harus mengatur kontrol privasi anak terhadap apa saja yang
bisa dilihat oleh semua pengguna Facebook. Misalnya, foto siapa saja yang bisa
melihat dan siapa saja yang bisa mengirim pesan.
3. Matikan Instant Personalization
Facebook telah menambahkan beberapa situs ke fitur Instant
Personalization, yang secara otomatis akan memperoleh informasi mengenai
karakteristik pengguna Facebook. Saya sangat menyarankan fitur ini untuk
dimatikan agar profil pengguna Facebook tidak dimanfaatkan oleh pihak ketiga
untuk kepentingan iklan dan lainnya.
Bagi orangtua, penting untuk mengetahui aktivitas anak di Facebook
agar terhindar dari masalah yang timbul di kemudian hari, seperti penculikan
anak dan lainnya. Facebook memang bermanfaat, tetapi hanya pada batas-batas
tertentu. Akan lebih baik mencegah daripada tertimpa bencana.
sumber:kompasiana